Pengorbanan istri sang presdir tampan

Pengorbanan istri sang presdir tampan

last updateLast Updated : 2023-10-03
By:  shart96Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
53 ratings. 53 reviews
32Chapters
1.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

menjadi wanita yang berstatus sebagai istri prsedir tidaklah mudah, ditambah memiliki sebuah penyakit dan yang lebih parah adanya sebuah penghianatan di dalam rumah tangga mereka.

View More

Chapter 1

BAB - 01 Sebuah Permintaan

Di sebuah Mansion terlihat seorang wanita sedang mencari seseorang sedari tadi, mencarinya ke setiap sudut tempat namun tidak kunjung bertemu dengan orang yang dicarinya. 

"Mbak apa kamu melihat mas Mizan kemana?" tanya wanita tersebut kepada salah satu asisten rumah tangga di mansion tersebut. 

"Kurang tahu bu saya belum bertemu dengan bapak, tapi kalau tidak salah saya melihat pak Mizan pergi menuju ruang kerjanya," sang asisten memberitahu seingatnya. 

"Tadi sudah dari ruangannya tapi tidak ada, mungkin tidak berpapasan," pikir wanita tersebut. 

"Iya sudah terima masih iya mbak, silahkan dilanjut lagi maaf sudah menganggu waktumu," wanita tersebut berjalan kembali ke sebuah ruangan yang di sebutkan tadi.  

Wanita tersebut kini melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan yang di maksud, dan ternyata benar sekarang orang yang sedang di carinya berada di dalam ruangan. 

"Mas tadi dari mana? aku cariin kok nggak ada," wanita tersebut menghampiri seorang pria yang ternyata ada di ruang kerjanya. 

"Aku habis dari luar, ada apa kau mencariku?" Tanya pria tersebut fokus dengan kerjaannya di dalam laptop. 

"Ada hal yang ingin aku katakan serius denganmu mas," 

"Saat ini sedang sibuk sekarang, kita bahas lagi nanti malam,"ucap Mizan dengan nada yang tidak ingin di bantah. 

Mendengar ucapan dari pria yang merupakan suaminya seperti itu, mau tidak mau wanita tersebut mengurungkan niatnya untuk memberitahu hal penting. 

"Baiklah, sepertinya sekarang mas masih sangat sibuk kita bahas nanti malam saja," 

"Iya Zahra hari ini ada pekerjaan yang harus diselesaikan sekarang juga, kita bahas nanti malam setelah pekerjaan saat ini selesai. agar aku lebih fokus mendengarkan apa yang ingin kamu sampaikan," ucap Mizan melembut tidak seperti tadi yang berikap dingin. 

"Iya sudah aku keluar sekarang agar tidak mengganggu pekerjaanmu, sebelumnya ingin dibuatkan kopi?" tawar Zahra karena biasanya sang suami selalu ditemani secangkir kopi saat bekerja. 

“Boleh, terima kasih sebelumnya,” Sahut Mizan kembali focus pada pekerjaannya. 

Setelah membuatkan kopi dan mengantarkannya ke ruang kerja Mizan, Zahra pun melangkahkan kakinya menuju kamar. 

Di dalam kamar Zahra termenung, sebelumnya Zahra pergi ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatannya, karena beberapa hari ini mengeluh sakit pada perut dan panggulnya. 

Pemeriksaan telah selesai, Zahra begitu terkejut dan tidak percaya dengan hasil pemeriksaan yang di jelaskan oleh Dokter. Sang dokter mendiagnosisnya memiliki penyakit kanker serviks stadium 4 dengan tahapan 4B yaitu kondisi saat kanker telah menyebar ke organ-organ yang lebih jauh, seperti paru-paru, kelenjar getah bening, hati, usus, atau tulang. 

Kini Zahra bingung entah apa yang harus dia lakukan sekarang, saat ini dia harus memikirkan terapi apa yang akan dijalaninya, hal ini sebenarnya yang ingin dibahasnya dengan sang suami, namun nyatanya sang suami saat ini sedang sibuk. 

“Semangat Zahra nanti malam kita diskusikan dengan Mizan,” Ucapnya menyemangati diri yang masih begitu terkejut, namun tidak memperlihatkannya kepada orang lain. 

Hari mulai sore, Zahra menyiapkan makan malam untuknya dan sang suami, meski di mansion yang ditinggali memiliki beberapa asisten, untuk memasak Zahra ingin melakukannya sendiri. Meski Mizan tidak mempermasalahkan bila asisten yang memasakan makanan. 

Zahra pun mulai menata makanan yang sudah di buatnya, dirasa sudah semua, kini dia menghampiri ruang kerja sang suami untuk mengajaknya makan malam, namun saat sudah sampai disana sang suami tidak ada di dalam. 

“Kemana lagi dia, apa pergi lagi keluar? Kenapa tidak memberitahuku,” Zahra kembali menutup pintu ruang kerja Mizan dan pergi ke kamar untuk mengambil ponselnya sekaligus untuk mengecek apa sang suami mengiriminya pesan saat dirinya sedang memasak, namun nyatanya tidak ada satu pun pesan maupun telepon masuk dari sang suami. 

Zahra pun mengirimi pesan untuk menanyakan keberadaan sang suami dan memberitahu bahwa dirinya telah selesai memasak dan menunggunya pulang. 

  

***** 

“Bagaimana apa semua sudah selesai sesuai kontrak?” tanya Mizan kepada clientnya. 

“iya pak Mizan seperti biasa selalu memuaskan, terima kasih iya dan maaf memintamu mempercepatnya karena besok saya harus terbang ke singapore dan baru balik menuju Indonesia bulan depan,"

“Syukurlah kalau menurut anda kinerja saya memuaskan, dan anda tidak perlu berterima kasih karena sudah menjadi tanggung jawab saya dan kebetulan saya mampu mengerjakannya sesuai permintaan,” 

“Iya anda sangat profesional sekali pak Mizan tidak sia-sia saya selalu bekerja sama dengan perusahaan anda,” 

“Terima kasih sudah mempercayaka setiap project bapak kepada perusahaan saya,” 

“Baiklah kalau begitu saya tidak bisa berlama-lama masih ada yang akan saya urus,” 

“Baik terima kasih kalau begitu semoga kita bisa berkerjasama kembali,” Ucap Mizan menjabat tangan client. 

Setelah urusan dengan client selesai Mizan kembali mengendarai mobilnya menuju Mansion, setelah melihat pesan dari sang istri yang menunggunya pulang. Dia lupa memberitahu sang istri saat dia pergi karena mendadak client memintanya untuk menyelesaikan pekerjaannya hari ini juga sehubungan dengan client yang harus pergi besok ke Singapura. 

Saat sampai Mizan melihat sang istri tertidur di meja makan, perlahan dia berjalan mendekati dan mencoba membangunkannya. 

“Oh…Mas sudah pulang,” Zahra tersentak saat seseorang tiba-tiba mengelus bahunya. 

“Iya aku baru pulang, maaf tidak membangunkanmu,” 

“Iya sudah mas sudah makan? Tapi ini makanannya sudah dingin, aku panaskan lagi iya sebentar,” Ucap Zahra hendak berdiri namun di tahan oleh Mizan. 

“Tidak apa-apa, tidak perlu di panaskan kita makan saja iya. aku sudah lapar,” Sahut Mizan yang menuntun kembali sang istri untuk duduk. 

Mendengar itu dengan cekatan Zahra menyiapkan nasi dan lauk pauk yang dimasaknya lalu memberikannya kepada Mizan. 

“Ini Mas habiskan iya,” 

“Baiklah akan aku habiskan,” 

Mereka berdua pun makan malah dengan khitmat hanya suara denting sendok dan garpu yang saling bersautan. 

“Oh iya tadi siang kamu ingin membicarakan sesuatu apa itu?” Tanya Mizan yang baru mengingat bahwa sang istri tadi siang mendatangi ruang kerjanya untuk membahas sesuatu yang penting, namun dirinya sedang sibuk saat itu. 

“Apa aku harus memberitahukannya sekarang? Tapi kenapa aku jadi ragu sekarang,” Ucap Zahra dalam hati, dia jadi ragu untuk  memberitahunya kepada sang suami sekarang. 

Setelah beberapa detik berpikir akhirnya Zahra membicarakan hal penting apa yang ingin dia sampaikan siang hari tadi. 

“Aku tadi dari Rumah Sakit Mas,” ucapnya menunduk belum bisa menatap kearah Mizan.

“Dari Rumah Sakit? kamu sakit apa?” pandangan kini penuh kepada sang istri yang sepenuhnya focus pada makanannya. 

“Iya beberapa hari ini aku merasakan sakit di bagian perut dan panggulku Mas, dan setelah melakukan pemeriksaan aku mengidap penyakit…” Zahra menggantung ucapannya untuk mengambil nafas sejenak. 

“Penyakit apa kata Dokter?” tanya Mizan penasaran dan khawatir terlihat dari raut wajahnya yang awalnya begitu dingin dan tegas kini berubah sendu. 

“Aku mengidap penyakit kanker serviks stadium empat Mas," Pada akhirnya Zahra menitikan air mata yang beberapa saat yang lalu dia tahan, 

“A…apa kanker serviks?  Sayang kamu bercandakan?” ucap Mizan dengan tatapan tidak percaya.

“Aku sedang tidak bercanda Mas,” Zahra memberikan surat hasil pemeriksaan kepada Mizan. 

Mizan pun menerima surat itu dan mulai membacanya dengan seksama. 

“Nggak mungkin…ini nggak bohongkan? kamu ngeprank Mas kan,” Mizan masih tidak percaya dengan kabar yang mengejutkan tersebut, baru saja dia ingin menyampaikan kabar baik bahwa kontrak kerjasama telah selesai dan ingin membawa sang istri pergi berlibur, namun dia mendapatkan kabar yang tidak pernah dia sangka sebelumnya. 

“Untuk apa aku bercanda mengenai penyakit seperti ini Mas,” sahut Zahra mencoba tetap tegar dihadapan sang suami.

“Tidak pasti ada kesalahan dalam surat ini, aku harus mengeceknya sekarang juga,” Dengan berapi-api Mizan bangkit dari kursinya hendak pergi dari mansion menuju rumah sakit dimana tadi Zahra melalkukan pemeriksaan. 

“Mas mau pergi kemana?” Zahra mencegal lengan Mizan yang hendak pergi secara tiba-tiba. 

“Aku akan pergi ke Rumah Sakit untuk mengecek surat ini pasti ada kesalahan,” sahut Mizan yang masih belum percaya dengan isi surat yang ada digenggamannya.

 Zahra mencoba menghentikan apa yang akan dilakukan suaminya tersebut. “Mas Zahra mohon jangan pergi.” 

“Tidak Zahra aku harus membuktikannya terlebih dahulu baru aku percaya,” Mizan melepaskan tangan Zahra 

“Mas sebelum kamu pergi, penuhi permintaanku,” Teriak Zahra yang melihat Mizan sudah menjauh dari ruang makan. 

“Permintaan apa maksudnya?” Mizan kembali menghampiri Zahra karena tidak mengerti apa yang baru saja di ucapkan sang istri. 

 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(53)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
53 ratings · 53 reviews
Write a review
user avatar
Auphi
Semoga Zahra tetap kuat menghadapi cobaan
2025-09-01 10:37:25
0
user avatar
Mayangnoura
ceritanya menguras emosi pembaca. bagus.
2025-08-20 00:18:08
0
user avatar
Ilastriasanim
semangat zara. kau wanita yg keren
2025-08-16 12:34:39
0
user avatar
Nikma
kasihan aku yakin akan ada balas dendam.
2025-08-16 12:11:44
0
user avatar
Mita Yoo
Zara strong woman. nice story, semangat author!
2025-08-16 11:21:55
0
user avatar
Sherly Monicamey
tegar banget si zara ini. Semoga aja happy end ya
2025-08-14 16:32:44
0
user avatar
Anggun_sari
kasih banget zara, udah sakit, harus rela berkorban demi kebahagiaan suaminya pula. semoga nanti happy ending
2025-08-11 00:09:17
0
user avatar
LilyAnnie
Semangat buat Zara, semangat juga buat authornya
2025-08-07 06:36:51
0
user avatar
KiraYume
Salut banget sama ketegaran si istri di cerita ini. Pengorbanannya buat suami presdir itu lho, dalem banget. Plotnya sukses bikin campur aduk antara sedih, marah, dan penasaran.
2025-08-06 22:34:56
0
user avatar
Henny Djayadi
Semangat Zahra, pasti ada bahagia di ujung cerita
2025-08-04 19:40:43
0
user avatar
Razi Maulidi
Pengorbanan yang besar ya kk. ...... semangat..
2025-07-30 19:16:32
0
default avatar
Vhera Nhanda Musa
Menguras Emosi dan Mental... Tapi selalu penasaran dengan kelanjutannya
2025-07-30 11:14:24
0
user avatar
Manila Z
Unik nih, lanjut kak
2025-07-27 12:20:19
0
default avatar
deVian
Siapin mental dan tissue buat baca cerita ini.. Semangat up kak
2025-07-26 09:32:21
0
user avatar
Strawberry
Semoga nanti happy ending biar ga nyesek yaa
2025-07-25 23:02:09
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
32 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status