All Chapters of Panglima Tempur Terbaik: Chapter 11 - Chapter 20
621 Chapters
11 Perintah dari Atasan
Di luar lift itu, Daniel melihat Gerry nampak melingkarkan tangannya ke bahu Wilona. Ternyata Gerry sedang mengambil foto selfie berdua dengan Wilona dan Gerry memanfaatkan situasi itu untuk memeluk Wilona.Daniel langsung maju ke depan dan mencengkram tangan Gerry yang sedang memeluk Wilona sehingga Gerry berteriak kesakitan.AARRRRGGGHHHGerry berteriak ke arah anggota militer yang ternyata mengenalnya dan anggota militer yang di lantai 7 ini tidak mengenal Thomas, Daniel maupun Juno.Karena itu, melihat Gary dicengkram tangannya oleh Daniel, mereka langsung mendekat ke arah Daniel dengan sikap mengancam."Hajar dia! Dia berani menggangguku," kata Gerry kepada anggota militer.Gerry memang dikenal oleh anggota militer khususnya di kota ini, karena Gary pernah membagi-bagikan sepeda motor untuk banyak anggota militer di kota Auburn ini.Itu karena Gerry mendapatkan proyek pembangunan markas militer di kota ini karena itulah dia banyak mengenal para prajurit di kota ini.Sementara par
Read more
12 Menyambut Jenderal Besar Raven
"Lalu bagaimana, jenderal?" bisik Thomas penasaran."Kalian lihat saja apa yang akan terjadi nanti. Sekarang kita ke belakang panggung. Aku yakin mereka sudah menyiapkan jubah dan topiku di sana. Aku ingin masuk sebagai diriku yang lain karena aku ingin mendekati Wilona sebagai diriku yang lain," pungkas Daniel.**Sementara itu di dalam ruangan tempat pertemuan, Wilona, Frans dan Vanda yang diikuti oleh Gary sudah mendapatkan sebuah meja sesuai undangan yang mereka dapatkan.Saat Wilona, Frans dan Vanda melihat sekeliling, mereka mereka melihat ada banyak sekali pengusaha-pengusaha kaya serta pejabat-pejabat terkenal di kota Auburn ini yang duduk mengelilingi meja-meja mereka masing-masing.Ada banyak orang yang antusias untuk bisa melihat atau berada di posisi yang dekat dengan Jenderal Besar Raven, jenderal besar kebanggaan negara ini.Acara ini akan dirangkaikan dengan acara penggalangan dana untuk panti asuhan, panti jompo dan juga kegiatan sosial di negara ini dan ada banyak dar
Read more
13 Mempermalukan si Pembohong
Terdengar suara mars perang yang dibawakan oleh beberapa drumband para prajurit militer yang berada di samping kiri panggung.Suara gegap gempita terdengar untuk mengiringi kehadiran seseorang yang sangat dihormati yang sedikit lagi akan naik ke atas panggung.Tirai besar di belakang panggung terbuka ini, memperlihatkan keadaan di dalam sana dan terlihatlah di dalam sana seseorang berjubah militer dengan memakai topeng militer dan hanya memperlihatkan kedua bola matanya kini mulai berjalan dengan gagah dari belakang panggung itu untuk menuju ke atas panggung."KITA SAMBUT JENDERAL BESAR RAVEN," teriak MC acara ini.Tepuk tangan semakin riuh terdengar, suara histeris dari banyak wanita semakin jelas terdengar dan yang berteriak histeris itu bukan hanya wanita muda tetapi juga wanita-wanita yang sudah berumur.Para wanita itu sangat mengidolakan Jenderal Besar Raven, sang pahlawan yang telah berhasil mengusir penjajah dari negeri mereka dan bahkan balik mengalahkan dan menguasai negara
Read more
14 Hukuman untuk Gary
Gerry yang melihat cibiran Wilona menjadi sangat malu pada Wilona.Karena itu dia berkata, "tapi, betul loh, jenderal besar. Aku cuma menggunakan nama jenderal sewajarnya dan tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif."Gary tidak mau malu di depan Wilona, karena itu , dia berusaha berbohong.Sebenarnya Jenderal Besar Raven ingin segera mengakhiri konfliknya dengan Gary, saat dia melihat Gary sempat berlutut di hadapannya. Tapi karena Gary kembali berusaha membela dirinya maka Jenderal Besar Raven menjadi sangat marah.Sebelum ini, Jenderal Besar Raven sudah mendapatkan bocoran tentang apa saja yang dilakukan Gary selama ini, yang kerap menggunakan nama sang jenderal untuk kepentingan diri sendiri dan untuk mendapatkan proyek-proyek di kesatuan militer kota ini.Gerry bisa saja selamat kalau saja dia tetap berlutut, minta maaf dan pergi dari ruangan ini, tetapi karena penyangkalan yang dilakukan Gary ini, membuat Jenderal Besar Raven menjadi marah.Jenderal Besar Raven memberikan seb
Read more
15 Gadis Kecil Penolong
Jenderal besar Raven mengangkat tangannya dan dengan wibawanya yang besar membuat semua wanita yang sedang berteriak-teriak itu langsung terdiam. "Begini, aku ingin menceritakan sebuah kisah di masa laluku. Saat itu aku masih kecil dan aku sempat berada dalam keadaan kelaparan berat dan itu terjadi di kota ini." Jenderal Besar Raven memulai ceritanya. Semua wanita terdiam dan menunggu cerita Jenderal Besar Raven selanjutnya. "Saat itu, aku berada di sebuah pasar. Ketika itu, banyak orang menolak untuk memberikan makanan kepadaku. Hingga tiba-tiba seorang gadis kecil memberikan aku makanan. Makanan yang memberiku kekuatan sehingga bisa menyambung hidupku yang saat itu sudah sekarat.""Karena itu, dalam kesempatan ini, aku ingin mencari jodohku. Aku ingin mencari gadis kecil itu yang sekarang sudah menjadi dewasa. Aku ingin mencarinya dan ingin menikahinya. Karena itu, kalau gadis kecil itu ada di antara kalian, maka bersuaralah. Tapi kalau dia malu, maka aku akan mencarinya dengan m
Read more
16 Kertas Jawaban
Revan kecil berhasil menemukan rumah gadis yang memberikan makanan kepadanya itu, karena dia terus mengikuti mobil di mana gadis itu berada dengan cara duduk di belakang mobil itu.Jenderal Besar Raven teringat akan momen saat pertama kali Raven melihat rumah itu, saat dia berada di belakang bak mobil double pick up milik Frans yang dikemudikan oleh seorang sopir.Tapi karena Revan berdiri dengan penuh takjub melihat rumah besar itu sehingga sang supir menyadari kalau ada penumpang gelap di belakang mobilnya.Song sopir langsung menghentikan mobil, turun dari mobil dan menyuruh Raven kecil untuk turun dari mobil. Dia bahkan menampar pipi Raven saat Raven menuruni mobil.Frans langsung memarahi sang supir kemudian Frans melihat tubuh kecil kurus yang terlihat ketakutan setelah ditampar oleh sopir.Saat itu Frans bertanya mengapa Raven naik mobilnya dan menjadi penumpang gelap."Aku ingin bekerja, pak. Aku melihat bapak sangat baik, karena itu, aku ingin bekerja pada bapak. Aku bisa mel
Read more
17 Semoga Kamu bisa Menjawab dengan Benar
Setelah semua dari tujuh wanita itu menuliskan jawaban mereka, ternyata kali ini jawaban itu tidak dikumpulkan seperti pada tahapan pertama.Tapi MC acara meminta satu persatu dari para gadis ini untuk mulai menuliskan kata-kata mereka di kertas yang diberikan MC acara untuk mereka.Saat ini, MC acara sudah berada di depan wanita pertama. Dia memegang kertas jawaban wanita itu dan meminta wanita pertama untuk mulai menjawab.Wanita pertama itu menatap Jenderal Besar Raven penuh cinta dan dia berkata, "saat aku memberikan biskuit itu kepada sang jenderal besar waktu jenderal besar masih kecil, Jenderal Besar Raven nampak sangat berterima kasih dan terus mengucapkan terima kasih kepadaku karena dia mendapatkan makanan saat kelaparan. Begitulah.""Bagaimana, jenderal?" tanya MC acara."Salah." Itulah jawaban singkat dari Jenderal Besar Raven disertai isyarat kepada MC acara untuk mempersilahkan wanita yang baru saja menjawab itu untuk turun ke bawah.Wanita itu nampak protes keras. Dia t
Read more
18 Satu Jawaban Benar
Perlahan-lahan Wilona maju ke depan. Saat ini, jaraknya sudah tinggal dua langkah dari Jenderal Besar Raven.Setelah itu, Wilona berkata, "saat itu, aku tidak bisa melihat wajah anak itu karena pada saat itu wajah anak itu tertutup oleh lumpur."Jenderal Besar Raven tersenyum di balik topeng perangnya. Dia begitu tersanjung karena Wilona masih mengingat momen pertemuan dia pertama kali saat dia dan Wilona masih kecil.Saat ini, semua hadirin terdiam menunggu tanggapan dari sang jenderal besar karena sebelumnya sudah ada 6 wanita yang diturunkan paksa oleh sang jenderal besar karena mereka tidak bisa menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan oleh sang jenderal besar.Karena itu, semua hadirin sangat penasaran dengan tanggapan dari sang jenderal besar setelah jawaban diberikan oleh gadis ketujuh dari 7 gadis yang jauh benar di tahap pertama.Sebenarnya sebagian besar dari para wanita yang berada di ruangan ini, sama-sama menginginkan gadis ketujuh ini menjawab salah. Sehingga ada k
Read more
19 Dilamar sang Jenderal
Wilona menatap jenderal besar Raven. Dia tidak menyangka kalau dia akan dilamar seperti ini.Walaupun sama seperti gadis-gadis yang lainnya, Wilona juga menyimpan kekaguman yang sangat besar kepada Jenderal Besar Raven, mengagumi kepahlawanan jenderal besar yang berhasil mengalahkan bangsa penjajah namun bagaimanapun kekaguman tanpa rasa, belum cukup bagi Wilona untuk menerima lamaran tiba-tiba dari Jenderal Besar Raven ini.Padahal saat ini, ada banyak pasang mata para gadis dan juga bahkan istri yang bersuami yang menatap iri kepada Wilona, yang saat ini sedang dilamar oleh orang yang sangat mereka kagumi.Kalau lamaran dari jenderal besar ini diajukan kepada wanita-wanita yang lain di dalam ruangan ini maka tanpa berpikir panjang lagi, mereka pasti akan langsung mengiyakan lamaran itu.Karena itu, mereka hampir tidak percaya dengan apa yang terjadi pada saat ini, saat Wilona masih belum bereaksi akan lamaran sambil berlutut yang dilakukan oleh Jenderal Besar Raven ini.Wilona menga
Read more
20 Katakan Siapa Dia
Wilona kembali menatap ke arah wajah sang jenderal besar yang tertutup oleh topeng. Walaupun jarak sudah sedekat ini, tapi, dia cuma bisa menatap kedua mata sang jendral besar. Wilona masih terdiam. Dia seakan ingin memastikan akan janji sang jenderal besar sebelumnya kepadanya.Keraguan di hati Wilona itu bisa dilihat oleh sang jenderal besar, karena itu, Jenderal Besar Raven berkata, "percayalah padaku. Aku tidak akan mengapa-apakan dia. Aku baru akan menemuinya kalau aku mendengar dia menyia-nyiakan kamu dengan mengambil gadis lain untuk membuat kamu sakit hati."Wilona kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dia pasti tidak akan berbuat begitu padaku.""Kalau begitu, katakan siapa namanya. Bisikkan padaku."Wilona mengangguk. Posisi dia yang sekarang ini berada setengah meter di depan sang jenderal besar membuat dia tidak leluasa untuk berbisik.Karena itu, Wilona mencondongkan kepalanya ke depan dan berbisik, "namanya adalah ...""Siapa?" Harum tubuh Wilona kini menerpa hidung
Read more
PREV
123456
...
63
DMCA.com Protection Status