Lahat ng Kabanata ng Suamiku Dari Desa Ternyata Tuan Muda: Kabanata 211 - Kabanata 220
223 Kabanata
Kado Ulang Tahun Terindah
Gemuruh tepuk tangan mengudara saat gerakan dansa Rajendra dan Catleya telah selesai. Para tamu undangan terpukau dengan waltz dance yang baru saja dilakukan oleh keduanya. Meskipun Catleya masih belum begitu mahir melakukannya, tapi malam ini dia begitu menikmati berdansa dengan Rajendra.Keduanya saling tersenyum satu sama lain. Malam ini begitu sempurna karena keinginan Rajendra untuk mengajak Catleya berdansa telah terwujud. Sebelum itu, dia juga berhasil mengingatkan sang istri mengenai pertemuan pertama mereka yang tak terduga. Dengan kata lain, alasan dia menikahi Catleya dulu adalah karena cinta. Hanya saja, ia masih malu untuk mengungkapkannya secara terang-terangan."Ternyata kamu sudah mahir dalam berdansa," puji Rajendra saat mereka berdua berjalan meninggalkan lantai dansa.Catleya tersipu malu. "Aku hanya mengikutimu saja, masih belum begitu bisa.""Tapi itu sudah cukup bagus. Tidak sia-sia aku mendaftarkan kamu kelas dansa, malam ini aku sangat puas."Wajah Rajendra ter
Magbasa pa
Suami Siaga
“Selamat pagi, Sayang,” ucap Rajendra sambil membawakan segelas susu untuk Catleya.Catleya yang baru saja membuka matanya pun terkejut melihat suaminya, tidak biasanya Rajendra bangun sepagi ini di hari libur. Namun, sekarang Rajendra sudah ada di hadapannya dengan wajah yang berseri-seri.“Apa kamu tidak mengantuk? Tadi malam, kita baru tidur dini hari,” tanya Catleya sambil bangkit dari posisi berbaringnya. Tentu saja Rajendra langsung sigap untuk membantu sang istri.“Aku memang sengaja bangun pagi-pagi untuk kamu,” jawab Rajendra sambil memamerkan senyum manisnya. Kemudian pria itu menyodorkan segelas susu hangat yang sudah dia buatkan khusus untuk Catleya.“Baru bangun tidur sudah langsung minum susu?” Catleya mengerutkan dahinya, meskipun dia memiliki kebiasaan minum susu di pagi hari, tetapi tidak langsung meminumnya saat bangun tidur.Rajendra mengangguk dengan penuh antusias. “Iya, biar kamu kuat terutama calon bayi kita,” balasnya sambil mengelus perut Catleya yang masih ra
Magbasa pa
Permintaan Ibu Hamil
Tak hanya mengunjungi makam orang tuanya, Rajendra juga meminta Catleya menunjukkan di mana makam sang mertua. Kini, tiba giliran Catleya yang memperkenalkan Rajendra. Perempuan yang sedang hamil muda itu bersimpuh di pusara ayah dan ibunya dengan didampingi oleh sang suami.Cairan sebening kristal meluncur dari pelupuk mata Catleya tatkala ia menatap nisan sang ibu. Entah mengapa setiap kali mengingat kematian ibunya, hati Catleya selalu berdenyut nyeri.“Ma, aku datang bersama Jendra, suamiku, dan calon cucu Mama yang ada di dalam perutku. Aku sangat bahagia. Andai Mama masih ada, aku pasti akan memeluk Mama sekarang,” ucap Catleya dengan suara parau. “Maafkan, aku, Ma, karena sampai sekarang aku belum mengetahui apa penyebab Mama meninggalkan aku dengan tiba-tiba,” lanjut Catleya kemudian.Melihat air mata Catleya yang berlinang, Rajendra pun memegang tangan istrinya itu. Sambil menghadap ke arah pusara sang ibu mertua, Rajendra mulai mengungkapkan isi hatinya.“Mama Sofia, saya Je
Magbasa pa
Dua Saksi Mata
“Baiklah, berikan alamatnya kepadaku sekarang. Aku akan menemui Eva,” kata Rajendra.Mendengar percakapan sang suami di telepon, Catleya segera bangkit dari tempat tidur. Ia berjalan mendekati Rajendra untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.“Hubby, apa itu adalah Eva, sekretaris Papa?” tanya Catleya.“Iya, Sayang.”“Kalau begitu aku akan ikut bersamamu. Aku ingin menanyakan banyak hal kepadanya,” kata Catleya.Rajendra pun memegang lembut pundak Catleya, lalu berkata, “Sayang, bukannya aku tidak mau mengajakmu, tapi aku khawatir kamu akan kelelahan. Kita baru saja pulang dan ….”“Tidak, aku harus ikut, Hubby. Percayalah, aku yang paling tahu bagaimana kondisiku saat ini.”Karena Catleya terus memaksa, Rajendra tidak punya pilihan selain menuruti kemauan istrinya itu. Takutnya kalau dilarang, Catleya justru akan marah karena wanita yang sedang hamil gejolak emosinya sering naik turun. Lagi pula, pertemuan dengan Eva mungkin akan memberikan secercah harapan bagi Catleya. Sebelum
Magbasa pa
Kebenaran yang Menyakitkan
Kedua perempuan beda usia itu berpelukan dalam haru. Pipi Catleya ikut basah oleh air mata, tak mengira bila ia akan bertemu lagi dengan pembantu sekaligus pengasuhnya semasa kecil.Setelah melepas rindu satu sama lain, mereka pun duduk di kursi dengan posisi saling berhadapan. Mbok Tami berusaha menghentikan tangisnya, sebab dia sudah mengetahui tujuan Catlleya mengunjunginya kali ini.“Non, Mbok Tami benar-benar minta maaf atas kesalahan Mbok selama ini. Mbok tidak bermaksud untuk mendukung perbuatan buruk Nyonya Nandini,” kata Mbok Tami dengan suara parau.“Perbutan buruk apa, Mbok?” tanya Catleya dengan mata terbeliak.“Nyonya Nandini yang sudah menyebabkan Nyonya Sofia mengalami serangan jantung, Non,” Ucapan Mbok Tami terputus lantaran sesak yang menghimpit rongga dadanya. “Saya sudah berusaha mencegah Nyonya Sofia, tapi akhirnya dia melihat Nyonya Nandini dan Tuan Wirya di kamar. Mereka bertiga bertengkar hebat. Nyonya Nandini justru menghina Nyonya Sofia. Dia bilang Tuan Wiry
Magbasa pa
Romantis sampai Tua
Rajendra yang sedang menemani Catleya di rumah sakit, mendapat telepon dari Tuan Rinto. Pengacara sekaligus sahabat mendiang ayahnya itu memberikan kabar bahwa pihak yang berwajib sudah mendatangi rumah Ibrahim. Hampir saja pria paruh baya tersebut melarikan diri ke Amerika, tetapi kepergiannya berhasil dicegah.“Apa sekarang Om Ibrahim sudah diamankan?” tanya Rajendra memastikan.“Iya, Jendra. Ibrahim sudah ada di kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan. Om akan terus mengikuti perkembangan penyelidikan kasus ini,” kata Tuan Rinto.“Terima kasih, Om. Kalau memang aku perlu datang ke sana, tolong kabari aku secepatnya.”“Baik, Jendra.”Setelah percakapan itu berakhir, Rajendra meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia bermaksud hendak menemani Catleya yang sedang tertidur. Namun tidak sampai lima menit, ponselnya bergetar-getar. Melihat nama Bintang di layar, Rajendra segera menekan tombol hijau. Ia sama sekali tidak terkejut bila kakak sepupunya itu menelepon, karena ia sudah menebak
Magbasa pa
Saling Mendendam
Pagi hari, Catleya langsung merengek kepada Rajendra agar mengurus kepulangannya. Tentu saja, Rajendra menuruti keinginan sang istri meski dia tidak melakukan sendiri. Ada Rama yang siap sedia menangani urusan administrasi rumah sakit, sedangkan Rajendra lebih memilih berduaan dengan Catleya.Setibanya di apartemen, dua orang pelayan yang diutus Nyonya Tiara sudah menantikan kedatangan Catleya. Mereka yang akan ditugaskan melayani Catleya, selama Rajendra berada di kantor. Sebelum berangkat, Rajendra pun mewanti-wanti para pelayan itu agar tidak lalai dalam menyiapkan segala keperluan Catleya.Sementara Catleya hanya memperhatikan dari sofa sambil geleng-geleng kepala. Dia merasa heran melihat perubahan drastis pada diri sang suami. Siapa sangka Rajendra yang dulu irit bicara, sekarang bisa mengucapkan kalimat panjang tanpa jeda, mirip seorang ibu mertua yang sedang mengomeli menantunya.“Jangan lupa siapkan vitamin dari dokter setelah Catleya makan siang,” pesan Rajendra.“Baik, Tuan
Magbasa pa
Playing Victim
Meski harus melanggar pesan dari Rajendra, Catleya bertekad untuk mendatangi Nyonya Nandini. Hanya saja, dirinya saat ini sedang dijaga ketat oleh para pelayan. Jika ia nekat keluar dari apartemen, mereka pasti akan mengadu pada Rajendra. Oleh karena itu, ia harus mencari cara supaya diizinkan pergi seorang diri. Setelah berganti pakaian dan mengambil tas, Catleya pun berjalan mengendap-endap dari kamarnya. Namun, salah satu pelayan yang sedang membersihkan ruang tamu mengetahui pergerakannya. “Nyonya, mau ke mana? Tuan Muda berpesan agar Nyonya istirahat di kamar,” tegur pelayan itu. Pelayan yang satu lagi juga menghentikan pekerjaannya di dapur dan menghampiri Catleya.“Saya sedang merindukan mama saya, Mbak. Saya akan berkunjung ke rumahnya sebentar,” bohong Catleya. “Kalau begitu kami akan menelepon Tuan Muda dulu untuk meminta izin,” kata salah satu pelayan.“Jangan, Mbak, suami saya sedang ada urusan penting, tidak bisa diganggu. Lebih baik Mbak berdua tetap di apartemen untu
Magbasa pa
Anak Durhaka
“Biarkan Mama ikut denganmu, Mel. Mama akan selalu menemani kamu, ke mana pun kamu pergi,” kata Nyonya Nandini berusaha meluluhkan hati Meliana. Bagaimanapun, dia tidak akan membiarkan putrinya pergi seorang diri. Apalagi, Meliana saat ini sedang dirundung keputusasaan yang mendalam. Melihat ibunya terus memohon, Meliana akhirnya membuka pintu mobil. Setelah Nyonya Nandini masuk, perempuan itu langsung menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Yang diinginkan Meliana hanyalah melampiaskan amarah yang sedang membakar dirinya, dengan cara mengemudi secara ugal-ugalan. Catleya hanya bisa memandang kepergian ibu dan adik tirinya dengan tatapan nanar. Ia bingung harus berbuat apa saat ini. Di satu sisi, ia mencemaskan kondisi Meliana dan Nyonya Nandini, tetapi di sisi lain hatinya masih terlalu pedih untuk bertatap muka lagi dengan mereka. Terlebih, bayi dalam rahimnya hampir saja celaka gara-gara ulah sang adik tiri. “Ayo, masuk, Non. Sebaiknya Non Leya istira
Magbasa pa
Tak Mau Kehilanganmu
“Mama!”Catleya berteriak di dalam tidur karena memimpikan ibu kandungnya berjalan pergi bersama Nyonya Nandini. Merasa sedih sekaligus takut, perempuan itu meraih guling yang ada di sampingnya dan memeluknya dengan erat. Anehnya, guling tersebut terasa lebih besar dan hangat seakan memiliki nyawa.“Eummm, jangan tinggalkan aku,” racau Catleya. “Aku tidak akan meninggalkan kamu, Sayang.”Mendengar suara bariton yang menjawabnya, Catleya serasa terlempar kembali ke dunia nyata. Kelopak matanya mengerjap sebelum akhirnya terbuka perlahan. Seolah tak percaya, Catleya mengusap mata beberapa kali. Berusaha menajamkan penglihatan, supaya tidak salah mengenali benda. Siapa tahu mimpi buruk tadi telah membuat dirinya mengalami halusinasi berlebihan. “Kenapa guling bisa berubah menjadi Jendra?” tanya Catleya bingung. Dalam sepersekian detik, Catleya bersitatap dengan netra hitam milik sang suami. Entah mengapa perwujudan dari imajinasinya saat ini benar-benar nyata.Catleya pun mengulurkan t
Magbasa pa
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status