Semua Bab Belang si Janda Kembang: Bab 31 - Bab 40
42 Bab
Bab 31
Amy merasa lega karena semua urusan penyewaan ruko telah selesai, tahap selanjutnya dia akan membuat selebaran untuk membuka lowongan pekerjaan. Mereka membutuhkan beberapa orang yang bertugas sebagai pramusaji, lalu dua orang kasir, satu orang chef lain yang akan bergantian dengan Ade, juga beberapa orang asisten chef.Setelah membuat postingan lowongan pekerjaan, Amy menyandarkan kepala di sandaran sofa yang ada di kamar kos Ade.Suasana sunyi karena si tomboy masih di tempat kerja, iseng Amy lalu membuka email rahasia yang terkoneksi dengan ponsel baru nan dihadiahkannya kepada Tesla. Matanya membelalak, saat melihat beberapa foto selfy yang diambil dengan kamera ponsel Tesla dan secara otomatis tersimpan juga di file penyimpanan email. Kedua tangan Amy terkepal menahan geram, Tesla kembali berdusta kepadanya, lelaki itu tidak pergi ke Balikpapan seperti apa yang dikatakannya kepada Amy."Brengsek kamu, Tes!" Amy menggeram penuh amarah. "Kamu bilang pergi ke Balikpapan, ternyata ka
Baca selengkapnya
Bab 32
Dalam perjalanan pulang, Tesla mendapatkan pesan singkat dari nomor Yuni."Kenapa pulang gak pamit?" tanya wanita itu."Maaf, ada kerabat mama yang meninggal jadi aku buru-buru dan gak sempat kabari kamu, Sayang." Balas Tesla."Hem, aku turut berduka," tulis Yuni."Iya terima kasih," balas Tesla."Sebenarnya ada hal penting yang ingin aku tanyakan, lebih dari sekedar alasan kamu tidak pamit padaku," tulis Yuni lagi."Apa itu, Yank?" Tanya Tesla mesra."Nanti sajalah tunggu aku di Jakarta," balas Yuni.Pesan berbalas mereka berakhir karena Tesla sudah sampai di rumah, dia sempatkan diri untuk menghapus semua pesan dan riwayat panggilan ke nomor Yuni. Setelah itu barulah dia melangkah masuk ke dalam rumah, sampai di kamar dilihatnya Amy sudah terlelap. Dikecupnya kening sang istri, baru kemudian dia pergi mandi.Pagi hari saat terabangun dari tidur, Tesla mendapati Amy telah menyajikan sarapan untuk mereka. Sikap istrinya itu seperti biasa, Tesla pun memberikan kecupan mesra untuk Amy.
Baca selengkapnya
Bab 33.
Amy mencolek pinggang Ade seketika gadis tomboy itu terperanjat, cepat dia sambut tangan Yuda dan dengan gugup berucap kata “Hai, ma ... maaf, a ... aku harus melanjutkan pekerjaan."Tanpa menunggu persetujuan Amy dan Yuda, gadis itu melesat keluar dari ruangan. Amy heran dengan sikap Ade, semakin heran ketika Yuda tiba-tiba juga minta diri untuk pergi.Amy melepaskan kepergian duda tampan itu dengan seribu satu pertanyaan, yang memenuhi kepala "Ada apa dengan Yuda dan Ade?" Begitu pikirnya.Amy bertanya-tanya apakah keduanya sudah saling kenal?Mengapa Ade begitu terkejut melihat Yuda, dan Amy sempat menangkap rona keterkejutan yang juga tersirat di wajah Yuda ketika bertemu mata dengan Ade Irma.Acara pembukaan kafe benar-benar menyita semua konsentrasi Amy, dengan begini Tesla menjadi sangat leluasa menghabiskan waktu bersama Yuni."Mama berharap kalian segera menikah, kalau Yuni hamil mama akan sangat senang sekali." ujar Dialin saat mereka makan siang bersama.Yuni tersipu malu,
Baca selengkapnya
Bab 34
Setelah berdebat dengan Amy perkara dia ingin menikah lagi, Tesla menenangkan diri dengan pergi ke kampus tempatnya mengajar. Di sana dia bertemu Handoko—rekan sejawat, yang juga dianggapnya sebagai guru spiritual.Handoko pria muda berusia empat puluh tahunan, paham tentang agama dan praktisi poligami. Dia memiliki dua istri, dari keduanya Handoko mendapatkan empat orang anak. Istri keduanya seorang janda dengan satu anak, anak inilah yang kemarin menikah dan Tesla hadir di sana. Istri kedua Handoko adalah kerabat dekat orang tua Yuni, dari Handoko jugalah, Tesla mengenal Yuni."Aku bertengkar dengan Amy," Tesla mengadukan perdebatannya tadi kepada Handoko."Soal apa?" tanya Handoko tanpa maksud menyelidik."Soal menikah lagi, susah sekali ternyata untuk mendapatkan izin," keluhnya.Handoko tertawa, "Kamu tau hal apa yang ditakuti wanita ketika kita memutuskan untuk poligami?" Tesla menggeleng, "Yang pasti mereka tidak mau berbagi," jawabnya.Handoko ikut menggeleng, "Kamu salah, wa
Baca selengkapnya
Bab 35
"Haaaa!" Ade menghela napas panjang, bayangan kenangan silam kembali menggores perasaan. Dia teringat beberapa hari setelah malam itu, Een kembali menemuinya di halte sekolah saat jam pulang sekolah."Mbak sudah bicara dengan Yuda, sepertinya dia benar-benar kecewa dengan kamu. Dia berkata, kamu sekarang sudah besar dan tidak butuh dia lagi, karena itu lebih baik kalau dia menghindar. Lagi pula usia kalian terpaut jauh sekali, kamu bisa mencari cowok lain yang seumuran dengan kamu."Mendengar itu Ade tergugu menangis, dia tidak berpikir tentang cowok lain yang dia mau hanya Yuda seorang."Tolong bilang sama Abang, Mbak. Kapan pun waktunya, beri aku kesempatan untuk bertemu. Aku tidak akan memaksa Abang untuk bersamaku, kalau Abang tidak mau. Aku hanya ingin meminta maaf secara langsung kepadanya, itu saja." ujar Ade.Een mengangguk dan berjanji akan menyampaikan hal itu kepada Yuda. Semenjak hari itu, harapan Ade benar-benar hancur. Gadis cantik berambut panjang itu akhirnya memilih m
Baca selengkapnya
Bab 36
Yuda meneliti daftar menu yang tertulis, tidak ada makanan berat hanya cemilan dan minuman saja. "Air kelapa dua, satunya tidak usah pakai es dan beri perisa leci, yang satunya pakai es dan susu." Ujar Yuda menyebutkan pesanannya.Ade tersipuendemgar Yuda masih hapal dengan minuman kesukaannya, air kelapa muda tanpa es dan diberi perisa leci."Abang pikir kamu sudah lupa sama Abang, pas kemarin kita ketemu, ucap Yuda sambil tersenyum menatap Ade.Si tomboy menggeleng, "Kemarin aku cuma kaget saja, tidak menyangka akan bertemu Abang," jawabnya."Bumi ini memang kecil ya, De?" Gumam Yuda."Nggak blBang, bagiku bumi ini begitu besar hingga untuk bertemu Abang kembali aku harus menunggu belasan tahun," bantah Ade."Hahahaha bisa saja kamu, De," Yuda tergelak, ada perasaan tak enak di hatinya, "Aku egois ya?" tanya.Ade kembali menggeleng, "Tidak, Abang mungkin mempertahankan harga diri Abang sebagai lelaki dewasa, di hadapan gadis kecil yang tidak tau menghargai perasaan orang." Yuda m
Baca selengkapnya
Bab 37
Setelah mengakhiri panggilannya, Ade buru-buru meletakkan kembali ponsel Wulan pada tempatnya. Tampak gadis bertubuh tinggi semampai itu melangkah ringan menghampirinya."Kak, Teriyaki sauce chicken satu porsi." Wulan berkata sambil menyerahkan nota pemesanan kepada Ade "Oke," Jawab Ade santai, si tomboy segera berdiri dan melangkah ke arah dapur menuju meja kerjanya.Wulan mengikuti di belakang, saat Ade sibuk meracik bumbu di atas perapian, Wulan terus memandangi si tomboy dengan tatapan mesra. Ade tidak memperdulikan dia tetap fokus dengan pekerjaannya, selain itu benaknya juga dibebani sebuah pertanyaan, mengapa nomor teleponnya bisa berpindah ke ponsel Wulan?"Woi biasa aja ngeliatnya!" Sorak Dona—asisten Ade, sambil mengibaskan tangannya yang basah ke muka Wulan. Dona baru saja mencuci tangannya, setelah selesai menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan Ade."Apaan sih rese Lo!" Wulan menggerutu, sambil menyeka wajahnya yang terkena percikan air dari tangan Dona.Ade mengabaikan k
Baca selengkapnya
Bab 38
Pagi hari selepas sarapan, Ade dan Amy pergi meninggalkan rumah. Ade mengantarkan Amy ke cafe, setelah itu dia pergi tapi bukan ke hotel karena hari ini jadwalnya dia libur. Si tomboy mendatangi kantor provider telepon seluler, untuk menonaktifkan nomor ponselnya yang dicuri oleh Wulan. "Mbak saya mau minta tolong nonaktifkan nomor ini," Ade menyodorkan selembar kertas, yang bertuliskan beberapa digit angka kepada petugas di ruang pelayanan pelanggan."Maaf Kak, ada KTP dan SIM-card dari nomor yang akan dinonaktifkan?" Tanya petugas cantik tersebut.Ade menyodorkan kartu identitas miliknya, "Sim-card nomornya hilang, Mbak, maka itu saya minta segera dinonaktifkan agar tidak disalah gunakan," Jelasnya."Baiklah, tunggu sebentar ya, Kak." Pinta si petugas, lalu ia pun sibuk dengan layar komputernya."Nomor sudah kami nonaktifkan, Kak. Kami pastikan nomor ini tidak akan digunakan sampai dengan 24 bulan kedepan, selanjutnya kemungkinan nomor ini akan kembali dijual sesuai aturan perusah
Baca selengkapnya
Bab 39
*Seminggu Kemudian*Semenjak pertemuan di warung Soto Betawi hari itu, Tesla menjadi lebih sering mengirimi Ade pesan singkat. Awalnya lelaki itu meminta maaf berulang-ulang soal tuduhannya kepada si tomboy, setelah itu Tesla lebih banyak menceritakan keluhannya tentang keinginan mamanya untuk segera menimang cucu."Sejujurnya, De. Aku sama sekali tidak berniat menikah lagi, aku ingin sehidup semati dengan Amy, ada atau tanpa anak di antara kami. Tapi mamaku, De. Aku kasihan dengan mamaku." Begitulah Tesla kerap mengeluh, dan entah bagaimana alam bawah sadar Ade bisa memaklumi kegalauan hati lelaki itu. "Kenapa kalian tidak mencoba program bayi tabung saja?" tanya Ade suatu hari menanggapi keluhan Tesla yang dikirim lewat pesan singkat."Percuma saja, De. Dokter sudah memvonis Amy mandul," balas Tesla.Ade pun terdiam dibuatnya, selama ini dia tidak pernah menanyakan perihal kesuburan Amy, selain merasa itu bukan wewenangnya, dia juga tidak mau menyinggung perasaan sahabatnya itu.Se
Baca selengkapnya
Bab 40
Setelah Ade menutup panggilan telepon untuk kedua kalinya, Amy hanya bisa tercengang sendiri sambil berpikir apa yang sebenarnya telah terjadi di cafe. Karyawan manakah yang dimaksud oleh si tomboy. Semalaman Amy jadi sulit tidur memikirkan hal itu, saat pagi menyapa wanita itu bergegas mendatangi AmyDecafe.Dia sangat penasaran, apa yang telah terjadi tadi malam di kafe? Mengapa Ade sampai murka, dan kepada siapa si tomboy itu melampiaskan kemarahannya? Beragam pertanyaan itu memenuhi pikiran Amy, selama dirinya berada dalam perjalanan menuju AmuDecafe."Dita tolong kamu datang lebih cepat ya, ada yang mau kakak lihat di rekaman Cctv." Tulis Amy pada pesan singkat yang dikirimkan kepada Dita.Tak lama Amy sampai Dita pun tiba, gadis itu segera membuka rekaman Cctv seperti yang diminta atasannya"Buka bagian kitchen antara pukul 9.00 sampai 10.00 malam" Perintah Amy, Dita menurut berdua mereka melihat kejadian yang terekam cctv semalam. Dari pukul 21.00 WIB sampai 21. 30 WIB, takada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status