Semua Bab Bos Killer itu Pacar Rahasiaku : Bab 31 - Bab 40
67 Bab
Bab 31
Rania sudah siap dimaki-maki oleh Reynald. Jika ujung-ujungnya gajinya harus dipotong pun Rania juga akan terima. Namun, tidak seperti biasanya. Reynald sama sekali tidak berteriak pada Rania yang jelas-jelas sudah melalaikan pekerjaannya. "Kerjain nanti aja kalau gitu! Sekarang kamu temani saya bertemu klien di luar!""Reynald nggak marah? Aku belum ngerjain laporan dan dia nggak marah??" batin Rania keheranan."Buruan siap-siap! Saya kasih waktu kamu 30 menit untuk mempersiapkan berkas yang harus dibawa. Kamu bisa minta salinan file sama Vira. Vira udah nyiapin semuanya.""Baik, Bos!" seru Rania.Tidak hanya Rania saja yang bingung dengan sikap Reynald, Vira dan Listy juga cukup terkejut saat melihat sikap Reynald yang mulai lunak kepada Rania. Biasanya pria itu akan mencari-cari kesalahan Rania. Reynald juga akan mengomel pada Rania, meskipun Rania dapat menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik. Namun, hari ini Reynald tampak berbeda."Tumben hari ini kamu nggak dimarahin, Ran? Pa
Baca selengkapnya
Bab 32
Reynald memberikan permen pada Rania.Rania terpaku beberapa saat, kemudian mengelak dan mengatakan jika dirinya tidak mengantuk. Wanita itu kemudian membuka matanya selebar mungkin hingga membuat wajah Rania terlihat sedikit mengeluarkan di mata Reynald. "Nih, mata saya masih seger kan, Pak! Bapak tenang aja, saya nggak akan mengacaukan meeting hari ini, kok!""Astaga, ini cewek mukanya dibuat serem gitu malah jadi jelek. Matanya sampai mau copot gitu pula," batin Reynald miris melihat tingkah aneh Rania, tetapi pria itu sebenarnya harus menahan tawanya melihat tingkah absurd Rania.Tak Lama kemudian mobil Reynald pun akhirnya sampai di lokasi. Reynald dan Rania segera turun menemui klien untuk mengurus pekerjaan mereka. Untungnya pertemuan mereka berjalan dengan lancar. Meskipun Rania terlihat lelah, tapi wanita itu tetap bisa menjaga profesionalitas kerjanya.Reynald cukup salut dengan kinerja Rania ketika mereka bertemu klien. Pria itu terlalu larut dalam dendam hingga Reynald tid
Baca selengkapnya
Bab 33
"Maaf saya agak lama di toilet, Pak," ucap Rania tak enak hati."Nggak masalah! Kamu beneran nggak mau makan? Saya udah pesenin banyak makanan buat kamu.”Tak lama kemudian meja Rania dan Reynald pun langsung penuh dengan banyak hidangan. Para pelayan mempersilakan Reynald dan Rania untuk memakan hidangan-hidangan nikmat itu. Karena sudah dipesan, terpaksa Rania pun harus menghargai kebaikan bosnya dengan melahap semua makanan yang dibelikan oleh Reynald."Setelah ini kita kembali ke kantor. Tolong selesaikan revisi yang saya minta tadi!" perintah Reynald."Baik, Bos!" seru Rania sembari menaruh tangan kanannya di kepala sebagai tanda hormat.Usai menyantap hidangan makan siang, Rania pun kembali ke kantor dengan menaiki mobil Reynald. Rania kembali duduk bersama dengan Reynald di bangku belakang seperti saat mereka berangkat tadi.Di dalam mobil, Rania kembali menguap. Meskipun wanita itu tadi sudah membasuh wajahnya dan meminum kopi, tapi nyatanya hal itu tidak mampu mengusir rasa k
Baca selengkapnya
Bab 34
Reynald hanya bisa menghela nafas saat melihat Rania yang terus-terusan mengoceh tanpa memberikan kesempatan padanya untuk berbicara. Setelah Rania puas meminta maaf, Reynald pun meminta Rania untuk kembali bekerja tanpa membahas mengenai Rania yang tertidur di bahunya."Kamu pasti udah gila, Ran! Bisa-bisanya kamu ketiduran di mobil dan nyender di pundaknya Pak Reynald!" Rania membasuh wajahnya berulang-ulang untuk menyadarkan dirinya dari rasa kantuk.Lagi-lagi wanita itu dapat meloloskan diri dari kemarahan Reynald. Rania pikir dia akan kembali mendapatkan caci maki dari bosnya, tapi ternyata Reynald justru memperlihatkan sikap di luar dugaannya."Untung aja Bos nggak marah. Apa si Bos beneran sudah berubah?"Rania kembali ke mejanya, kemudian menatap ke arah ruang kerja Reynald tanpa berkedip. Wanita itu mengingat-ingat kembali semua hal yang dilakukan oleh Reynald hari ini. Meski ia merasa tidak nyaman dengan perubahan sikap Reynald, tapi Rania juga berharap jika ini bisa menjadi
Baca selengkapnya
Bab 35
Ketiga orang itu pun berjalan bersama keluar dari kantor, kemudian mencari tempat untuk berbincang sebelum pulang. Bima terlihat bersemangat saat membahas tentang Rania bersama dengan Listy dan Vira. Pria yang sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Rania itu benar-benar sudah bertekad ingin mendekati Rania dan menjadikan wanita itu sebagai kekasihnya."Kalian udah kenal dekat sama Rania, kan? Menurut kalian Rania itu orangnya gimana?" tanya Bima penasaran.Vira dan Listy saling pandang satu sama lain. Mereka memang belum lama mengenal Rania, tapi mereka yakin Rania adalah wanita yang baik."Rania orangnya ramah. Dia juga supel dan gampang bergaul," ungkap Listy."Rania itu pokoknya orangnya baik. Dia juga rajin dan nggak suka ngegosip kayak yang lain," imbuh Vira."Apalagi yang kalian tahu soal Rania?" tanya Bima. Pria itu ingin mengorek informasi sebanyak mungkin dari Vira dan Listy yang sudah lebih dulu mengenal Rania dibanding dirinya."Daripada kamu tanya sama kita, mendinga
Baca selengkapnya
Bab 36
Mirna tidak bisa banyak membantu. Wanita tua itu tak memiliki pilihan lain selain menjual cincin pernikahannya. Hanya cincin itulah yang mereka miliki."Ran, cincin ini cuma benda mati. Dibandingkan sama ayah kamu, tentu ayah kamu jauh lebih berharga dari cincin ini," tegas Mirna.Wanita paruh baya itu melepas cincin yang melingkar di jari manisnya, kemudian memberikannya pada Rania. "Cepat kamu jual cincin ini! Ibu akan coba cari pinjaman sama tetangga."Rania hampir menangis. Di situasi terjepit seperti ini Rania tak tahu lagi harus meminta bantuan pada siapa."Maafin aku, Bu," ucap Rania. Tanpa sadar, air mata mulai menetes membasahi pipi Rania."Buat apa minta maaf? Ini bukan salah kamu. Ini salah Ibu sama Ayah. Ibu sama Ayah yang sudah menyusahkan kamu," sahut Mirna.Ibu dan anak itu menangis. Di masa-masa sulit seperti ini, mereka harus saling menguatkan satu sama lain."Maaf, aku belum bisa membahagiakan Ayah sama Ibu," ungkap Rania sesenggukan."Ibu sama Ayah yang udah gagal,
Baca selengkapnya
Bab 37
"Ibu juga bingung. Siapa aja orang yang tahu kalau ayah kamu di rumah sakit? Cuma Paman sama bibi kamu aja yang tahu, ‘kan?"Rania mengangguk. Wanita itu tidak menceritakan kondisi ayahnya pada banyak orang. Rania hanya memberi kabar pada kerabat dan juga teman-temannya yang ia pinjami uang. Selain itu, tidak ada lagi orang yang tahu mengenai kondisi ayah Rania saat ini."Padahal biaya operasi Ayah kan lumayan mahal. Belum lagi orang itu juga udah nambah deposit untuk biaya rawat inap. Jumlahnya cukup besar kan, Bu? Kenapa ada orang yang mau merelakan uang sebanyak itu buat pengobatan Ayah?"Rania cukup lega karena masalah biaya rumah sakit dapat diselesaikan dengan baik. Wanita itu juga tidak perlu mencari pinjaman dan menjual cincin pernikahan milik orang tuanya, tapi tetap saja Rania tidak bisa tenang jika ia belum menemukan orang yang sudah membantunya. Bagaimanapun juga Rania akan menganggap bantuan ini sebagai pinjaman, dan akan mengembalikan uang tersebut pada sang pemilik."Ki
Baca selengkapnya
Bab 38
Secara tidak langsung, Vira dan Listy sedang berusaha membantu Bima untuk mencari tahu tentang pacar Rania. Rania yang tidak tahan karena terus digoda oleh teman-temannya itu pun akhirnya menyangkal dan menegaskan kalau dirinya tidak mempunyai pacar, apalagi calon suami."Kalian ngomong apa, sih? Siapa yang udah mau nikah coba? Aku belum punya pacar kok!" seru Rania terkekeh."Yang benar? Padahal kamu cantik loh, Ran. Nggak mungkin kamu belum punya pacar," sahut Listy."Buat apa juga aku bohong ke kalian? Kalau aku udah mau nikah, aku pasti udah nyebar undangan ke kalian," tukas Rania sembari menggelengkan kepalanya.Vira menoleh ke arah Bima, kemudian mengedipkan matanya. Kini, Bima sudah memastikan kalau Rania memang benar-benar jomblo. Setelah tahu kalau Rania ternyata tidak mempunyai kekasih, Bima makin membulatkan tekadnya untuk mengejar Rania dan menjadikan wanita itu sebagai calon istrinya."Ternyata Rania belum punya pacar. Itu artinya aku masih punya kesempatan, ‘kan?" batin
Baca selengkapnya
Bab 39
Reynald lantas bergegas meninggalkan gerombolan karyawannya yang masih menggosipkan dirinya itu."Dasar perempuan gak tau terima kasih! Memangnya siapa yang sering marah-marah nggak jelas? Aku marah sama dia juga ada alasannya. Kalau aja dia nggak bikin aku kehilangan project besar, aku juga nggak akan ngomelin dia tiap hari!" gerutu Reynald dalam hati."Dia bilang dia nggak suka sama aku? Lah emang dia pikir aku suka sama dia gitu? Dia bahkan sama sekali bukan tipe cewek yang aku suka!" Reynald terus mengoceh di dalam hati. Ketiga wanita itu benar-benar tidak tahu kalau Reynald mendengarkan pembicaraan mereka. Rania juga masih sibuk mengumpati Reynald dan mengungkapkan kebenciannya pada bosnya itu."Tapi Bos sekarang udah berubah, ‘kan? Kamu jangan terlalu benci sama si Bos, nanti kalau kamu sampai suka sama Bos, baru tahu rasa!" celetuk Vira terkekeh."Ngapain juga aku suka sama Pak Reynald? Aku masih waras, Vira! Meskipun aku nggak punya kriteria khusus soal laki-laki, tapi yang j
Baca selengkapnya
Bab 40
"Ini kan ... tagihan rumah sakit punya Ayah?" gumam Rania shock saat melihat kertas itu ada di ruangan bosnya. "Aku nyari-nyari kertas ini di rumah sakit gak ketemu. Kenapa kertasnya bisa sampai di sini?" Rania benar-benar bingung dan heran. Bagaimana kertas itu bisa sampai ke tempat kerjanya?Namun, saat Rania tengah memandangi kertas tersebut, tiba-tiba Reynald masuk dan mengejutkan Rania."Kamu ngapain di sini!" seru Reynald menegur Rania.Rania segera menyembunyikan kertas itu dari Reynald. "Katanya Bos manggil saya?"Reynald menatap Rania sembari memicingkan mata. "Rania nyembunyiin apa, tuh?" batin Reynald."Nggak jadi! Sana balik kerja!" seru Reynald kemudian."Nggak jadi? Maksudnya?" tanya Rania bingung."Saya udah nggak ada perlu lagi sama kamu! Buruan sana pergi!" usir Reynald dengan ketus.Rania tidak berani bertanya mengenai surat tagihan dari rumah sakit milik ayahnya yang bisa berada di ruangan Reynald. Wanita itu segera keluar dari ruangan Reynald. Rania mencoba membuat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status