All Chapters of Terpaksa Nikah: Chapter 31 - Chapter 40
42 Chapters
Tragedi
Seperti dihantam bebatuan besar dari ketinggian, Leo merasa sakit luar biasa dan hatinya mencelos mendengar pernyataan itu. Apalagi Clarissa yang menyebut namanya dengan lantang tanpa embel-embel 'Om' seperti biasanya. Bahkan dari sorotan matanya ia tahu jika Clarissa ingin marah saat ini. "Jadi aku sengaja dibohongi daritadi karena uuntuk ini? Dan sekarang? Tiba-tiba ngumpulin banyak orang tanpa sepengetahuanku buat acara ini?" tanya Clarissa beruntun. Tentunya Leo merasa sungkan dan juga malu kepada semua orang yang saat ini menyaksikan mereka berdua dalam kondisi yang tak baik ini. Suasana yang seharusnya menjadi kebahagiaan dan dipenuhi keharuan atas lamaran yang terjadi, namun kini malah sebaliknya. Semua orang mendadak terdiam dan kompak saling melunturkan senyuman lebar di wajahnya masing-masing. Termasuk kedua orang tua Clarissa sendiri yang begitu sangat kecewa mengetahui putrinya bersikap demikian di depan banyak keluarga. "Maaf jika kamu merasa dibohongi, tapi sebenarnya
Read more
Bersalah
Tampilan Clarissa terlihat sangat kacau. Gaun yang tadinya cantik dan anggun pun menjadi berantakan dengan banyak noda darah di sana. Namun ia sama sekali tak peduli, justru yang menjadi beban pikirannya saat ini adalah kondisi Leo. Ia berharap jika tak akan ada hal buruk yang terjadi padanya. Saat Leo sedang ditangani oleh dokter, ia terduduk di kursi tunggu bersama dengan orang tua pria itu, lebih tepatnya bersama Rani di sana. Sedangkan keluarga yang lainnya sebagian mengurus administrasi dan juga dititah Rani untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi akibat tragedi ini di gedung hotel tadi. "Clarissa, kamu bisa pulang dulu ke rumah ya? Tante tahu kalau kamu shock, jadi sebaiknya kamu istirahat dulu di rumah. Dan kamu juga perlu mengganti pakaian kan? Karena gaunmu sudah banyak darah. Kamu jangan khawatir, nanti biar tante dan keluarga lainnya yang akan menunggu Leo di sini." Ucapan Rani sama sekali tak akan pernah disetujui olehnya. Bagaimana bisa ia bisa kembali pulang den
Read more
Takut kehilangan
Sekitar pukul 9 pagi Clarissa sudah bersiap-siap untuk segera pergi ke rumah sakit hari ini. Setelah mendapatkan kabar jika Leo sudah sadar sejak 1 jam yang lalu membuatnya bisa bernapas lega dan bersyukur. Karena inilah saat saat yang ia tunggu. Dengan begitu, rasa bersalahnya tak akan terus hinggap di hati sampai membuatnya stress dan kesulitan tidur seperti tadi malam. "Mama aku berangkat ke rumah sakit duluan ya?" "Loh, mama jjuga mau ikut. Tapi belum siap-siap, Ca." Sania yang masih sibuk berada di dapur itu jadi terdistraksi karena melihat Clarissa yang sudah berpamitan ingin pergi lebih dulu. "Mama jangan buru-buru. Nanti dateng ke rumah sakitnya pas sore atau malam aja nggak apa-apa kok. Barangkali papa juga pengen ikut." "Tapi kamu pergi sendirian nggak apa-apa?" "Nggak apa-apa kok, Ma. Aku bisa sendiri." "Ya udah kalau gitu, nanti mama nyusul sama papa kalau udah pulang dari kantor.""Iya, Ma. Jadi aku pergi duluan ya.""Eh tunggu, kamu belum makan. Sarapan dulu baru
Read more
Luka lama
"Maksud kamu Matthew?" Mendengar nama itu disebut, Clarissa terkejut bukan main. Pasalnya ia sama sekali tak pernah menceritakan tentang mantan kekasihnya itu terhadap Leo. Dan tentulah ia shock saat tahu bahwa Leo lebih dulu mengetahuinya. Jari-jemarinya pun sampai mencengkram kuat kain celananya tanpa sadar. "Om kenal Matthew?"Leo menggelengkan kepala pelan. Gadis itu merutuki diri karena sudah melayangkan pertanyaan bodoh, tentu saja pria itu tak mengenalnya karena memang mereka tak pernah bertemu sama sekali. Namun Clarissa hanya spontan bertanya karena saking penasaran dan kagetnya. "Saya tidak mengenalinya, selain tahu jika dia adalah mantan kekasihmu kan?" "Dan saya juga tahu kalau dia adalah penyebab kamu memiliki ketakutan saat petir datang. Karena semua trauma yang kamu alami itu berasal dari masa lalumu yang belum selesai," lanjut Leo kemudian. "Om tau darimana soal itu?" Clarissa masih mengejar jawaban yang masih ingin ia ketahuai kebenarannya. Sama sekali tak menggu
Read more
Berkorban
Meskipun Clarissa mengatakan yang sebenarnya jika ia sempat membasuh wajah dan mengakibatkan bibirnya pucat lantaran lipsticknya luntur itu pun, Leo masih kurang yakin dan berpikir jika ada hal lain yang sengaja ia tutupi. Namun ia sendiri tidak tahu hal apa itu. "Kamu hati-hati di jalan ya, Nak." "Iya, Tante." Leo pun tak bisa mencegahnya pergi dan terpaksa membiarkan Clarissa ingin meninggalkan ruang inapnya. Meski perasaannya sedikit tak enak karena memikirkan kondisi gadis itu juga tak membuat sang empu berubah pikiran. Sampai tak lama kemudian, Clarissa ambruk di lantai rumah sakit itu saat baru saja melangkah hendak keluar dari sana. Sontak saja hal tersebut membuat Rani dan juta Leo terkejut melihatnya. "Clarissa!" Rani pun bergegas menghampiri Clarissa yang sudah tak sadarkan diri itu untuk mendahului Leo yang nekat untuk mencabut selang infusnya dengan kasar karena terlalu buru-buru. Bahkan ia harus rela menahan rasa sakit yang luar biasa pada bagian perutnya yang belum
Read more
Kegigihan
Setelah bergelut dengan pikirannya sejak tadi, akhirnya Clarissa memberanikan diri lagi untuk datang ke ruangan Leo meski tahu hubungan di antara mereka semakin abu-abu dan tak jelas akan kemana arahnya. Untuk saat ini ia masih segan dan ingin membalas budi atas semua pengorbanan yang dilakukan pria itu akhir-akhir ini. Walau pun berulang kali ia menolak pernyataan dan juga ajakan menikah darinya, Clarissa tetap mencoba berdamai dengan keadaan dan berusaha keras untuk menerima semua kenyataan itu. "Clarissa?" Saat baru saja masuk ke dalam ruang inapnya, ia sudah disambut oleh banyak orang yang kebetulan sedang membesuk Leo di sana. Termasuk Kenan. "Tante." "Gimana kondisi kamu sekarang, Nak? Masih sakit?" tanya Rani khawatir dengan meneliti tubuh Clarissa dari atas rambut hingga ke ujung kakinya. "Sekarang udah baik-baik aja kok, Tan. Maaf karena udah banyak ngerepotin." Leo yang terbaring di atas ranjangnya itu merasa sangat lega saat tahu Clarissa sudah lebih baik sekarang, wa
Read more
Keputusan
Clarissa tertunduk beberapa waktu, tangannya merogoh ke dalam tas untuk mengambil sesuatu dari dalam sana. Dan ia membuka sebuah kotak beludru berwarna merah pekat itu guna mengambil cincin permata indah yang ia simpan sejak kemarin untuk disematkan sendiri pada jari manis di tangan kirinya. Tanpa kata apapun, ia mengangkat tangannya untuk ditunjukkan pada Leo yang sejak tadi sudah melihat perbuatannya itu. "Sa, itu-" "Iya, aku setuju. Ayo kita menikah," selat Clarissa dengan tegas dan yakin saat mengucapkan kalimatnya. Tentu saja Leo terkejut dengan sikap perempuan itu yang tiba-tiba. Padahal kemarin ia sudah menolak dengan percuma, namun sekarang malah sebaliknya dengan inisiatif sendiri sebelum Leo kembali beraksi. "Kamu serius? Kamu tidak bercanda kan?" tanya pria itu masih belum percaya. "Nggak. Bukannya dari awal aku emang setuju untuk menikah sama om? Dan ini bakal aku anggap sebagai cincin lamaran kita."Leo mulai menerbitkan senyuman manis di wajah pucatnya itu. Ia begit
Read more
Janji?
Clarissa jadi banyak perbedaan di mata Leo sejak perempuan itu menyatakan persetujuannya kemarin lusa untuk bisa menerima lamarannya. Iya, dia jadi lebih perhatian dan tak segan membantu apa saja yang dibutuhkan juga diinginkan oleh Leo saat berada di rumah sakit. Ia juga selalu rutin menjenguknya di sana setiap hari meskipun tak sampai menginap. Namun hal itu saja sudah membuat Leo senang karena sangat dipedulikan olehnya. Bahkan tanpa harus dipaksa atau dikode sama sekali, Clarissa sudah berinisiatif melakukan semua hal yang dulu selalu ia tolak mentah-mentah. Yaitu peduli dan selalu menanyakan bagaimana kabarnya terhadap Leo lebih dulu. "Besok aku ada interview pagi, jadi kalau belum sempet ke sini gak usah nyariin." "Interview? Kamu yakin?" "Kenapa tanyanya begitu? Ya yakin lah, aku pengen kerja. Pengen punya kesibukan dan hasilin uang sendiri.""Maksud saya yakin kamu interview? Atau mau langsung diterima jadi karyawan tetap? Biar saya yang atur semuanya untuk kamu." "Nggak
Read more
Keseriusan Leo
Clarissa tak tahu apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Leo sampai ia bisa berpikiran seperti itu. Padahal tak ada sekalipun niatnya untuk berpikir sejauh yang pria itu duga. Apalagi dengan calon adik iparnya sendiri. Ia tak serendah dan semudah itu. Bahkan sejak pertama kali pertemuan dan perkenalannya dengan William, Leo selalu over protect dan sinis setiap kali ia berbicara atau sekedar menyapanya saja waktu sang empu menjenguk Liam setelah mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu. Awalnya ia pikir Leo memang sifat yang mudah cemburu, namun semakin diperhatikan ternyata ada sesuatu yang sedang ditutupi olehnya, mungkin. "Kamu pulang aja kalau ngantuk. Istirahat di rumah, biar besok interview nya maksimal." Leo tahu jika Clarissa sudah sangat lelah karena sudah menemaninya di rumah sakit sejak tadi siang hingga menjelang malam seperti ini. Padahal pria itu sudah melarangnya untuk sering datang karena tak ingin membuatnya kerepotan dan kelelahan, namun Clarissa sendiri tetap bersike
Read more
Menjelang hari H
Setelah melewati serangkaian proses hukum yang berlaku, Hani dinyatakan bersalah. Dan ia mendapatkan sanksi berupa kurungan penjara sesuai kurun waktu yang sudah ditetapkan berdasarkan kesalahan yang diperbuat. Tentu saja Leo merasa puas dan juga lega karena perempuan itu mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya yang nyaris mencelakai Clarissa. Setidaknya dalam beberapa tahun ke depan hidupnya akan tenang karena tak ada lagi siapapun yang mengusik hidupnya dan juga Clarissa. "Kenapa lo tega banget biarin dia di penjara sih, Kak?" "Tega? Setelah perbuatan dia yang nyaris melukai Clarissa lo bilang gue tega? Harusnya gue yang tanya sama lo, kenapa lo selalu bela dia dari dulu, hah?" "Gue gak belain dia. Gue cuman kasihan, dari dulu dia selalu-""Selalu apa? Selalu pengen dapet perhatian dari lo kan? Udah lah, gue muak denger alasan apapun dari lo. Jangan bahas dia lagi di depan gue, karena gue gak peduli." William menghela napas berat. Leo memang susah sekali untuk memaafk
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status