Semua Bab Gadis Nakal Milik CEO: Bab 51 - Bab 60
123 Bab
Bab 51. Resmi Berpacaran
"Om, mau mengajakku ke mana?" tanya Lolita menahan tarikan Edgar di tangannya."Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Hari ini aku tidak bekerja karena hari ini begitu spesial," balas Edgar mengulas senyumnya.Lolita bergeleng pelan. "Daripada jalan-jalan, aku lebih ingin pergi ke makam mommyku, Om. Aku sudah lama tak menjenguknya."Genggaman Edgar di tangan Lolita mengendur. Dia mengangguk sambil tersenyum lembut. "Baiklah. Jika itu keinginanmu. Aku akan mengantarkanmu, Lolita. Tapi, sebelumnya kita pergi ke toko bunga."Lolita balas mengangguk. "Aku akan bersiap-siap, Om. Om tunggu saja di ruang tamu. Aku tidak akan lama. Aku cuma perlu mengganti pakaianku dengan pakaian yang lebih hangat.""Baiklah." Edgar keluar dari kamar Lolita dengan menutup pintu pelan.Lolita membuka lemarinya lebar-lebar. Berkat Edgar, dia jadi memiliki banyak pilihan pakaian. Dia meraih jaket, dan celana panjang, lalu sweter dengan gambar hati di bagian tengahnya. Dia segera mengganti pakaiannya, tidak ingin E
Baca selengkapnya
Bab 52. Tidak Rela
Sepulangnya dari pantai dan setelah puas menikmati sunset. Lolita dan Edgar sekarang berendam di dalam bathtub. Edgar menyesap sampanye di gelasnya. Dia lalu meletakkannya kembali ke tepi bathtub."Rasanya apa enak, Om?" tanya Lolita penasaran terhadap sampanye yang Edgar minum.Edgar tersenyum kecil, mengambil lagi gelasnya, lalu menyodorkannya pada Lolita. "Kau mau mencobanya?" Lolita bergeleng cepat. "Kalau daddyku tahu aku minum sampanye. Dia bisa memarahiku.""Baiklah. Kalau kau tidak ingin mencobanya. Lagi pula kau juga masih di bawah umur," tukas Edgar menghabiskan sampanyenya dalam satu kali tegukan.Lolita mengangguk mengiyakan. Meski, sebenarnya dia ingin sekali mencoba sampanyenya sedikit. Tapi, apa boleh buat, sampanyenya sudah Edgar habiskan."Lolita …." panggil Edgar memainkan jarinya di atas punggung telanjang Lolita. "Iya, Om. Ada apa?" balas Lolita bertanya."Sebentar lagi perusahaanku akan melakukan liburan ke Hawaii. Aku harus ikut bersama Franklin sebagai penang
Baca selengkapnya
Bab 53. Ingin Memeluknya Terus
"Om …." Lolita mengguncang tubuh Edgar pelan. Pria itu tidur di kamarnya semalam dan terus memeluk tubuhnya erat. Bahkan saat sudah menjelang pagi, pria itu tidak melepaskan pelukannya sama sekali."Om, tidak kerja? Sekarang sudah jam enam pagi," ucap Lolita pelan. Dia ingin menatap Edgar yang ada di belakangnya, tapi dia kesulitan. Karena kepala Edgar tersuruk di punggungnya."Hmmm …." Bukannya bangun, Edgar justru mengeratkan pelukannya di tubuh Lolita."Sebentar saja. Biarkan aku memelukmu lebih lama lagi, Lolita," ucap Edgar membuat Lolita berhenti membangunkan pria itu.Lolita akan membiarkan Edgar memeluknya lebih lama lagi. Sampai pria itu puas. Karena sebentar lagi, Edgar akan berangkat ke Hawaii, meninggalkannya sendirian.Kurang beberapa hari lagi. Jadi, Lolita ingin menghabiskan waktu bersama Edgar lebih lama dari biasanya.Lolita bergerak pelan, membalikkan tubuhnya agar bisa menatap wajah Edgar lebih dekat. Dia tersenyum melihat Edgar yang masih memejamkan kedua matanya.
Baca selengkapnya
Bab 54. Kesepian
"Om, kalau sudah sampai di Hawaii, hubungi aku ya," tukas Lolita berulang kali sebelum Edgar berangkat. "Iya, Lolita," balas Edgar tersenyum sambil mengusap lembut punca rambut Lolita. Lolita mengangguk. Dia memberikan pelukan erat sekali lagi. Edgar kemudian menggiring kopernya, melambaikan sebelah tangan untuk Lolita. "Aku tidak akan lama. Hanya dua hari di sana, dan aku akan segera kembali," ucap Edgar sebelum akhirnya dia menghilang ditelan pintu apartemen yang tertutup kembali. Lolita mendesah sedih. Dua hari? Dua hari pun akan terasa sangat lama tanpa kehadiran Edgar di sini. Lolita menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Tak bersemangat di pagi ini. Dia melirik ponsel yang ada di meja, beralih melihat televisi yang belum dia nyalakan. Selama dua hari, Lolita akan mengalihkan perhatiannya pada yang lain. Dia harus menyibukkan dirinya agar tidak sedih selama ditinggal Edgar berlibur. Lolita segera bangkit dari sofa, membawa langkahnya menuju televisi. Dia akan menyalakan televisi s
Baca selengkapnya
Bab 55. Gagal Mendekatinya
Nola kesal. Kenapa juga dia harus bertemu pria menyebalkan itu di sini?Pria itu adalah karyawan yang pernah memotretnya diam-diam saat Nola berada di depan ruangan kerja Edgar. Dan yang ponselnya sudah Nola banting."Kenapa kau ada di sini, huh? Kau pasti sedang menguntitku kan?" tanya Nola menunjuk ke arah si pria penuh tuduhan.Si pria bangun dari posisinya, membersihkan celana pendeknya yang kotor, dan berucap santai. "Sepertinya kau yang mengikutiku, Nona. Aku sudah berada di sini sedari tadi. Dan, kau baru saja tiba di sini."Nola benar-benar geram. "Sialan! Mana mungkin aku mengikutimu, huh?! Memangnya kau siapa, huh?!"Si pria menatap jengkel Nola, lalu berbalik pergi tanpa membantu Nola bangun terlebih dahulu. Dia sebenarnya salah satu dari banyaknya fans Nola. Tapi, karena sikap wanita itu yang angkuh dan arogan. Serta sudah merusak ponselnya. Dia jadi membenci wanita itu. Dia menyobek poster Nola yang memenuhi dinding kamarnya. Memutuskan untuk berhenti menjadi fans Nola sa
Baca selengkapnya
Bab 56. Penuh Dengan Godaan
Nola tak akan membiarkan hari ini terlewatkan begitu saja. Kemarin dia telah gagal menemui Edgar. Hari ini dia tidak boleh mengalami kegagalan lagi.Dengan langkah cepat, dia membawa dirinya menuju kamar Edgar. Tapi, pria itu ternyata sudah keluar dari kamar. Dia mencoba mencari Edgar di sekeliling hotel. Pria itu tetap tidak dia temukan."Huh …. Ke mana dia sekarang?" desis Nola kesal. Dua orang karyawan perusahaan Beauty Corp baru saja keluar dari hotel dan berbincang seru."Kita akan puas bermain di pantai sekarang," tukas seorang pada yang lain."Aku sudah membawa pakaian renang. Semua sudah berkumpul di pantai kan? Hanya kita saja yang tertinggal," balas temannya.Nola menorehkan senyuman di bibirnya. Ternyata sekarang jadwal perusahaan Edgar pergi ke pantai. Pria itu juga pasti ada di sana sekarang.Dengan penuh semangat dia kembali ke kamarnya, mengambil pakaian renangnya dan perlengkapan yang lain. Lalu, Nola mengikuti dari belakang dua orang tadi.Mereka jalan kaki untuk menu
Baca selengkapnya
Bab 57. Sebuah Kesalahan
"Sial!""Aku hanya ingin membantumu, Edgar. Kau pasti tersiksa sekarang," tukas Nola meraba batang Edgar yang sudah membesar dan teracung.Edgar yang masih berada di bawah obat perangsang mendesah saat kejantanannya disentuh. Rasa panas berdesir di seluruh tubuhnya."Sial!" Sekali lagi Edgar mengumpat."Berhenti, Nola! Sialan, berhenti!" sentak Edgar yang kemudian mendesah karena Nola mengocok miliknya. "Ahh …. Sialan kau, Nola."Nola tersenyum miring. "Aku tidak akan membiarkanmu begitu saja, setelah menolakku, Edgar. Kau harus tetap jadi milikku. Bagaimanapun caranya."Edgar mengerutkan dahinya saat Nola bergerak semakin dekat. Dia merasakan payudara gadis itu di dadanya. Lalu, Nola bergerak membuka celananya di dalam bathtub. Edgar berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan dirinya, meski sangat sulit. Obat perangsang yang dia telan sepertinya memiliki dosis yang tinggi. Sampai membuat Edgar nyaris kehilangan kesadarannya."Nola! Jangan lakukan …." Ucapan Edgar terpotong oleh cium
Baca selengkapnya
Bab 58. Jones
Setelah tiba di pinggir sungai. Lolita dan Jones turun dari mobil. Mereka berdiri di pinggir sungai sambil menikmati semilir angin yang bertiup menerpa wajah mereka.Rambut hitam Lolita beterbangan bebas karena tertiup angin. Dia mengerjapkan mata berulang kali karena matanya terkena helaian rambutnya. Dia mengambil tali rambut yang ada di saku celananya dan segera memakainya.Jones hanya menatap air sungai yang terlihat tenang di depannya. Dia mulai tenggelam dalam ingatannya.Hampir tiga puluh menit berlalu, tidak terjadi percakapan di antara Lolita dan Jones. Lolita hanya diam menunggu Jones yang masih terpaku pada sungai.Lalu, tiba-tiba Jones berucap, "Lolita, apa kau punya sesuatu di masa lalu yang membuatmu menyesal sampai sekarang?"Lolita memalingkan wajah pada Jones yang ada di sampingnya. Dia bergeleng pelan. "Tidak ada."Jones mendesah berat. "Aku ada," ucapnya mengaku, meski Lolita tak sedang menanyakan."Apa itu?"Jones tak langsung menjawab. Dia membiarkan dirinya menat
Baca selengkapnya
Bab 59. Mengisi Daya
Edgar baru saja sampai di New York, dan dia langsung menyuruh Franklin mengantarkannya ke apartemen. Dia sudah tidak bisa menahan dirinya, ingin sekali segera memeluk Lolita.Untuk sementara, dia akan melupakan apa yang telah terjadi padanya saat bersama Nola di Hawaii. Dia tidak ingin waktunya dengan Lolita terganggu hanya karena dia memikirkan hal itu. Edgar akan memendam masalahnya itu dari Lolita. Menyimpannya sebagai rahasia."Tuan, sudah sampai di apartemen Anda," ucap Franklin menyadarkan Edgar dari lamunan.Edgar tersadar, dia segera turun dari mobil, lalu mengambil kopernya di bagasi. Dia tersenyum pada Franklin, sebelum dia melangkah menuju unit apartemennya."Thanks, Franklin. Kau bisa langsung pulang dan mengistirahatkan tubuhmu. Kau pasti juga sangat lelah."Franklin mengangguk. "Baik, Tuan. Kalau begitu saya pergi sekarang," ucapnya menundukkan kepalanya singkat, memberikan salam. Setelahnya dia melajukan mobilnya meninggalkan apartemen tuannya.Edgar menarik napas panj
Baca selengkapnya
Bab 60. Wanita Arogan dan Pria Menyebalkan
Nola enggan untuk pulang, meski Edgar sudah satu hari meninggalkan Hawaii. Kini Nola sedang berada di pantai, menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang terlebih dahulu, sebelum akhirnya dia fokus melakukan rencananya.Nola telah disusul oleh teman prianya yang juga seorang fotografer.Nola ingin temannya itu mengabadikan momennya di Hawaii. Dia melepaskan bikininya hingga dia telanjang bulat di pantai. Apa yang dia lakukan itu membuat pengunjung pantai melihat dirinya, tak ingin menyia-nyiakan pemandangan indah itu.Tak terkecuali Robert yang sedang berjemur tak jauh dari Nola berada. Dia bahkan sampai tersedak minumannya sendiri."Uhukk … uhukk …." Robert terbatuk-batuk. Lalu menatap tubuh telanjang Nola tanpa berkedip.Wanita itu memang sangat cantik. Sangat cantik. Robert tidak bisa mengingkari hal itu. Meski, dia masih menaruh kebencian pada Nola, atas semua yang terjadi di antara mereka berdua. Tapi, Robert tak bisa mengalihkan pandangannya dari Nola sekarang. Dia tidak ingin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status