Suamiku Dari Desa Ternyata Tuan Muda

Suamiku Dari Desa Ternyata Tuan Muda

Oleh:  Risca Amelia  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.9
21 Peringkat
196Bab
80.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Catleya mendadak dijodohkan dengan Rajendra, seorang pemuda desa yang usianya terpaut enam tahun lebih muda darinya. Saat perempuan itu ingin menolak, Rajendra tiba-tiba menawarkan sebuah bantuan bila Catleya bersedia menjadi istrinya.... Lantas, apa tawaran Rajendra? Dan mengapa Catleya curiga dengan identitas asli pria itu yang sepertinya mencengangkan...?

Lihat lebih banyak
Suamiku Dari Desa Ternyata Tuan Muda Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Diana Nur
ceritanya menarik
2024-04-15 12:36:52
0
default avatar
Endang
Waduh, kapan lanjutannya nih
2024-03-19 20:12:14
0
user avatar
Ayee Ayee
kak konsisten dongg, dari semua cerita yg kubaca cuma ini yg kutunggu terus. jangan bikin kita nunggu kosong ya
2024-03-11 22:26:59
1
user avatar
ALWINDO BM
ghhbbvvcgbbbbbnmnnn
2024-03-07 22:26:54
0
user avatar
Ike Novita Adiyanti
saya slalu menunggu ceritanya, knp hari ini belum upload
2024-03-06 02:16:22
0
default avatar
Mega
Selalu menunggu update an ceritanya
2024-03-01 23:42:51
0
user avatar
Mommy Lmay
Paling suka part Jendra sama Leya ketemu. Gemes banget. Banyakin scene mereka ya, Kak... Terima kasih sebelumnya.
2024-02-10 21:04:32
1
user avatar
Nhamidah Duliman
cerita yang menarik dan tidak membosankan
2024-02-09 18:14:34
0
user avatar
Nhamidah Duliman
cerita yg menarik tidak membosankan
2024-02-07 22:54:26
0
user avatar
Miss Eka
Ceritanya mengalir, bagus dan ringan. Jendra si brondong posesif tapi malu - malu ketemu Leya si perawan tua, lucu banget interaksi mereka. Suka ceritanya. Ditunggu update-nya. Selamat berkarya.
2024-02-06 20:23:08
1
user avatar
Lilly Nor Laili
update selalu ya tak sabar tunggu
2024-02-03 23:48:28
1
user avatar
GEGE CHANNEL STUDIO
alur cerita yg cukup mnrik
2024-02-02 00:24:01
1
user avatar
Yulia Citra
updatee teruss yaa semangattt
2024-01-26 12:11:17
1
user avatar
Ike Novita Adiyanti
klo bisa upload tiap hari ya kak, AQ suka ceritanya
2024-01-24 15:57:30
1
user avatar
Rich Mama
Lanjut dan semangat terus Kakak.... (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡
2024-01-13 20:27:58
1
  • 1
  • 2
196 Bab
Jodoh untuk Perawan Tua
“Leya, calon suamimu akan datang jam 5 sore nanti. Namanya Rajendra. Dia adalah keponakan jauh Bi Ijah yang tinggal di desa Purwabinangun. Usianya baru 24 tahun, tapi dia pemuda yang pendiam, lugu, dan sederhana. Dengan pekerjaannya sebagai peternak ayam, Mama yakin dia bisa menjadi suami yang baik untukmu.”Mata Catleya seketika membulat saat mendengar kata-kata dari ibu tirinya itu. Tak ada angin tak ada hujan, mendadak ia dijodohkan dengan pemuda dari desa terpencil yang merupakan keponakan asisten rumah tangganya. Haruskah ia menerima suami yang enam tahun lebih muda darinya? “Tapi, Ma–” Belum selesai Catleya memprotes, Nyonya Nandini tampak menghembuskan napas panjang seolah “bersedih”. “Ini demi keluarga kita, Catleya. Dua minggu lagi, adikmu akan menikah dengan Adrian. Di pesta pernikahan nanti, kamu akan menjadi bahan pergunjingan jika dilangkahi olehnya. Karena itu, Mama memutuskan untuk menikahkan kamu dengan Rajendra,” ucapnya.“Benar itu, Kak Leya! Semestinya kamu ber
Baca selengkapnya
Tawaran Pernikahan
“Mbak, perkenalkan, saya Rajendra,” kata lelaki itu mengulurkan tangan, “biasa dipanggil, Jendra.” Suara dalam milik Rajendra membuat Catleya terlempar kembali ke dunia nyata.“Mbak Leya?” Rajendra memanggil Catleya sekali lagi hingga perempuan itu sedikit gugup. “I-iya. Ternyata kamu sudah mengetahui nama panggilanku.”“Bibi Ijah yang memberitahukannya pada saya,” balas Rajendra cepat. Tangan mereka pun bersentuhan. Seketika Catleya bisa merasakan betapa hangat dan kokohnya genggaman pemuda itu. Rasanya begitu kontras dengan telapak tangannya yang lembap dan sedikit dingin. Canggung, Catleya pun buru-buru menarik lengannya. Wanita itu bahkan tidak sadar jika Rajendra menyunggingkan senyum tipis di sudut bibirnya.“Mari kita duduk, ada banyak hal yang perlu kita bicarakan,” sela Nyonya Nandini.Perempuan paruh baya itu kemudian melipat kedua tangannya sembari menatap Rajendra.“Jendra, karena kamu sudah datang bersama Bi Ijah, maka aku anggap kamu dan Catleya sama-sama setuju deng
Baca selengkapnya
Perjalanan ke Desa
Catleya berpikir dalam. Kedua pilihan dari Rajendra sangat sulit. Jika ia datang ke desa tempat pria itu tinggal, artinya secara tidak langsung Catleya telah menyetujui perjodohan sepihak yang dibuat oleh Nyonya Nandini. Sebaliknya, bila tak ke sana, maka Catleya akan kehilangan kesempatan untuk mencari tahu kebenaran dari kematian ibunya.Hanya saja … entah bagaimana, Catleya yakin bila ucapan Rajendra tadi bukanlah omong kosong atau bualan semata. Tidak mungkin ‘kan pemuda itu berani berujar demikian, bila tidak memiliki sesuatu yang bisa ia andalkan?“Aku belum bisa memberikan jawaban sekarang, Jendra,” jujur Catleya pada akhirnya.Diambilnya secarik kertas dan pulpen dari rak buku di samping sofa, lalu memberikannya kepada Rajendra.“Tapi, tolong tuliskan alamat tempat tinggalmu di sini, aku akan menyimpannya.”Rajendra mengangguk meski jawaban Catleya masih ambigu. Pria itu segera menuliskan alamat tempat tinggal beserta nomer ponselnya secara lengkap. Kemudian, dia melipat kert
Baca selengkapnya
Calon Suami Misterius
Mendengar itu, Catleya semakin bingung. Kenapa perjalanannya menemui Rajendra jadi horor begini? Terlebih, respon warga terhadap Rajendra terkesan sangat berlebihan, seakan pemuda itu adalah orang sakti atau penguasa negri yang sangat disegani.“Saya berkunjung ke sini karena Jendra sendiri yang mengundang saya, Mbok,” jawabnya berusaha tenang.Seketika Mbok Lasti dan Pak Warno saling melempar pandang dengan tatapan bingung. Begitu pula dengan beberapa orang warga di sekitar mereka yang berbisik-bisik. Catleya pun merasa risih karena diamati oleh Mbok Lasti dari pucuk kepala hingga ke ujung kaki. Setelah memindai Catleya dengan seksama, Mbok Lasti melihat ke sekeliling dan memanggil seorang pemuda yang sedang mengangkut peti telur.“Danar, ke sini sebentar!”“Ada apa, Mbok?” tanya pemuda berambut gondrong itu.“Tolong antar Mbak Leya ke rumahnya Pak Jendra sekarang.”Kini giliran Danar yang menatap heran kepada Catleya, seolah-olah dia baru saja bertemu dengan makhluk dari luar angka
Baca selengkapnya
Akad Nikah Dadakan
Sayangnya, lamunan Catleya terhenti kala bulu kuduknya merinding. Ia kembali menyadari bahwa dirinya sendirian di rumah serba hijau ini. Bagaimana jika tengah malam nanti ada tangan tak terlihat yang mencekik lehernya? Ah, daripada pikirannya semakin melantur, Catleya memutuskan untuk mandi saja. Toh, ia merasa gerah sehabis menempuh perjalanan jauh. Awalnya, Catleya merasa was-was untuk menggunakan toilet yang ada di kamarnya, tetapi keraguannya lenyap saat melihat kamar mandi itu cukup nyaman. Segera saja Catleya melepas bajunya, lalu menyiram seluruh tubuhnya dengan air dingin. Hanya saja, pikirannya berkecamuk dengan banyak hal sekaligus, terutama tentang sosok Rajendra sesungguhnya….Apabila dilihat dari fasilitas rumah ini, sepertinya Rajendra memang bukan pemuda desa biasa. Apalagi penampilan, tutur kata, serta fitur wajahnya yang tampan lebih mirip dengan seorang lelaki muda dari kota metropolitan. Bisa jadi, Rajendra dan Bi Ijah sebenarnya tidak memiliki hubungan kekerabata
Baca selengkapnya
Suami yang Penuh Perhatian
“Leya kenapa malah melamun? Rajendra sudah menunggumu dari tadi?” tegur Nyonya Nandini. Catleya sontak tersadar dari lamunannya.Ingin rasanya dia melarikan diri, tetapi sudah terlambat baginya untuk mundur dari pernikahan ini. Alhasil, Catleya hanya bisa pasrah saat Nyonya Nandini membimbingnya untuk duduk di samping Rajendra. Catleya langsung menundukkan kepala, tak berani menatap Rajendra maupun orang-orang yang ada di hadapannya. Namun, ia merasakan pandangan Rajendra yang sekilas melirik ke arahnya. Entah apa yang ada di pikiran laki-laki muda yang akan menjadi suaminya itu. Yang jelas, Catleya khawatir bila Rajendra menganggap riasannya terlalu mencolok. “Saya terima nikah dan kawinnya Catleya Wiryawan binti Andi Wiryawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!” ucap Rajendra dalam satu tarikan napas. “Bagaimana para saksi? Apakah sah?” “SAH!” Rajendra menarik napas lega, karena bisa mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Semua yang hadir terlarut dalam lantunan doa yang
Baca selengkapnya
Malam Pengantin
“Terima kasih,” lirih Catleya. Berkat bantuan dari Rajendra, sanggulnya kini sudah terlepas dengan sempurna. Tanpa diminta, Rajendra juga membukakan kancing di bagian belakang kebaya Catleya. Setelahnya, pria itu memilih duduk di tepian ranjang sembari mengecek ponselnya. Suasana di dalam kamar begitu sangat canggung. Baik Rajendra maupun Catleya tidak tahu harus membuat obrolan seperti apa. Terlebih, jantung Catleya sama sekali tidak bisa berdetak dengan normal. Dari balik kaca rias, ia merasa setiap gerakannya seakan diperhatikan oleh Rajendra. “Emmm, Jendra, aku mandi dulu,” ucap Catleya memecah keheningan. Karena tak tahan dengan kecanggungan yang ada, Catleya memutuskan untuk membersihkan diri dan berganti baju di dalam kamar mandi. “Iya, saya juga pamit ke peternakan ayam dulu, Mbak,” pamit Rajendra. "Kenapa?" tanya Catleya bingung. Kenapa juga harus ke peternakan di kala matahari sudah tenggelam. "Memang sudah seharusnya begitu, peternakan harus tetap dipantau meskipun ma
Baca selengkapnya
Akhirnya Satu Kamar
“Tenang saja, Mbak, itu pasti salah satu pegawai saya. Mbak tunggu di sini, saya akan periksa ke depan,” ucap Rajendra lantas melangkah pergi. Dengan wajah tegang, Catleya pun menunggu Rajendra kembali. Perempuan itu baru bisa bernapas lega tatkala melihat Rajendra datang bersama seorang pria berusia empat puluh tahunan. Dari gestur tubuhnya, tampak bahwa lelaki tersebut sudah mengenal Rajendra dengan baik. “Ini Pak Yadi, pengawas kandang. Dia kemari untuk tugas jaga malam,” kata Rajendra memperkenalkan pria itu kepada Catleya. “Selamat malam, Bu, maaf kalau kedatangan saya buat Ibu kaget. Saya baru saja selesai membersihkan balai desa bersama warga,” kata Pak Yadi sembari menunduk hormat. “I-iya, Pak, tidak apa-apa,” jawab Catleya merasa malu sendiri. Memang dirinya yang terlalu penakut hingga berpikiran macam-macam. “Pak, tolong jaga kandang. Besok sebelum jam tujuh pagi, saya akan datang,” titah Rajendra. Setelah memberikan arahan kepada pegawainya, Rajendra berpaling untuk
Baca selengkapnya
Reproduksi
Mendengar pengakuan spontan dari Rajendra membuat Catleya tidak dapat menahan tawa. Catleya tidak menyangka masih ada pria sepolos Rajendra di muka bumi. Mana mungkin laki-laki seusia Rajendra tidak mengetahui mengenai hal-hal yang berbau dewasa, kecuali dia benar-benar seorang yang alim. Walaupun tidak pernah melakukan, paling tidak seseorang memiliki pengetahuan lewat buku, artikel maupun film. Di samping itu, Catleya juga tidak percaya bila Rajendra belum pernah berpacaran. Dengan didukung paras tampan dan kantong yang tebal, rasanya mustahil bila tak ada gadis yang berusaha untuk menarik perhatian Rajendra. Merasa ditertawakan, Rajendra menatap heran kepada Catleya. "Apa ucapan saya tadi lucu, Mbak?" Catleya tidak langsung menjawab, karena wanita itu masih berupaya mengendalikan tawanya. Beginilah resiko bila menikah dengan lelaki yang masih bocah biarpun secara fisik sudah terlihat dewasa. Sebagai pihak yang lebih tua, ia harus bisa memahami sisi kekanak-kanakan dalam diri
Baca selengkapnya
Tamu
“Jendra….” lirih Catleya. Sengaja Catleya memanggil Rajendra dengan suara lirih untuk mengetes apakah suaminya itu sudah tidur atau belum. Tak ada sahutan yang terdengar dari lelaki itu, pertanda bahwa ia telah terbang ke alam mimpi. Ternyata Rajendra termasuk tipe orang yang mudah sekali terlelap hanya dalam hitungan menit. Berbeda dengan dirinya yang sulit memejamkan mata bila di sebelahnya ada orang lain. “Sebenarnya dia tidur atau hanya pura-pura?” gumam Catleya bermonolog.Merasa penasaran, Catleya beringsut mendekat kepada Rajendra. Dengan bertumpu pada sikunya, perempuan itu mengintip sang suami. Kedua kelopak mata pemuda itu terkatup rapat tanpa adanya pergerakan sama sekali. Catleya mencoba untuk mengamati Rajendra lebih dekat. Namun, ia malah menjadi gagal fokus saat memperhatikan bentuk wajah, alis, hidung, dan bibir suaminya. Sungguh, seorang lelaki tampan dalam kondisi apa pun tetaplah tampan, bahkan saat ia memejamkan mata. Barangkali jika Catleya bisa melukis, maka
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status