บททั้งหมดของ Pengorbanan istri sang presdir tampan: บทที่ 11 - บทที่ 20

"Oh dia karyawan baru bagian marketing, apa kamu mengenalnya sayang?" sahut Mizan yang mulai menatap makanan yang sedang dihidangkan Zahra. "Entahlah aku lupa lagi tapi merasa kita pernah ketemu sebelumnya, sudahlah ayo makan siang dulu sebelum dingin makananya," ucap Zahra memberikan sendok kepada Mizan agar segera memakan makanannya. Keduanya pun mulai melahap makan siang mereka dengan saling bercerita tentang pagi ini dan memberitahu kegiatan mereka setelah makan siang hingga bertemu kembali nanti di rumah, satu jam berlalu Zahra pun memutuskan untuk kembali menuju butiknya karena di hubungi oleh asistennya bahwa ada yang ingin bertemu dengannya. "Mas aku harus pergi sekarang juga, barusan Asistenku mengirim pesan untuk aku segera datang ke butik, "ucap Zahra seraya merapihkan kembali kotak makanan yang dibawanya. "Baiklah, tapi ingat jangan terlalu capek iya, hati-hati juga pas bawa mobilnya. hubungi aku setelah sampai di butik nanti." "Saip komandan, kalau begitu apa pergi i

"Dari siapa ini iya? dari nomor yang tidak dikenal," ucap Zahra saat memperhatikan ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal, namun beberapa detik kemudian setelah membaca pesannya dengan seksama. Zahra tersenyum karena sudah tahu siapa yang mengirim pesan dari nomor tersebut. "Alhamdulilah akhirnya Sindy menerima tawaranku, semoga ini langkah awal yang baik untuk kedepannya," ucap Zahra lalu membalas pesan yang ternyata yang mengirim adalah Sindy. Setelah membalas pesan kini Zahra mulai berjibaku membuat makanan untuk sarapan dirinya dan sang Suami, sebuah semangat baru ia rasakan sekarang saat mendapat kabar baik di pagi ini. Dia begitu fokus dengan masakannya, hingga tidak begitu menyadari kedatangan Mizan disana. "Pagi sayang," sapa Mizan kini duduk di meja makan menuangkan air. "Pagi Mas," ucap Zahra balik menyapa tidak lupa seulas senyum dia berikan kepada sang Suami. "Hari ini aku tidak ambil lembur dan akan pulang lebih cepat," ucap Mizan memberitahu agenda hari in

"Aku sudah tidak sabar untuk masuk kesana dan ingin segera menghancurkan keluarga itu," ucap Mira dengan tatapan penuh ambisi, lalu dia pun beranjak keluar dari ruangan tersebut yang bisa disebut basecamp untuk bertemu dengan orang suruhannya. Mira akhirnya memilih untuk langsung pulang ke rumahnya, karena di kantor hanya sebentar untuk hari ini sama halnya dengan Mizan, seluruh karyawan berada di pusat badan amal yang biasa di selenggarakan perusahaan Mizan setiap tahunnya. Mereka berkumpul bersama untuk memberikan santunan dan membuat event bagi anak-anak yang kurang mampu mau pun yang tinggal di panti asuhan dan panti sosial serta bagi para lansia yang tinggal dipanti jompo. ***** "Jadi bagaimana apa kamu bersedia Ndy dengan tawaran saya?" tanya Zahra kepada Sindy mengenai dirinya meminta untuk tinggal dirumahnya sementara waktu. "Saya bersedia Bu, namun sampai rumah disana terjual iya. Saya sebenarnya sungkan untuk menerima tawaran dari Ibu," sahut Sindy merasa tidak enak, k

"Iya ampun bukan begitu sayang," Mizan menghela nafasnya. Mizan jadi serba salah, dia sebenarnya tidak berniat berbicara seperti itu. "Yaudah sih Mas, aku bilang nggak masalah dan nggak cemburu juga, lagian aku percaya kok kamu setia sama aku, walaupun mau selingkuh lebih baik Mas yang jujur biar dinikahin sekalian," sahut Zahra yang membereskan bekas makan mereka. "Takutnya kamu salah paham aja aku sayang," Mizan mencoba meluruskan apa yang dia maksud sebenarnya. "Aku nggak nuduh dan salah paham ya ampun Mas, aku cuma nanya doang kenapa jadi merembet kemana mana sih Mas," Zahra sedikit kesal menghela nafas karena merasa dia bertanya namun biasanya saja. "Aku takut aja nanti kamu salah paham sayang, jadi lebih baik cepat-cepat dikasih tahu," ucap Mizan yang tidak ingin sang Istri salah paham yang berakhir bertengkar dan mendiamkannya. Tanpa mereka berdua sadari sebelumnya, Mira telah memasang alat penyadap suara di balik meja kerja Mizan saat menyimpan amplop dan berkas tersebu

Sang Dokter pun kembali menceritakan hasil diagnosis awal yang di lakukannya tadi, terdapat sebuah trauma yang di alami oleh Mira yang sebelumnya sudah sembuh namun seiring waktu trauma tersebut datang kembali. mungkin karena mengalami kejadian yang sama, yang mengakibatkan trauma tersebut datang kembali."Dan kini harus mendapatkan perawatan khusus agar traumanya bisa benar-benar sembuh,"sahut sang Dokter menjelaskan sebaik mungkin."Lalu apa yang harus saya lakukan Dokter?" tanya Mizan.Dia tidak tahu sebelumnya mengenai kondisi Mira yang sebenarnya, karena itu urusan pribadi yang sebenarnya tidak harus dia ketahui. Namun jika sudah begini dia mau tidak mau setidaknya membantu penyembuhan Mira, bagaimana pun hal yang terjadi kepadanya karena untuk menolongnya."Iya sebisa mungkin harus selalu di dampingi agar traumanya tidak kembali, jangan sampai dia sendirian harus lebih banyak di ajak bicara. sebisa mungkin hindari yang membuat traumanya kembali itu akan memperlambat proses pemuli