All Chapters of Mendadak Jadi Ibu Untuk Teman Kecilku: Chapter 51 - Chapter 60
116 Chapters
Chapter 51. Sekelumit Dari Masa Lalu (Flashback 2)
"Kalau ikut Dav, gimana Nak, Han?" tanya Nyonya Sarah mencoba menawarkan. "Oh, Oke Tan. Tentu saja aku mau," sambut Handoko sambil tersenyum, "jika tidak memberatkan kamu tentunya, Dav." "Nggak kok, Han. Kita kan masih keluarga, nggak ada salahnya aku membantu, kan?" sahut David tulus. Saat itu Harry datang. "Har, sini Son!" panggil Mommy. Harry pun mendekat, ia tidak terlalu mengenali Elsa dan Handoko. "Son, kamu ingat nggak, teman kecil kamu saat di rumah nenek dulu." Mommy mencoba mengingatkan. Harry mengerutkan kening, mencoba mengingat. "Aku Elsa, Har," sahut wanita itu mengingatkan Harry. "Ouh! Elsa. Ya-ya, aku ingat," sahut Harry sambil tersenyum, "apa kabar? gimana kabar Tante Wid?" "Kabar baik, Har. Mama juga baik, beliau titip salam sama kamu." "Nah, Elsa ini menikah dengan Bro Han lho, Har." David memberitahu adiknya. "Wow! Congratz, aku ikut berbahagia untuk kalian berdua." Harry menyalami Handoko dan istrinya, Elsa. "Thanks Har," sahut Handoko dan Elsa bersamaan
Read more
Chapter 52. Duka Beruntun (flashback)
David panik, mobilnya tidak bisa dikendalikan. Rem tidak berfungsi bahkan roda kemudi pun tidak berfungsi dengan baik."Shit! apa-apaan ini?!" buncah David kelimpungan, keringat mengucur di wajahnya. Ia masih mencoba mengendalikan laju mobilnya. Namun pada sebuah persimpangan mobil itu tidak bisa lagi berhenti ....Dan dalam menit berikutnya terdengar suara benturan keras di ujung persimpangan yang tidak terlalu ramai itu, sebuah bus menghantam mobil David tanpa ampun, kepingan-kepingan tajam dari serpihan kaca berserakan kemana-mana.Suara dentuman keras itu mengejutkan orang-orang yang ada di sekitar, mereka bergegas memberikan pertolongan untuk mengeluarkan David.**Harry baru saja menyelesaikan soal-soal sesi pertama exam hari itu ketika ponselnya berderet, seseorang yang mengenalnya mengabarkan kecelakaan yang baru saja dialami David. Sontak pemuda itu terperangah, bagai disambar petir di siang bolong.Ia segera berlari menuju mobilnya di parkir dan langsung tancap gas ke lokasi
Read more
Chapter 53. Sabotase
"Hmm, apa kamu mencurigai sesuatu?" tanya Bobby menimpali permintaan Harry."Entahlah, Bob. Tapi aku kok nggak yakin kalau itu murni kecelakaan. Dav bukan anak kemaren sore yang baru belajar nyetir atau baru mengenal mobil. Dia bahkan lebih paham dari aku mengenai mobil." Keduanya terdiam."Dav juga tidak sedang dalam pengaruh alkohol atau mengantuk, karena waktu masih pagi. Selain itu dia juga selalu rutin merawat mobilnya, lebih resik dibanding aku.""Oke, aku sependapat denganmu." Bobby menyahut pada akhirnya, "apa ada yang kamu curigai?""Belum pasti, aku masih harus memeriksa semua berkas di sini," jawab Harry, "aku punya firasat semua berkaitan dengan pekerjaan, karena Dav hampir tidak ada urusan pribadi atau menyinggung orang lain.""Oke, aku akan memeriksa mobil Dav, untuk memastikan." Bobby berujar, ia pun bangkit hendak keluar ketika Harry mengingatkannya."Bob, apa pun yang kau temukan, entah itu sabotase atau apa, tolong rahasiakan, supaya si bajingan tidak kabur.""Oke, a
Read more
Chapter 54. Menguak Rahasia
Handoko meradang, ia baru saja mendapat informasi jika polisi akan menjemputnya."Ke mana, Mas?""Pokoknya harus pergi dari sini, cepat!" Elsa bergegas berkemas, keduanya segera meninggalkan appartment mereka. Mereka menuju tempat yang agak jauh dari pusat kota London. Wajah Elsa berubah muram, ia tak pernah menyangka akan seperti buronan begini."Kenapa muram begitu?" tanya Handoko."Mas, kenapa kita jadi buronan begini?" rengek Elsa, "atau kita pulang saja ke Indonesia, Mas?""Sudah kepalang tanggung," tepis Handoko, "ini semua gara-gara bocah itu, awas kamu Harry!"Sore harinya beberapa petugas datang, namun appartment mereka sudah kosong."Har, Handoko dan Elsa kabur." Bobby melaporkan."Pengecut!" Harry meanggapi dengan kesal."Oya, Har. Kamu harus siap-siap, polisi sudah menetapkan Handoko sebagai tersangka, khawatir dia menyerang kamu.""Oke, Bob, thanks sudah mengingatkan." Harry mulai meningkatkan kewaspadaannya, ia pun selalu mengecek kendaraannya dan sebuah pistol selalu t
Read more
Chapter 55. Sidang
Seorang perawat menghubungi Anna terjadi sesuatu pada Amelia, Anna dan Harry segera bergegas kembali ke rumah sakit. Setiba di rumah sakit, para dokter dan perawat sedang melakukan serangkaian pemeriksaan. Anna dan Harry menunggu sambil duduk di sofa, sambil memperhatikan tim dokter bekerja."Apa yang terjadi, Sus?" tanya Anna pada salah seorang perawat."Tadi Nona Amelia terbangun, memanggil papa dan mama, setelah itu kejang sebentar.""Ya Tuhan!" Anna terkejut spontan menatap Harry, "Mas ...""Sabar, An. Kita tunggu dokter dulu," jawab Harry tenang. Tidak berapa lama dokter pun melaporkan kepada Harry bahwa tidak terjadi serangan serius pada Amel, tingkat kesadarannya pun mengalami peningkatan.Anna dan Harry merasa lega, Anna segera mendekati gadis kecil kesayangannya itu."Sayang, maafin Mama ya, tadi mama lagi nemenin papa dinner. Oya sayang, mama dilamar sama papa, nih cincinnya, cantik udah di jari manis mama," bisik Anna ditelinga Amel, wajahnya tersipu manakala menceritakan h
Read more
Chapter 56. Akhirnya ... Nikah
Anna terdiam, ia tertunduk bingung dan merasa malu membicarakan pernikahan disaat kondisi Amelia yang masih belum ada kepastian. "Anna, ada apa?" tanya Harry sambil memegang tangan Anna, "coba ceritakan pelan-pelan." Anna menghela napas samar, "Tadi papa, mama dan nenek kemari, Mas." "Oya, kenapa nggak bilang, jadi aku bisa menemui mereka." "Nggak apa-apa, Mas. takut mengganggu kerja Mas aja," jawab Anna, "tapi ada yang nenek bicarakan dengan serius." "Maksudnya gimana, An?" "Nenek meminta kita untuk segera menikah ..." Anna menggantung kata-katanya manakala melihat Harry terdiam. "Aku juga sudah bilang sama nenek kalau kita akan menunggu Amelia bangun," ucap Anna tersendat-sendat, "tapi kata nenek hanya mencatatkan pernikahan saja, untuk pesta resepsinya nggak apa-apa nanti setelah Amelia bangun." Anna tertunduk, ia merasa sungkan dan merasa tidak pantas membicarakan itu disaat-saat sekarang. Namun ia terkejut, karena Harry tiba-tiba meraih dan menggenggam tangannya dengan er
Read more
Chapter 57. Pengantin Baru
Anna mulai membiasakan diri dengan kehidupan barunya, jika biasanya ia berpenampilan cuek, maka ia mulai menyesuaikan diri untuk berpenampilan layaknya seorang wanita dewasa. Jika biasanya ia tidur dan bangun sesuka hati, sekarang ia membiasakan diri bangun pagi-pagi, lalu menyiapkan segala keperluan suaminya. Hal itu justru berbanding terbalik dengan Harry. Biasanya lelaki itu sedikit sekali waktu tidurnya, ia benar-benar pria yang gila kerja. Namun semenjak menikah, ia lebih suka bermalas-malasan di tempat tidur. "Mas, bangun. Udah siang," bisik Anna membangunkan suaminya. Alih-alih bangun, Harry malah menarik istrinya ke tempat tidur. "Hmm... masih ngantuk honey ... bobo lagi yuk," ujar Harry sambil memeluk istrinya. "Eit, kok jadi pemalas gini. Kayaknya dulu ada yang bilang sama aku harus bangun pagi-pagi kalau nggak nanti rezekinya di patuk ayam." "Itu kan dulu love, dulu aku memang benci tidur. Sekarang mah bodo amat, kalo ayam mau patuk, patuk aja sana, jangan ganggu aku ti
Read more
Chapter 58. Amelia Siuman
"Ada apa, An?" tanya Harry bingung melihat perubahan wajah Anna."A-aku pernah bertemu wanita ini," jawab Anna sambil menatap foto wanita di figura itu."Ha?" Harry terkejut, "kamu yakin, An?" --menatap istrinya dengan heran-- Anna mengangguk."Di mana?""Di dalam mimpiku." Anna menjawab dengan mantap."Hmh, aku kira beneran," ujar Harry sambil menghela napas."Tapi itu seperti nyata, Mas," potong Anna, "sebelumnya aku belum pernah melihat wanita ini, tiba-tiba dia datang di depanku, bahkan aku masih ingat dengan jelas senyumnya.""Dia tersenyum sama kamu, An?""Hu'um, dia mengenakan gaun putih, sangat cantik meskipun wajahnya pucat." Anna menatap suaminya yang tiba-tiba terdiam."Siapa dia, Mas?" tanya Anna hati-hati."Dia adalah Anne, Anne Jordan.""Anne ... Istrinya David?" tanya Anna, Harry mengangguk. "Itu berarti ibu kandungnya Amelia, Mas?""Ya," angguk Harry, "mungkin dia ingin berterima kasih sama kamu An, makanya dia datang ke mimpi kamu.""Tapi dia masih hidup kan, Mas?""Y
Read more
Chapter 59. Pesta Pernikahan
Anna dan Harry saling bersitatap, Amelia nampak serius dengan permintaannya."Ya sayang, Amel mau apa?" tanya Anna sambil tersenyum."Benar sayang, katakan saja. Papa dan Mama akan berusaha penuhi apapun yang Amel minta." Harry menimpali sambil mengusap rambut Amelia."Hmm, Amel seneng banget karena sekarang Amel sudah punya orang tua yang lengkap, Amel ingin teman-teman yang lain ikut merasakan kebahagiaan Amel.""Maksudnya gimana, sayang?" tanya Harry lagi."Amel mau saat pesta pernikahan Papa dan Mama nanti kita mengundang teman-teman yang tidak punya orang tua, untuk sama-sama merayakan kebahagiaan kita.""Oh, papa paham. Ok kita akan undang anak-anak panti asuhan untuk hadir dan makan bersama, begitu kan, sayang?""Iya, Pa." Amelia mengangguk."Tidak hanya makan, kita juga akan memberikan bingkisan kepada mereka." Anna menimpali."Terima kasih Pa, Ma." Amelia tersenyum senang."Papa bangga, putri Papa mempunyai hati yang mulia," ujar Harry sambil mencium pipi putrinya.Harry sang
Read more
Chapter 60. Bersiap-siap
"Selamat ya sweety, yang nakal, yang bandel. Akhirnya nyerah juga nih, katanya nggak mau nikah.""Hehe, makasih Jid, ya iyalah masa mau jomblo terus," jawab Anna sambil tersenyum.'Duh siapa sebenarnya lelaki ini, kenapa Anna terlihat begitu dekat' Harry terdiam menyaksikan istrinya yang nampak sangat bahagia."Oya, Mas. Kenalkan ini Jidan, Kakak aku." Anna memperkenalkan laki-laki itu."Kakak?" tanya Harry tertegun."Iya, Mas. Kami satu ayah lain ibu. Jidan sejak kecil tinggal sama nenek, tapi sekarang tinggal di Singapura.""Selamat ya Bro, tolong jaga adiku yang nakal dan bandel ini. Awas dia suka manjat-manjat soalnya," seloroh lelaki yang bernama Jidan itu sambil terkekeh. Ia menyalami dan merangkul Harry."Apa sih, itu kan karena kamu yang ngajarin," elak Anna sambil melayangkan kepalan tangannya, yang langsung diblokir oleh Jidan."Helo Nyonya, kamu itu pakai gaun pengantin, masa mau main tonjok-tonjokan, hehehe.""Ufz, iya lupa." Anna tersipu sambil menggapit lengan suaminya,
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status