All Chapters of MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT : Chapter 21 - Chapter 30
123 Chapters
21. BERTEMU MALIK
"Siapa yang membuat keributan di sini?" teriak pria setengah baya sambil berkacak pinggang dan ditemani dua pria bertubuh gagah di kiri dan kanan."Daddy!" Elisha berlari ke arah pria setengah baya itu dan langsung memeluknya erat. Seolah sedang melepaskan rindu yang begitu membumbung dalam raga. "Kamu ada di sini, Elisha Sayang?" Pria itu melepaskan pelukan hangat sang putri tercinta."Iya, Daddy. Aku datang bersama Arsenio." Elisha menunjuk ke arah kekasihnya yang tampan mempesona itu.Arsenio tersenyum tipis. Walau sebenarnya itu adalah keterpaksaan, yang harus dibuat demi mencapai sebuah tujuan.THING!Layar notifikasi baru pun muncul secara tiba-tiba. Tidak ada yang mampu melihatnya, selain Arsenio.[NEW DATA][Nama: Elvano Keen][Umur: 55 tahun][Skill: 45/100%][Stamina: 44/100%][Poin Kemenangan: 50][Poin Aksi: 150][Posisi: Pemilik Perusahaan Legacy Group]Notifikasinya menghilang setelah Arsenio selesai membacanya. Dia menaikkan sebelah alisnya, merasa heran bagaimana bisa
Read more
22. SENJATA SEBAGAI HADIAH
"Siapa dia?" tanya Malik, saat saling berhadapan dengan Arsenio.Tatapan Arsenio yang meneduhkan, tapi mengandung makna tersirat itu, membuat siapa pun yang menatap maniknya akan merasa seperti diperhatikan setiap detiknya. Seolah tidak ada satu pun hal, yang bisa lepas dari pandangannya. "Perkenalkan, namaku Arsenio."Pemuda tiga puluh tahun itu, tanpa ragu mengulurkan tangan kanan, menyebutkan nama, meskipun tidak lengkap. Sengaja. Demi keamanan. "Dia adalah kekasihku, Kak." Elisha menimpali sambil merangkul pinggang Arsenio mesra. "Bukankah, kekasihmu dulu adalah Felix?" tanya Malik sembari melipat kedua tangan di dada, sejurus dengan tatapan tajam mengarah pada Arsenio, dari ujung rambut hingga ujung kaki.Arsenio mengepalkan tangan kanannya ketika nama Felix disebut. "Tidak! Aku dan Felix hanya berteman saja. Lagi pula, sejak awal aku memang sudah berkencan dengan Arsenio. Hubungan kami sudah berjalan satu tahun lebih. Benarkan, Sayang?"Elisha melirik sepintas pemuda tampan
Read more
23. MISI BARU LEONARDO
"Selamat pagi, Tuan." Seorang wanita empat puluhan tahun, menyapa seramah mungkin."Pagi. Buatkan aku, secangkir kopi. Antarkan ke ruanganku. Cepat!" titah Leonardo, yang baru saja keluar dari kamarnya. Kemeja hitam yang tidak dikancing dan sedikit digulung, celana panjang, arloji melingkar di lengan kiri. Rambut yang sudah tertata rapi dan aroma parfum khas laki-laki. Oh, sungguh penampilan luar biasa. Siapa pun yang melihatnya pasti terpana akan paras tampannya. "Baik, Tuan." Wanita itu mengangguk. Kemudian bergegas pergi ke dapur untuk membuatkan secangkir kopi favorit Leonardo.Sementara, Leonardo memasuki ruangan kerja pribadi, yang di mana seluruh barang-barang berharga, tersimpan di sana. Acap kali digunakan untuk pertemuan dan rapat.Leonardo duduk, kemudian membuka laptopnya. Dilihat itu, layar laptop. Kesepuluh jarinya bermain indah di atas keyboard. Raut wajahnya begitu serius sampai tidak berkedip, saat membaca beberapa laporan yang masuk.Beberapa menit telah berlalu. Pe
Read more
24. RENCANA MAKAN SIANG
Arsenio pun duduk bersebelahan dengan ayah biologisnya untuk pertama kali semasa hidupnya. Sangat canggung. Arsenio kesulitan mencari topik pembicaraan, sehingga ia memilih untuk melihat keluar jendela saja. Namun, tidak dengan Alexander Guan."Kamu tahu bukan, bahwa perusahaan kita sedang mengembangkan game terbaru?" tanya Alexander Guan membuka pembicaraan, guna mencairkan suasana yang canggung itu."Iya, Ayah. Aku sudah mengetahuinya sejak awal aku masuk ke perusahaan. Bastian sudah menjelaskan semuanya dan aku hanya mempelajarinya saja," jawab Arsenio santai sambil melipat kedua tangan di dada.Bastian menjadi pengemudi, sedangkan Cale duduk di sebelahnya."Bagus, kalau kau cepat belajar. Ayah senang karena kembalinya dirimu ke Keluarga Guan, membawa dampak baik. Beberapa saham kita terus saja naik, itu berkat kerja kerasmu dalam beberapa waktu terakhir."Alexander Guan melontarkan kalimat pujian dan ditanggapi dengan sebuah senyuman manis dari Arsenio.Perlahan tapi pasti, suas
Read more
25. BERTEMU HENDRY
Arsenio membawa Elisha menuju restoran tempatnya bekerja dulu. Elisha sedikit berkeringat. Ia ingat betul, apa yang telah terjadi di restoran itu dulu. Hinaan terhadap Arsenio, tetapi dia malah mendapatkan rasa malu yang sulit dilupakan begitu saja.Bahkan Felix pun mendapatkan hinaan juga hari itu. Wajahnya babak belur akibat mendapatkan pukulan keras dari Arsenio."Ayo, Sayang! Kita sudah sampai." Arsenio mengulurkan tangannya, untuk mengandeng sang wanita cantik itu."Apa kamu yakin ingin makan di sini? Bisakah kita cari restoran lain saja?" Elisha ragu untuk meraih tangan Arsenio, mengingat ia, telah menorehkan memori buruk terhadap Arsenio. "Tentu saja aku yakin. Memangnya, kenapa kalau kita makan di sini? Aku ingin sekali bertemu mantan bosku di sini. Lagi pun, makanan di sini tidak terlalu buruk." Arsenio berkata dengan penuh rasa percaya diri.Dia tersenyum penuh kemenangan setelah melihat raut wajah Elisha yang berkeringat dan pucat. Seperti seseorang yang kehilangan banyak
Read more
26. MENCURI EMAS dan SENJATA
Hari berikutnya, yang dinanti-nanti tiba juga. Distrik Sentiong, kilometer 45. Malik dan beberapa anak buahnya sedang berjibaku memasukkan senjata ke kotak besar berlapis baja itu."Pastikan, semuanya tidak ada yang tertinggal!" tegas Malik, memacu semangat anak buahnya."Baik, Bos!" Mereka menjawab serentak dengan semangat api membara di dalam raga.Setiap dua bulan sekali, Malik akan mengirimkan persenjataan ke Distrik Karang Cetak. Satu persatu, kotak mulai terisi penuh dengan senjata sesuai rencana. Bukan hanya persenjataan saja yang menjadi pengiriman hari ini. Ada batang-batangan emas dengan berat 50 kilogram per batang, akan dikirimkan hari ini juga. Total ada satu ton emas dan lima ratus senjata api yang akan dikirim ke Distrik Karang Cetak. Jumlahnya lebih besar dari pengiriman sebelumnya.Butuh waktu satu jam untuk mengemasi semuanya. "Apa semuanya sudah rapih? Pastikan, tidak ada emas dan senjata yang tertinggal!" teriak Malik untuk memastikan."Semuanya sudah siap, Bos.
Read more
27. SEGELAS KOPI
"Bagiamana, keadaanmu sekarang? Siapa yang sudah melakukan ini semua, membuatmu harus berakhir begini?"Elisha yang mendapat kabar bahwa Malik diserang dan dilarikan ke rumah sakit terdekat pun, langsung datang menjenguk. Jarak bukan jadi masalah. Kini Elisha sudah duduk tepat di samping Malik yang terbaring lemas tak berdaya di ranjang empuk rumah sakit.Elisha tidak bisa menyembunyikan kecemasannya. Saudara kandung mana, yang tidak khawatir melihat kakak kesayangannya mengalami kecelakaan?"Aku baik. Hanya luka kecil saja," balas Malik bernada candaan."Kecil apanya? Kakak hampir kehilangan nyawa, seandainya tidak buru-buru mendapatkan pertolongan pertama," omel Elisha bercampur cemas.Malik terkekeh kecil, lalu mengacak-acak puncak rambut adik tersayangnya itu. "Aku baik. Jangan mencemaskanku berlebih seperti itu. Tidak ada yang bisa melukaiku. Percayalah!""Tidak bisa dilukai bagaimana? Kau sendiri berkahir di rumah sakit sekarang." Elisha sedikit menggembungkan pipinya dan melipa
Read more
28. HADIAH KEJUTAN
[NEW QUEST][Berlatih bela diri dan tingkatkan terus skill serta stamina.][Hadiah kejutan menantimu]***Arsenio sejak pagi-pagi buta, sudah berada di ruang gim. Melakukan olahraga kecil. Terlebih dahulu dia melakukan pemanasan. Melemaskan otot-otot yang tegang.Dirasa otot-ototnya sudah lemas dan lentur, barulah Arsenio mencoba angkat besi. Mulai dari beban yang kecil hingga yang paling berat 100 kilogram. Tentu dengan pengawasan pelatih dan Bastian di sana. Setelah puas angkat beban berat guna membentuk otot-otot lengan dan perut, kini Arsenio beralih berlari-lari kecil di atas treadmill. Keringan bercucur deras di wajah dan seluruh tubuhnya. Aroma yang tercium memacu semangat Arsenio demi menaklukkan misi kali ini. "Ini, minum Anda, Tuan Muda." Bastian menyodorkan segelas jus alpukat yang menjadi favorit Arsenio.Tiga puluh menit berlalu. Arsenio pun mengistirahatkan tubuhnya. Duduk di kursi bersantai sambil mengelap keringat menggunakan handuk kecil. "Terima kasih." Arsenio me
Read more
29. RENCANA ARSENIO
DOOOORRRR ...Peluru itu melesat cepat dan tepat mengenai sasaran hanya dalam hitungan detik saja."Tembakan yang luar biasa, Tuan Muda. Anda semakin hebat saja dalam menembak," puji Bastian tulus."Ah, kau ini bisa saja, Bastian. terima kasih pujianmu. Sebenarnya, aku masih belum sepenuhnya menguasai senjata ini." Arsenio melepaskan pengaman telinga, mata dan sarung tangan yang melekat di tubuhnya. "Senjata yang kugunakan sekarang jenis baru dan daya tembakan yang dihasilkan pun sungguh luar biasa. Aku tidak yakin, jika di luar akan mampu mengimbangi kekuatannya."Arsenio juga menyerahkan senjata api jenis FN 200, yang baru saja ia gunakan itu, kepada Bastian."FN 200 memang jenis terbaru, Tuan Muda. Jenis ini belum banyak di pasaran. Tuan Alex membeli ini beberapa bulan lalu dan baru menggunakannya satu kali, sebelum ia jatuh sakit," terang Bastian. Arsenio mengangguk pelan sambil membuka mulutnya membentuk huruf o kecil."Oh iya, apakah, Tuanku ingin minum sesuatu?" tawar Bastia
Read more
30. KEDATANGAN SETAN MERAH
Tujuh hari berlalu tanpa terasa. Halaman belakang All Star Group pun dihias sedemikian rupa. Ada banyak hidangan dan minuman di sana. Tempat itu dipilih karena memang ruang terbuka. Orang-orang yang biasa berpakaian rapi dan formal, kini terlihat begitu santai. Dikarenakan acara ini, dinamai Pekan Olahraga, maka para staf yang berpartisipasi dalam acara ini memakai kaos olahraga. Termasuk Arsenio yang memang sudah membaur di sana. "Arsenio!" panggil Anindira sambil melambaikan tangan cepat, lalu berlari menghampiri Arsenio yang sedang berdiri seorang diri di sana. Arsenio menoleh, kemudian tersenyum kecil. "Hay!" sapanya girang saat Anindira sudah berdiri satu meter di hadapannya."Kau ada di sini juga? Apa kau ingin mengikuti perlombaannya?" tanya Anindira menelisik lebih dalam sembari mencubit pinggang Arsenio. Dilihatnya kiri dan kanan Arsenio. Memastikan apakah Arsenio datang seorang diri atau beramai-ramai?Arsenio menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Heum, iya. Perusahaan ca
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status