Semua Bab Lahir Kembali Menjadi Undead: Bab 51 - Bab 60
120 Bab
Bab LI - Korban
“Dengar, kau sekarang sedang diculik. Oleh orang yang sangat kau benci itu. Paham?” Suara yang terus menggaung tanpa henti ini, memperingatkan Halbert mengenai kejadian yang sudah dialaminya saat ini. Tak tahu mengapa, Halbert merasa aneh saja. Suara yang entah itu siapa selalu saja didengarnya. Satu hal yang dapat dipastikan oleh Halbert, bahwa mungkin suara inilah yang membangkitkan jiwanya dan sekarang ia telah menjadi Undead. “Sebenarnya, apa rencanamu?” tanya Halbert.“Rencana? Apa maksudmu?”“Kau memberitahukan soal ini, pasti ada sesuatu bukan? Aku tidak mungkin salah, sebab kau yang telah membuatku bangkit kembali. Atau kau hanya tidak ingin kehilanganku yang sudah susah payah kau bangkitkan?”“Cukup, omong kosongmu. Aku hanya sungguh menyayangkan dirimu yang mudah sekali kalut begitu berhadapan dengan orang itu. Berbahagialah karena aku mau memberitahu situasi yang tidak kau ketahui sekarang.”“Cih, pada dasarnya kau hanya ingin tutup mulut. Percuma aku menanyakan apa alasa
Baca selengkapnya
Bab LII - Gaston Yang Berubah
“Berhenti bercanda, Gaston.”“Aku tidak bercanda. Aku serius. Aku serius mengatakannya, itulah maksud tujuan pertamaku.” “Apa?” Kedua pria itu yang saling memandang namun dengan rasa kebencian kuat yang melekat, tak ada satupun dari mereka yang berniat mengalah. Bahkan semenjak Gaston membawa Halbert kemari, pasti ada sesuatu yang tidak beres.“Tujuan pertama? Maksudmu ada yang ke-2? Hei! Gaston!” Alih-alih ingin menusuknya dengan senjata, tapi kenyataannya Halbert ingin percaya bahwa ada alasan besar dan kuat yang membuatnya menjadi seperti ini. Tetapi setiap perkataannya selalu terdengar ambigu. Aneh. “Apa ini? Aku merasa janggal? Benarkah dia Gaston yang kukenal? Membunuh orang, apakah itu memang keinginannya?” Setelah Gaston pergi begitu saja, Halbert yang merasa tak cukup puas dengan semua jawaban mantan rekannya tersebut pun lantas segera mengikutinya dari jauh. “Aku akan membongkar kedokmu. Sampai aku mengerti maksud tujuanmu yang tidak jelas itu.”Gaston yang dikenalnya
Baca selengkapnya
Bab LIII - Hutang Penjelasan
"Demi kedamaian, dan mencegah bencana yang akan datang." Itulah yang dikatakan oleh Gaston. Untuk sesaat entah mengapa ia percaya dengan omongannya. Namun di satu sisi ia pula merasa aneh. Merasa ada kejanggalan di suatu tempat yang tidak diketahuinya.“Keluarlah, kalian semua!”Setelah mendapatkan peringatan dari Halbert, sontak semuanya yang berniat untuk menyerang lantas menunjukkan diri di hadapan pria itu.“Ternyata benar, kalian ingin menyerangku? Tapi apa tujuannya?”“Titisan Valkyrie.” Salah satu dari mereka menyebutkan. “Maksudmu aku?”“Ya. Kami semua tahu termasuk Tuan Bruke bahwa kau adalah titisannya. Dengan nyawamu, kami bisa hidup abadi tanpa merasakan kematian ataupun menua,” ujar mereka menjelaskannya tanpa ragu. Salah satu dari mereka mulai menarik busur selagi mengatakan, “Kami membutuhkan orang seperti dirimu.”“Kau ingin membunuhku?”“Ya!” Anak panah telah melesat, namun Halbert dengan mudahnya ia menghindar selagi mengambil langkah maju ke arah mereka. Ahli pe
Baca selengkapnya
Bab LIV - Dua Kali
“Dasar tidak waras!!!” Amukan Halbert yang tak terkendali kebencian serta amarah yang terus meledak seiring waktu berjalan. Untuk yang kedua kalinya, dengan tangan Gaston sendiri, pria itu memenggal kepala Halbert tanpa berpikir panjang. Gaston telah melakukannya, bahkan ia pun menunjukkan ekspresi yang sama seperti saat itu. Mata yang lebar namun tatapan itu seakan sinis, mulut yang direnggangkan lebar, menyeringai seakan menikmati. Cipratan darah yang juga menghiasi tubuh, seakan ia baru saja jatuh ke dalam lumpur neraka. Sosok Gaston sungguh berbeda dari yang ia ketahui. “Padahal aku ingin bertanya, kenapa kau mengkhianati? Kenapa semua perkataanmu terdengar seperti kebohongan tapi malah aku berusaha untuk mempercayaimu?“ *** Beberapa saat sebelumnya. Sebelum orang-orang itu datang menyerang Halbert. Mereka semua berkumpul di satu tempat yang gelap, entah berapa di mana sebelumnya. Mereka bersama dengan Gaston, menundukkan kepala mereka pada sosok pria yang disebut Raja ol
Baca selengkapnya
Bab LV - Masa Tak Terlupakan
Masa kecil Gaston dan Halbert. Diketahui mereka saling kenal satu sama lain semenjak lahir ke dunia ini. Tidak satupun dari mereka yang mengetahui kedua orang tua masing-masing. Sekilas saja, keduanya dirawat selama 2 tahun oleh seorang wanita yang tidak waras. Beruntungnya Gaston dan Halbert tidak mengikut-ngikuti wanita itu sebagai orang yang tidak waras. Dan ajaibnya, mereka berpikir jauh lebih dewasa. Meski Halbert tak seberapa hebatnya memiliki pemikiran rumit seperti Gaston yang sering kali membaca buku. Tentunya buku itu di dapat dari kediaman bangsawan dahulu kala, yang sekarang tempat itu sudah berlumut. Kerajaan saat itu masih dibagi menjadi dua. Antara barat dan timur. Hanya karena perselisihan kecil, hingga mengakibatkannya seperti ini. Suatu hari, ketika mulai berusia sekitar 7 tahun. Peperangan telah terjadi kembali. Halbert diam mematung di daerah kumuh sembari memandang peperangan itu sampai akhir. Ketika salah satu pihak yakni musuh telah binasa, serta para kelom
Baca selengkapnya
Bab LVI - Kenaikan Takhta Eadric Di Masa Lampau
Tahun demi tahun telah berlalu begitu cepat. Semenjak hari itu, Eadric tak lagi berkunjung datang. Tampaknya ada kesibukan tertentu sehingga membuatnya tak bisa datang. Masa kanak-kanak telah berakhir, Halbert dan Gaston kini sudah beranjak remaja dengan usia 15 tahun. Menggunakan pakaian biasa, keduanya menyelinap masuk ke wilayah sana guna mengintip apa yang sedang terjadi di sana.Lantaran terdapat banyak calon prajurit berbaris di halaman terbuka, serta dengan sosok Eadric yang mengatakan sepatah dua kata. “Hei, paman itu bukannya yang pernah kita temui ya?”“Iya, kita bertemu dengannya. Tapi dia terlihat masih muda, jadi lebih baik panggil dia kakak saja.”“Eh, tapi kudengar dia adalah Putra Mahkota, orang yang akan jadi raja nantinya.”“Benarkah? Kalau begitu dia sudah berumur untuk menikah?” “Aku tidak tahu sampai situ. Tapi dia tidak pernah terlihat kalau dia memiliki kekasih.”“Hahaha, benar juga ya.” Di tengah pidato berkelanjutan, Eadric membuka mata lebar-lebar ke sud
Baca selengkapnya
Bab LVII - Awal Dan Akhir Keluarga Bruke
Naiknya tahta Eadric, sebagai Raja di Kerajaan bagian Barat membuat perubahan besar terhadap perselisihan perang. Namun, hal tersebut harus dilalui selama 5 tahun lamanya. Dalam 5 tahun kelompok Pedang Raja yang merupakan tangan kanan Raja langsung, dipimpin oleh Halbert. Banyak prestasi yang mereka dapatkan sehingga posisi mereka dijunjung tinggi. Lalu, dalam kesenjangan perang di mana musuh mulai terpukul mundur. Sesaat kedamaian berlangsung, terjadi sesuatu pada Gaston.[Selamat siang. Maaf menganggu waktu kesatria seperti Anda. Kami dari keluarga Bruke, ingin membicarakan sesuatu, bisakah Anda datang ke kediaman kami?]Surat singkat itu ditujukan untuk Gaston dari Marquis Bruke. Dari bangsawan yang memiliki posisi tak tergoyahkan. “Halbert! Aku akan pergi sebentar. Bisakah kau menunggu di perpustakaan?” tanya Gaston.“Apa? Kenapa? Apa yang ingin kau lakukan?”“Sepertinya ini semacam undangan makan malam atau apa.”“Eh, kau diundang sementara aku tidak? Menyebalkan.”“Jangan mer
Baca selengkapnya
Bab LVIII - Rencana Pemberontakan
Terjatuh dalam kesedihan yang mendalam, sengaja ia tak pernah memberitahukan kesedihannya itu pada temannya. Namun berita itu sudah tersebar dari mulut ke mulut. “Aku turut berduka atas kematian orang tuamu, Gaston.”“Tak apa. Kami baru akrab selama satu hari. Itu tidak membuatku sedih.”“Tapi kau ingin disayang oleh orang tua bukan? Mengingat kita berdua dari lahir tidak punya orang seperti itu.”“Bagaimana dengan kekuargamu?” tanyanya mengalihkan topik pembicaraan.“Keluargaku keluarga kesatria. Mereka semua adalah prajurit, itu kalau laki-laki. Tapi kalau yang perempuan seperti kakak perempuan atau ibuku, mereka bekerja sebagai Penyihir.”“Wah, sepertinya ramai sekali. Boleh aku ke sana?” “Boleh!” Perjanjian mereka akan bertemu di perpustakaan, tapi siapa sangka setelah mengalami kekelaman tersebut dalam keluarga Bruke, Gaston tidak sengaja mendapati sebuah buku asing.“Seingatku, tidak ada buku seperti ini kemarin. Buku apa ini?”Sampulnya tebal dan berwarna coklat kehitaman.
Baca selengkapnya
Bab LIX - Pikiran Yang Sama Namun Jalan Yang Berbeda
Perencanaan pengkhianatan sekaligus pemberontakan terhadap kerajaan. Benar, itu adalah hal yang akan dilakukan oleh Gaston bersama anggota Pedang Raja lainnya tanpa Halbert. Setelah merencanakannya matang-matang. Sesaat sebelum terlaksana, dirinya tetap berada di ruang bawah tanah tuk melanjutkan membaca buku sihir gelap. “Wah, sepertinya buku itu menarik. Terlihat dari sampulnya. Buku apa itu, Tuan Bruke?” tanya Diana. “Diana, kau bisa melihatnya?” “Iya. Jelas sekali,” jawabnya selagi duduk berdekatan dengan Gaston. Namun Gaston sengaja menggeser duduknya agar tak lagi berdekatan dengan wanita tersebut. Entah mengapa ia merasa risih, itulah mengapa ia memilih menghindar. “Kalau tidak ada urusan lagi, lebih baik sana pergi,” usir Gaston secara kasar. “Baik, baik. Duh, Tuan Bruke ini,” gumam Diana lantas pergi. Selembar demi selembar ia kembali membacanya. Hingga menemukan sebuah catatan tulisan seseorang yang terselip di antara dua halaman. [Jiwa yang besar mampu menopang seg
Baca selengkapnya
Bab LX - Pembuka Bagian 2
Ikatan yang melebihi seorang teman, saudara. Itulah sebutan yang terlintas dalam benak mereka begitu melihat Gaston dan Halbert bersama. Selalu saja terlihat mereka yang terus-menerus melebarkan senyum seakan kedamaian telah ada di depan mata mereka. Namun suatu insiden yang melibatkan sihir gelap membuat semuanya menjadi kacau. Walau itu tidak terlihat di depan mata, tetap saja terasa begitu jelas. Hari ketika ia sedang menjalankan rencana, membuat para anggota pedang Raja sebagai tumbal tuk memancing Raja Dunia Bawah, justru terjadi hal tak diinginkan. Pedang perak berlumur darah memantulkan wajah bengis, tertawa. Namun air mata mengalir seakan sedang menangis. Tidak. Ya, dia benar-benar sedang menangis akan kejadian hal ini. Darah yang terciprat itu milik Halbert, ketika tahu bahwa dirinya lah yang membunuh temannya sendiri, ia sangat syok hingga tak kuasa menahan kedua kaki sampai ia terjatuh di atas tanah. “Raja Dunia Bawah, apa ini perbuatanmu? Jadi selama ini aku merasa k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status