Crash Melody

Crash Melody

By:  Rani Giza  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
164Chapters
1.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kehilangan pekerjaan justru membuat Dania bertemu dengan Zevan. Seiring berjalannya waktu, Dania mengenal Endra juga. Laki-laki yang merupakan adik Zevan itu memiliki sifat yang seratus delapan puluh derajat berbeda dengan kakaknya. Fakta itu membuat Dania jatuh cinta pada Endra. Saat Endra menyatakan perasaannya pada Dania, Dania tak bisa menolak lagi. Namun, intensitas kebersamaan Dania yang lebih sering dengan Zevan membuat perasaan gadis itu kepada Endra lama-lama terkikis. Apalagi saat Dania mengetahui sisi lain Zevan yang selama ini cowok itu sembunyikan. Tanpa disadari rasa simpati Dania untuk Zevan berubh menjadi rasa sayang. Hingga suatu hari, Dania dan Zevan melakukan hal yang di luar batas. Meski begitu, Dania tetap menjaga hubungannya dengan Endra. Dia tak ingin melukai laki-laki yang tulus itu. Namun, di sisi lain, Zevan juga ingin memiliki Dania seutuhnya. Apakah keputusan yang akan Dania ambil? Akankah dia terus berjalan dengan menggenggam dua hati atau melabuhkan cintanya pada satu hati saja?

View More
Crash Melody Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
164 Chapters
Crash Melody 1
“Dania, saya sangat menyesal karena harus mengatakan ini kepada kamu,” kata Pak Budi. Dania semakin gelisah. “Ada apa, Pak?” “Kemarin, kamu melakukan kesalahan salah menuliskan nominal saat mencetak cek,” kata Pak Budi. Dania membelalakkan mata. “Benarkah, Pak?” tanyanya. “Iya,” jawab Pak Budi, “kamu menulis satu juta, padahal seharusnya kamu menulis sepuluh juta. Tadi malam nasabah itu menghubungi customer service. Dia komplain.” “Maafkan kecerobohan Dania, Pak,” kata Dania dengan wajah memelas. “Saya tidak bisa menolerir lagi, Dania,” kata Pak Budi, “kamu sudah dua kali melakukan kesalahan seperti ini dan kali ini tergolong fatal. Nasabah itu nasabah prioritas. Maka dari itu, hari ini akan menjadi hari terakhir kamu bekerja.” Dania membelalakkan mata lagi. “Dania mohon, Pak,” kata Dania. Dia terus berusaha mengambil hati Pak Budi, “Dania janji tidak akan melakukan kesalahan seperti itu lagi.” “Tidak bisa, Dania,” kata Pak Budi, “saya sungguh menyesal mengatakannya. Tapi, bena
Read more
Crash Melody 2
Rita menarik kembennya yang sedikit melorot. Pemotretan untuk majalah tinggal satu sesi lagi dan gaun krem yang dia pakai saat ini adalah gaun terakhirnya. Setelah itu, dia bisa mengobrol puas dengan kekasihnya yang dari tadi menelepon. Ya, sudah lima panggilan dari Fathan tidak dia respo karena memang dari tadi dia tidak bisa mengangkat telfon. Tidak punya cukup waktu lebih tepatnya. “Rita,” terdengar suara Lea, manajer Rita memanggil. “Iya, Lea,” kata Rita. Gadis itu memejamkan mata karena ada MUA yang sedang melakukan retouch pada eye shadow-nya. Rita lalu masuk ke dalam ruang make-up. “Belum selesai?” tanyanya pada Rita. “Sudah kok, Mba,” kata MUA yang tadi memoles kelopak mata Rita. “Yaudah, kita ke studio yuk,” kata Lea. Dia lalu menggandeng Rita yang sudah berdiri. Rita melakukan pemotretan kurang lebih selama dua puluh menit. Selama sepuluh menit dia mengikuti arahan fotografer untuk pose berdiri, sementara sepuluh menit sisanya dia pose dengan duduk di lantai berselonjor
Read more
Crash Melody 3
Rita membereskan beberapa perabotan yang berserakan di lantai kamarnya. Gadis itu menata kembali vas bunga dan bunga yang berantakan. Setelah itu, dia meletakkan vas bunga di atas nakas. Dia lalu mengambil tasnya yang juga berada di lantai. Dia letakkan tasnya itu di atas meja rias. Setelah itu, Rita duduk di depan meja rias. Dia menatap wajahnya di depan cermin. Tanpa perlu memperhatikan dengan teliti, warna ungu kehitaman di bawah tulang pipinya yang kanan terlihat jelas. Dalam hitungan detik, kedua rongga mata Rita dipenuhi cairan bening. Tak ingin cairan itu jatuh ke pipi, Rita mengusap cairan itu dengan kedua tangannya. Rita lalu kembali ke ranjang. Dia duduk di tepi ranjang itu. Beberapa detik kemudian rongga matanya penuh lagi oleh cairan bening. Seiring dengan terputarnya lagi kejadian semalam di pikirannya, tangis Rita pecah. Sepulang dari pemotretan, Fathan mengajak Rita ke sebuah restoran. Laki-laki itu tampak biasa saja. Sepanjang makan mereka mengobrol seperti biasa. Fa
Read more
Crash Melody 4
“Endra udah selesai,” kata Endra ketika dia sudah usai dengan aktifitasnya. Dia lalu berdiri mendekati Fajar dan mendorong laki-laki itu dari belakang untuk keluar dari ruangan, seperti sedang main kereta-keretaan. “Sekarang mendingan Papa pulang terus tidur.” Melihat bosnya dan Fajar keluar ruangan, Kara pun ikut keluar ruangan. “Iya ... iya,” kata Fajar, “Papa tau kok kalau kalian mau pacaran.” Endra berdecak. “Jangan mulai deh,” kata Endra, “atau Papa mau ikut makan bareng kita. Entar pulangnya bareng Endra juga.” Fajar menggeleng. “Enggak ah, Papa bawa mobil sendiri kok tadi ke sini,” katanya, “Papa udah makan juga. Yaudah, papa balik deh.” Endra mengangguk. Usai Fajar menghilang dari pandanganya, Dia lalu berpaling pada Kara. “Makanan yang lo pesen mana?” tanya Endra. “Di rest area, Pak,” kata Kara. Keduanya lalu berjalan menuju rest area yang ada di balkon. Di atas salah satu meja ada sebuah tas dan di dekat tas itu ada dua kotak makanan. Mereka berjalan menuju meja itu.
Read more
Crash Melody 5
Mobil Rita terhenti di depan gedung cukup tinggi. Gadis itu lalu mengajak Dania turun. Ketika masuk ke dalam gedung, mereka berdua langsung disambut dua orang kru. Mereka lalu diajak naik ke lantai empat gedung itu. Setibanya di lantai empat, mereka lalu memasuki sebuah studio foto. Bersamaan dengan menghilangnya dua orang kru tadi, seorang wanita menghampiri Rita. Dia lalu memeluk Rita dan bercipika-cipiki. “Lea mana?” tanya Sisil. “Dia bilang mau nyusul,” jawab Rita, “eh, kenalin ini teman gue, Dania. Dia yang mau ngelamar buat asisten Evolution.” Dania mengulurkan tangan. “Dania,” kata Dania. Sisil menyambut uluran tangan Dania. Wanita berambut hitam sebahu itu tersenyum ramah. “Sisil,” sahutnya, “cantik ya teman lo.” “Iya dong,” kata Rita. Dania hanya tersenyum menanggapinya. “Lo ke ruang ganti aja sudah,” kata Sisil, “gue mau ngobrol sendiri sama Dania.” Rita mengangkat jari jempolnya. “Oke ...oke,” katanya. Gadis itu lalu berjalan meninggalkan Dania dan Sisil. “Kita ngob
Read more
Crash Melody 6
Crash Melody 6Dania menaikkan kedua kakinya di atas sofa. Di samping kanannya ada sebuah toples berisi cemilan kacang atom. Gadis itu menikmati menonton film sambil mengemil. Film yang ditontonnya adalah The Chronicles Of Narnia. Meski sudah pernah menonton seri film itu dari awal sampai akhir berkali-kali, Dania tak pernah bosan. Dia suka film yang bertema petualangan. Fokus dania terganggu saat Fathan masuk ruang keluarga. Laki-laki itu menghempaskan tubuhnya di samping Dania. Lalu tanpa izin dia mencomot cemilan dari toples. “Lo tuh udah nyelonong, ngambil makanan orang tanpa izin lagi,” kata Dania. “Nyelonong gimana,” protes Fathan, “orang gue sudah izin sama Paklek sama Bulek kok tadi di depan.”Dania geleng-geleng kepala. Dia lalu fokus menatap layar TV lagi. “Eh iya, gue keinget sesuatu,” kata Dania, “empat hari yang lalu kan gue ke apartemen Rita tuh. Nah dia kayaknya habis nangis deh. Lo apain anak orang sampai nangis gitu?”“Masak sih?” sahut Fathan. Dia terus memakan k
Read more
Crash Melody 7
Saat ini Endra sedang berada di salah satu cabang hotel Bhima yang ada di kota Semarang. Hotel cabang di kota ini mengalami penurunan penjualan yang sangat signifikan. Maka dari itu, Endra datang untuk melakukan sidak. Seharian melakukan sidak bersama pimpinan cabang membuat dia kelelahan luar biasa. Padahal sebelumnya dia pikir bisa sedikit bersantai menikmati suasana kota Semarang. Tapi ternyata pemikiran Endra salah. Semarang tak jauh beda dari Jakarta. Sama-sama panas. Yang membedakan hanya tingkat polusinya saja. Ya, udara di semarang lebih ramah dibanding udara Jakarta. Karena tubuhnya sudah terasa pegal semua, Endra pun berjalan cepat mendekati ranjang setelah menutup pintu kamar hotel. Dia lalu melemparkan separuh tubuhnya ke atas ranjang. Kakinya dia biarkan menggantung. Bersamaan dengan rasa nyaman yang tubuhnya rasakan, Endra perlahan memejamkan mata.Namun baru beberapa menit memejamkan mata, Endra membuka matanya lagi karena mendengar surara ketukan pintu. Dia lalu turu
Read more
Crash Melody 8
Rita berjalan mendekati Fathan yang duduk di sofa. Tangan kanannya membawa sebuah gelas berisi air putih. Setelah meletakkan gelas di meja, gadis itu lalu duduk di samping Fathan.“Kamu tumben pulangnya sore,” kata Rita. Dia lalu menyalakan televisi yang menempel pada tembok di depannya.Fathan meminum air yang diberikan Rita. Dia meneguk beberapa tegukan. “Kerjaan lagi nggak numpuk, jadi nggak lembur. Makanya aku bisa pulang sore,” jawab Fathan setelah meletakkan gelasnya ke meja lagi.“Besok aku ada fashion show di Bandung,” kata Rita, “mungkin kita bakalan nggak ketemu selama beberapa hari. Kamu nggak keberatan kan?”Fathan mengerutkan kening. “Jauh banget di Bandung,” katanya, “berapa hari?”“Paling tiga hari,” sahut Rita, “hari ini kan hari selasa, kalau besok pagi banget aku berangkat, paling nyampe di Jakarta Jumat malem sekitar jam delapan.”Fathan menyandarkan punggungnya ke sofa. Tangan kanannya mengusap rambut Rita. “Tiga hari tanpa nyentuh kamu pasti rasanya bakalan hampa
Read more
Crash Melody 9
Kara merapikan semua dokumen yang ada di atas meja Endra. Saat ini jam di dinding ruangan Endra sudah menunjukkan jam sembilan malam. Mereka sudah mau pulang sebenarnya tapi Endra pergi ke toilet dulu. Karena lebih dari lima belas menit tak kembali, setelah memastikan ruangan Endra rapi, Kara pun menunggu bosnya itu sambil duduk dan melihat-lihat sosmednya.Fokus Kara teralihkan saat melihat ponsel Endra ada di atas sebuah map. Dia penasaran dengan isi ponsel Endra. Dia ingin mengecek apakah di galeri laki-laki iyu ada foto seorang gadis atau tidak. Dia masih tidak percaya kalau Endra tidak punya pacar. Saat melihat ponsel itu ketika beres-beres tadi, Kara belum memiliki keinginan untuk melihat isinya karena dia pikir Endra akan cepat kembali.Setelah melihat ke luar melalui cendela kaca dan memastikan Endra belum terlihat, Kara pun mengambil ponsel Endra. Dia tersenyum lega karena ponsel laki-laki itu ternyata tidak dikunci layarnya. Walpaper yang digunakan Endra adalah foto Hana dan
Read more
Crash Melody 10
Zevan menulis beberapa baris lirik lagu di atas sebuah note book. Di pangkuannya ada sebuah gitar yang dia pegang dengan tangan kiri. Besok, Evolution akan tampil di festival musik yang digelar di Stadion Siliwangi. Besok pagi-pagi sekali, dia harus bersiap karena sekitar jam delapan pesawat yang dipesan untuknya harus sudah take off dari Soekarno Hatta. Tapi bukannya beristirahat, Zevan malah menulis lagu.Suara ketukan di pintu membuat Ezra menghentikan tangannya yang bergerak lincah di atas kertas. Usai meletakkan gitar, dia lalu mendekati pintu. Usai membuka pintu, raut wajahnya seketika berubah karena melihat Hana.“Mama ada perlu apa?” kata Zevan.“Kamu belum tidur?” tanya Hana, “boleh Mama masuk?”Zevan tak menyahut. Dia lalu berbalik dan duduk di tempatnya semula dan mulai mencorat-coret kertas lagi.“Mama minta maaf kalau selama ini Mama belum bisa menjadi ibu yang baik untuk kamu, Zevan,” kata Hana.Zevan tak menyahut. Permintaan maaf Hana bagi Zevan sudah terlambat. Saat Ze
Read more
DMCA.com Protection Status