All Chapters of Crash Melody: Chapter 41 - Chapter 50
164 Chapters
Crash Melody 41
Setibanya di kamar, Dania segera melemparkan tubuhnya ke ranjang. Dia lalu mengambil ponselnya dari tas dan mengirim chat WhatsApp untuk Rita.IshaDania:Ta, pengalaman pertama lo pacaran gimana sih?Balasan dari Rita datang dalam hitungan detik.Rita:Pengalaman pertama ngapain?Heh, jangan bilang lo udah ehm ... ehm sama Endra. Lo tau kan maksud gue?IshaDania: Enggak lah. Kejauhan. Orang kiss doang.Rita:Oh kiss. Ya gitu deh. Enak dan mendebarkan. Rasa karamel. Wakaka. Emang lo rasa apa?IshaDania: Degdegan aja. Nggak ada ah rasa karamel apaan. Lo kira permen!Rita:Ya bercandhaa, Sheyeng. Eh, terus lo yakin cumma kissing doang?IshaDania: Iya lah. Emang mau apa lagi? Lo jangan mikir yang aneh-aneh ya. Gue nggak akan ngelakuin sejauh hubungan lo sama Fathan.Bisa digorok Ibuk sama Bapak kalo mereka tau.Rita:Enggak ML juga sih maksud gue, Dan.Masa sih tangan Endra gak ke mana-mana? Dia gak ada elus-elus buah kembar lo gitu?IshaDania:Enggak lah!Rita:Ih sayang banget.Pada
Read more
Crash Melody 42
Sesuai janjinya, Endra menjemput Dania jam empat lebih sepuluh menit. Gadis itu rupanya sudah menunggu di depan lobi.“Maaf ya aku telat jemputnya,” kata Endra saat Dania masuk ke dalam mobil.“Nggak apa-apa kali,” kata Dania, “aku juga baru keluar lima menit yang lalu kok.”Endra lalu menjalankan mobilnya.“Yang, aku boleh tanya sesuatu nggak sama kamu?” kata Endra.“Tanya apa?” tanya Dania, “tanya saja. Selagi aku tahu jawabannya pasti aku jawab kok.”Endra tertawa. “Yaampun, ini bukan soal ujian nasional kali, Yang,” katanya setelah tawanya reda, “kamu jelas tau lah jawabannya. Cuma ya emang agak privasi makanya aku izin dulu.”“Nggak apa-apa sih,” sahut Dania, “tanya apa?”“Kalo aku pengen hubungan kita lanjut ke jenjang pernikahan menurut kamu kejauhan nggak sih?” tanya Endra.“Enggak lah,” sahut Dania, “kenapa kamu bisa kepikiran kayak gitu?”“Soalnya kan kita baru jadian sebulan nih,” kata Endra, “aku takut kamu nganggep aku mikirnya kejauhan kalo punya keninginan ke arah sana.
Read more
Crash Melody 43
Zevan sedang berada di kamarnya. Laki-laki itu sedang menonton satu demi satu video klip Evolution melalui laptopnya yang dia letakkan di atas meja. Sesekali dia menghisap vape yang dia simpan di saku celananya.Kalau dipikir-pikir, keempat video klip itu viewersnya cukup banyak dan cukup cepat mengalami kenaikan daripada video klip albumnya sebelum ini. Dia senang karena di setiap album Evolution selalu mengalami peningkatan dalam segala hal.Zevan menoleh ke belakang ketika mendengar ponselnya yang ada di atas ranjang berbunyi. Dia lalu berdiri dan mengambil benda itu. Dia mengerutkan kening saat tahu bahwa yang melakukan panggilan video adalah Raden. Untuk apa anak itu menelfon menjelang jam sebelas malam begini?“Ngapain sih video call malem-malem?” tanya Endra. Gangguin orang lagi nonton video klip aja.”“Kenapa sih seneng banget di rumah sendirian?” tanya Raden.“Gue nggak sendirian, Dodol,” sahut Zevan, “ada nyokap, bokap, ART, satpam, sopir dan si Endra.”“Maksud gue sendiri t
Read more
Crash Melody 44
“Maaf udah bikin Pak Endra nunggu lama,” kata Karra.Endra menngambil alih cangkir dari tangan Kara. Dia lalu tersenyum. “Nggak apa-apa kok,” katanya, “Gue lagi ngantuk banget soalnya makanya nelfon lo buru-buru.”Karra menghembuskan napas panjang. Bosnya itu selalu saja memaksakan diri. Padahal kalau dia mau istirahat lebih awal juga tidak masalah. Tidak akan ada juga yang memarahinya.“Kalau ngantuk dan capek istirahat aja, Pak,” kata Karra, “dikerjain besok lagi.”Endra meletakkan cangkirnya di meja. Dia lalu duduk di kursinya. “Tanggung ah,” katanya, “ini tinggal dikit lagi. Kalo lo mau pulang dulu nggak apa-apa banget lo. kayaknya gue sudah nggak butuh apa-apa lagi sih. Gue pesenin taksi online ya?”Karra menggeleng. “Nggak ah,” balasnya, “saya mau nemenin Pak Endra.”Endra mengangguk. Dia lalu menatap layar laptopnya lagi.“Pak Endra akhir-akhir ini kok kelihatan bahagia banget,” kata Karra, ragu-ragu, “Pak Endra habis menang lotre ya?”Endra menghentikan aktifitasnya. Dia lalu
Read more
Crash Melody 45
“Gue setuju,” kata Zevan.“Yang lain?” tanya Sisil.“Setuju lah,” kata Okan, “setuju ya, Guys.” Dia menoleh ke Jojo dan Raden. Kedua laki-laki itu mengangguk.***Zevan merasakan dadanya sakit sekali saat sedang mengatur filter suara di komputernya. Laki-laki itu lalu berjalan mendekati tasnya yang dia letakkan di dekat pintu. Setelah menemukan obat dan botol minumannya di sana, dia lalu meminum obat. Setelah merasa sedikit membaik, Zevan kembali ke kursinya.Belum ada satu menit duduk, Zevan dikagetkan dengan kedatangan Sisil.“Habis apa lo?” tanya Sisil.Ezra gelagapan. “Ngapain apaan?”“Tadi habis minum apa lo?” tanya Sisil, “jangan bilang lo ngobat?”Zevan terkekeh. “Yaampun, itu tadi gue minum obat flu soalnya beberapa hari ini sempet bersin-bersin,” balas Zevan, “mumpung belum parah jadi gue obatin aja.”Sisil mengangguk-angguk. “Tapi lo istirahat nggak apa-apa banget loh, Van,” katanya, “kan ada editor. Ngapain lo repot-repot. Itu bukan tugas lo.”“Nanggung ah, tinggal dikit,”
Read more
Crash Melody 46
Menyadari perubahan raut wajah Dania, Endra lantas menoleh ke belakang. Dia berdecak saat melihat sosok Zevan berjalan ke arahnya.“Ngapain sih tuh anak,” gumam Endra. Dia refleks berdiri ketika Zevan semakin dekat.“Ngapain lo?!” kata Endra saat Zevan menghentikan langkahnya.Zevan tak menyahut. Dia menatap Endra dan Dania bergantian. “Wow, kalian pacaran,” katanya. Dia lalu tertawa sinis, “keren.”“Lo kalo ke sini cuma mau ngeledekin gue doang mending pergi deh,” kata Endra.Zevan menghela napas panjang. Tadinya dia mencari Endra untuk meminjam laptop karena laptopnya lowbat dan dia butuh untuk mengedit beberapa lagu. Dia tidak menyangka akhirnya akan seperti ini. Sepertinya dia dan Endra memang ditakdirkan untuk selalu bertengkar.Zevan tertawa hambar. “Lo ngusir gue?” katanya, “seinget gue, ini rumah Mama deh. tanah dan rumahnya semua diatasnamakan nama Mama sama Papa bukan atas nama lo. Jadi apa hak lo ngusir gue?!”Endra kesal. Dia muak melihat Zevan yang selalu saja mencari mas
Read more
Crash Melody 47
Sisil berjalan cepat menuju studio musik. Wanita itu berjalan sambil membawa tabletnya di tangan kanan. Setelah memanggil semua personel Evolution, dia lalu mengajak mereka duduk di kursi panjang yang ada di dekat satu set drum.“Ada apa, Sil?” tanya Endra.“Rencananya buat konser Evolution kan kita mau bawain lima belas lagu,” kata Sisil, “nah gue kan udah ngadain poling kemaren. Dan hasilnya lagu yang terpilih adalah ini.”Sisil menyodorkan tabletnya kepada Zevan. Setelah puas melihat, Zevan lalu mengoper tablet Sisil ke Jojo, Raden dan Okan.“Gimana kalian sepakat nggak buat bawain lagu itu di konser?” tanya Sisil.Zevan mengangguk. “Gue sepakat sih,” katanya.“Yang lain gimana?” tanya Sisil, “barangkali ada lagu lain selain yang ada di list itu yang pengen kalian masukin, nggak apa-apa loh diganti.”“Gue pengen nambahin satu lagu sih sebenernya,” kata Raden.“Lagu apa?” tanya Sisil.“Lagu di album pertama Evolution,” sahut Raden, “yang judulnya Hancur Oleh Cintamu.”Sisil mengangg
Read more
Crash Melody 48
Bukannya menjawab pertanyaan Dania, Fathan malah tertawa.Dania mengambil centong yang ada di meja. Dia melemparkan centong itu ke Fathan, tapi meleset. “Lo ditanyain bukannya jawab malah ngetawain. Maksud lo apa?”Fathan malah tertawa lebih keras. Dia sampai memukul-mukul meja. “Gue nggak nyangka ya Dania yang selalu jutek dan jahat ternyata bisa luluh juga sama cowok,” katanya dengan masih ada sisa tawa.Dania tak menyahuti Fathan. Dia malu sekali.“Mana muka lo pas ciuman sama cowok lo kayak orang sange banget lagi,” Fatha melanjutkan meledek Dania.“Fathan! Bisa diem nggak,” omel Dania, “atau kamu aku usir!”“Cie ngancem,” kata Fathan. Dia lalu mengambil sepotong roti lagi, “ini rumah Bude sama Pakde, bukan rumah kamu. Berani-beraninya ngusir-ngusir.” Dia lalu berjalan meninggalkan dapur.***Dania menyiapkan satu demi satu kostum personel Evolutioner yang akan dipakai untuk pemotretan. Dia menggantung kostum itu di ruang ganti, memastikan tak ada satu pun yang kusut. Setelah tuga
Read more
Crash Melody 49
Setelah Endra meninggalkan ruangannya, Karra menghembuskan napas panjang. Dia lalu duduk termenung. Dia sedikit kesal karena perubahan penampilannya tak membuat Endra tertarik. Padahal, dia berencana membuat Endra kagum padanya. Atau minimal setidaknya sekali saja lai-laki itu tidak memandangnya sebagai sekertaris melainkan seorang wanita dewasa yang menaruh perasaan padanya.Karra lantas mengambil ponselnya yang dia taruh di saku blus. Dia lalu membuka aplikasi Instagramnya. Sejak Endra memberitahu kalau laki-laki itu mempunyai hubungan spesial dengan Dania, Karra selalu menstalking akun Instagram gadis itu. Sekarang pun dia melakukan hal yang sama.Karra melihat satu demi satu foto Dania yang ada di Instagram. Kalau dipikir-pikir, dania memang cantik. Body gadis itu juga bagus. Tapi, gadis itu terlihat cuek dengan penampilannya. Beda dengan Karra yang merasa ada yang kurang kalau tak menggunakan riasan meski hanya untuk pergi ke minimarket yang jaraknya seratus meter dari rumah.Mem
Read more
Crash Melody 50
“Kenapa nunduk?” tanya Endra, dia lalu mengangkat dagu Dania.Dania tertawa. “Jangan liatin kayak gitu!” kata Dania.Endra tersenyum geli. “Kenapa?” tanyanya. Dia tak juga mengalihkan pandangannya dari wajah Dania meski tahu gadis itu salah tingkah.“Ih, pokonya gak suka,” kata Dania. Dia lalu mengalihkan wajah Endra dengan kedua tangannya.Endra tertawa. “Yaudah ... yaudah, “katanya, “aku pulang dulu. Ini udah malem kayaknya.”Dania mengangguk.“Gitu doang?” tanya Endra.“Terus apa dong?” tanya Dania. Dia tertawa.Endra menunjuk bibirnya dengan jari telunjuk.Dania tersenyum. Dia lalu berjinjit. Dia mencoba memberikan apa yang Endra minta. Namun, tepat saat bibir mereka akan bersentuhan, pintu rumah Dania dibuka. Refleks, Dania segera menarik kepalanya.“Eh, Ibuk, Dania kira udah tidur tadi,” kata Dania.“Sebenarnya sudah mau tidur, tapi Ibu kepikiran kamu yang nggak masuk-masuk rumah padahal sudah malem,” kata Talia. Wanita itu lalu beralih memandang Endra, “Nak Endra masih di sini?
Read more
PREV
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status