Semua Bab Menantu Sampah Pura-pura Bodoh: Bab 21 - Bab 30
133 Bab
Bab 21. Berkelahi
"Hai, apakah kamu melihat?" tanya Diana, dengan wajahnya yang terlihat khawatir.Wanita itu sedang sibuk menghubungi orang-orang, mencari tahu tentang keberadaan kekasih mudanya yang tidak berkabar sejak kemarin sore.Sayangnya, setiap orang yang ditelepon oleh wanita itu tidak ada yang tahu tentang keberadaan dan keadaan Surya."Aku tidak melihatnya. Mungkin sedang sibuk dengan pekerjaan, atau ...""Atau apa?" tanyanya cepat, tidak sabar untuk mendapatkan kabar."Emh ... apa kamu sudah cek ke rumahnya?" tanya orang di seberang sana, memastikan.Sayangnya, wanita itu mengeleng, yang tentunya tidak dilihat oleh lawan bicaranya. Dia sendiri tidak pernah mengetahui, di mana alamat rumah Surya dengan jelas.Diana mulai berpikir dengan usulan temannya barusan. Dia tidak pernah mengetahui keluarga dari pacar mudanya itu, jadi tidak mungkin dia mencari tahu lewat mereka.Satu-satunya cara adalah dengan melaporkannya kepada pihak kepolisian, agar didaftarkan dalam pencarian orang hilang."Ah,
Baca selengkapnya
Bab 22. Terpaksa Berkelahi
Perkelahian dimulai dengan pukulan pertama dari pria asing, yang dihindari dengan cekatan oleh Gilang. Gilang merespons dengan pukulan balasan ke arah perut pria tersebut, namun pria asing berhasil menghindar dengan mengelakkan tubuhnya ke samping."Hehh! Kau pikir kau cukup pintar? Hahaha ..." ejek Pria asing, saat berhasil menghindar."Ck, dasar tak berguna!" decih Gilang sama meremehkan pria asing itu."Brengsek!" maki Pria itu tidak terima.Keduanya kembali bergulat dalam upaya untuk mengendalikan satu sama lain.Pria asing mencoba menjatuhkan Gilang dengan meraih kakinya, sementara Gilang berusaha mempertahankan keseimbangan dan menghindari pergerakan tersebut.Ruangan rumah yang dihiasi oleh cahaya matahari sore melalui jendela, menciptakan bayang-bayang tajam di sepanjang lantai. Langkah-langkah kaki dengan pergerakan yang tidak teratur yang terhenti dan nafas berdebar memenuhi udara saat Gilang dan pria asing itu saling menatap dengan intensitas.Meja dan kursi tergeser, dan b
Baca selengkapnya
Bab 23. Malaikat Maut
Situasi menjadi semakin rumit ketika Saras tiba di rumah dan tanpa sengaja menyaksikan perkelahian yang sedang berlangsung antara Gilang dan pria asing itu. Namun, yang lebih mengejutkan baginya adalah melihat keadaan suaminya, Gilang, yang tampak begitu berbeda dari biasanya.'Ini benar, Mas Gilang?' tanyanya dalam hati."Ta-pi ... selama ini, dia ..."Saras, yang masih dalam keadaan kaget dan terkejut, melihat suaminya berdiri di depannya untuk jadi tameng. Kedua mata mereka bertemu secara sekilas, dan dalam pandangan itu, Saras merasakan bahwa Gilang benar-benar bertekad untuk melindunginya, bahkan dengan risiko pada dirinya sendiri."Pergi dari sini! Aku tidak akan mempermasalahkan lagi, jika kamu segera angkat kaki!" teriak Gilang memerintah."Hahaha ... dasar bodoh! Aku, tidak akan pernah mundur setiap melakukan tugas. Hahaha ..."Ketegangan di ruangan semakin meningkat, tetapi Gilang dengan tegas meminta pria asing tersebut dan mengeluarkan perintah tegas agar dia segera pergi.
Baca selengkapnya
Bab 24. Jasa Pembersih
Diana terkejut mendengar kata-kata polisi jaga dan mencoba merenung beberapa saat. Dia mulai mengingat kembali kejadian-kejadian sebelumnya yang mungkin berhubungan dengan situasi saat ini."Maaf, Bapak Polisi, saya tidak tahu apa-apa tentang ciri-ciri yang dilaporkan ibu-ibu muda sebelumnya. Saya hanya berada di sini untuk urusan pribadi," ujar Diana dengan nada sedikit terkejut, tapi juga ketusPolisi jaga mengangguk dan memandang Diana dengan seksama."Baiklah, Ibu. Maafkan saya jika saya terlalu khawatir, karena beberapa ciri-ciri yang Anda sebutkan sama. Kami sedang menginvestigasi beberapa insiden terkait penipuan di daerah ini, dan ada beberapa kesamaan dalam cerita yang kami terima."Diana merasa semakin penasaran dan khawatir, setelah mendapatkan penjelasan dari polisi tersebut."Penipuan? Apa hubungannya dengan saya?" tanyanya tidak suka.Polisi jaga menggelengkan kepala, mencoba untuk bersabar dalam menghadapi pelapor yang sedang emosi ini."Bukan berarti Ibu terlibat, tapi
Baca selengkapnya
Bab 25. Curiga
Tadi, dalam waktu yang tidak terlalu lama, deru mesin mobil terdengar semakin mendekat, dan pintu depan rumah Gilang pun terbuka lebar.Ryan, dengan langkah cepat, memasuki ruang tamu diikuti oleh beberapa anggota tim pembersih. Mereka mengenakan pakaian pelindung dan membawa peralatan yang lengkap untuk mengatasi situasi tersebut."Mas Gilang, ini tim pembersih. Mereka akan menangani semuanya dengan baik. Aku pastikan semuanya akan beres."Gilang mengangguk dengan ekspresi campur aduk, terkejut dengan apa yang terjadi padanya."Terima kasih, Ryan. Aku benar-benar berterima kasih atas bantuanmu."Tim Pembersih, siap bergerak untuk melakukan tugasnya. Membereskan apa saja yang perlu dibereskan, termasuk mayat Pria asing yang terbujur kaku di lantai."Jangan khawatir, kami akan membersihkan semua jejak dengan teliti. Anda berdua bisa pergi dulu dan kami akan mengurus sisanya."Setelah memberikan petunjuk singkat kepada tim pembersih, Ryan berbalik kepada Gilang yang masih cemas memandan
Baca selengkapnya
Bab 26. Malam Bergairah
"Semuanya akan segera selesai. Kami memastikan tidak ada jejak yang tertinggal. Ruang tamu seperti semula," kata Ketua Tim Pembersih menyakinkan Ryan, sambil tersenyum."Saya sangat menghargai kerja keras kalian. Terima kasih atas bantuannya," ucap Ryan menganggukkan kepalanya.Tim pembersih kembali bekerja dengan cekatan, memiliki profesionalisme yang luar biasa.Mereka semua mengenakan pakaian pelindung lengkap, bergerak dengan gesit dan hati-hati untuk membersihkan setiap jejak yang ada. Mayat orang asing yang sebelumnya tergeletak di lantai ruang tamu kini telah diatur dengan rapi, tampak seolah-olah tidak ada yang pernah terjadi."Mereka benar-benar profesional," gumam Ryan puas.Pria itu telah kembali ke rumah Diana, selesai mengantar Gilang dan Saras ke apartemen.Dia bertugas untuk mengawasi Tim Pembersih yang sedang bekerja.Tim Pembersih membersihkan darah dan bekas-bekas pertarungan dengan cermat, mengganti karpet, dan lainnya serta merapikan furnitur yang sempat rusak akib
Baca selengkapnya
Bab 27. Panas
Dalam keadaan mabuk, ruangan klub malam tampak berkabut dan kabur bagi Diana. Ia merasa dunia berputar dengan cepat, dan suara musik berpusat di telinganya.Di tengah kerumunan orang yang berdansa, sosok seorang pria pengunjung tampak seperti bayangan yang memudar."Sur-suryaa ..."Dengan langkah yang goyah, wanita itu mendekat ke arah pria yang dituju. Pandangannya terfokus pada sosok yang dikenalnya. Hatinya berdegup kencang dan perasaan campur aduk mulai menguasai pikiran. Ketika ia sudah berdiri di dekat pria itu, Diana tiba-tiba melepaskan emosinya dengan keras tanpa tahu kebenaran yang sesungguhnya."K-amu! K-amu benar-benar Surya, kan?! A-ku tahu k-amu punya istri, tapi mengapa k-amuuu membiarkan akuuu ... terluka seperti ini? A-ku benar-benar mencintaimu, Surya, dan k-amuuu ... justru menghilang begitu saja, heehh!"Diana dengan suara keras, justru berbicara dengan tidak jelas akibat mabuk dan ini terdengar seperti sedang menghakimi.Pria asing pengunjung bingung dan terkejut,
Baca selengkapnya
Bab 28. Boleh Cium
Diana bersama Pria asing itu menghabiskan waktu dengan berbicara tentang kenangan lama dan perasaan yang rumit.Pria asing terus memanfaatkan keadaan mabuk Diana untuk menjaga perhatiannya, sementara Diana semakin terperangkap dalam emosi dan perasaan rindunya.Pria Asing itu merangkul Diana erat, membisikan kata-kata rayuan memabukkan."Aku berjanji, sayang. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Kamu begitu berarti bagiku.""Aku benar-benar membutuhkanmu, Surya. Meskipun aku tahu ini salah, tapi rasanya begitu nyaman bersamamu. Berjanjilah, cintaku!"Wanita itu tertawa manja, menangkup kedua sisi wajah Pria asing tersebut.Mereka terus merayu dan menghibur satu sama lain, melewati malam yang panjang dan panas dengan suasana yang semakin terasa membingungkan.Pria asing berhasil menciptakan ilusi kebersamaan dan kedekatan dengan Diana, sementara Diana masih terjebak dalam perasaan campur aduk akibat rasa rindu dan kekecewaannya terhadap Surya!***Di rumah, Gilang dan Saras duduk
Baca selengkapnya
Bab 29. Masih Mencoba
"Mama belum pulang?" tanya pria itu, mengalihkan topik.Sepertinya ia tahu, jika sang istri masih dalam keadaan gugup ketika dihadapkan pada situasi mereka berdua sekarang."Hahh, mama?" sahut sang gadis dengan bertanya balik.Sepertinya, gadis itu baru saja tersadar jika mamanya belum pulang selarut ini."Iya, mama belum pulang.""Tapi, bukankah itu lebih baik?" tanya gadis tersebut, seakan-akan ...Tapi, bukankah itu memang membuat mereka lega? Setidaknya, sang mama tidak tahu apa-apa tentang kejadian yang membuat mereka berdua saling "terbuka" dengan sesuatu yang menjadi rahasia sang pria "bodoh" itu.Pria itu tersenyum gugup, merasa terkejut dan senang atas tanggapan tak terduga dari sang istri. Dengan perasaan campur aduk, dia meraih tangan istrinya.Sambil tersenyum malu-malu, pria itu berkata, "Maksudku, bolehkah aku menciummu, seperti seorang suami pada istrinya?"Istri pria itu tersenyum malu-malu juga, kemudian mengangguk perlahan."Tentu saja, kita bisa membuat malam ini ist
Baca selengkapnya
Bab 30. Cinta Bersatu
Gilang dan Saras kembali berciuman dengan panas. Tak mau melewatkan lampu hijau yang telah diberikan sang istri, pria itu mulai membuka satu per satu kancing kemeja kerja putih yang dikenakan istrinya.Bra berwarna ungu kehitaman yang seksi terpampang jelas di mata, membuat gairah pria itu semakin menggebu. Saat tangannya akan mencopot tali bra sang istri, tiba-tiba istrinya justru melepas ciuman kemudian mencegah tangannya sembari berkata, "Mas, a-ku malu ...""Sayang, kita kan sudah menjadi suami-istri. Tidak perlu malu lagi sayang. Nih, biar adil aku juga akan buka bajuku."Setelah mengatakannya, pria itu langsung melepas semua pakaiannya hingga telanjang bulat. Tongkat Sakti miliknya berdiri tegak bak tiang bendera upacara tujuh belasan.Hal ini membuat wajah sang istri memerah sambil menutup mata dengan kedua telapak tangannya. Walau begitu, sang istri terkadang mencuri pandang dengan beberapa kali membuka celah jarinya, penasaran dengan penampakan Tongkat Sakti sang suami."Aku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status