'Sial, aku lengah...' batinnya, getir."Ukhhh..." ringisnya Zora, suara nyaris tak terdengar. Darah mengucur deras dari luka di sisi kanan perutnya. Telapak tangannya berusaha aliran darahnya, tapi itu sia-sia cairan merah kental yang hangat itu terus mengalir, menodai kemeja putih polosnya yang tidak lagi bersih. Dengan sisa tenaganya, ia mendongak. Pandangannya buram tapi ia masih bisa melihat Satya sudah mendekat dan berlutut di depannya.“J-jangan.. jangan mendekat. Bodoh, kau bisa ikut tertembak…” tak lagi memiliki tenaga untuk bicara, kata-kata Zora terhenti di ujung lidah, terkubur bersama rasa sakitnya. "G-gea." panggil Satya. Suaranya Satya gemetar, ia menunduk perlahan hingga berlutut di sisi Zora, tangannya ikut menekan luka Zora mencoba membantu untuk menghentikan darah yang mengalir tak terkendali. Saat tangannya bersentuhan dengan tangan gadis yang terkulai lemas dengan wajah pucat di depannya, tangannya tidak berhenti gemetar, rasa dingin dari tubuh gadis itu membua
Terakhir Diperbarui : 2025-09-01 Baca selengkapnya