Roby memperhatikan gadis di depannya dengan ekspresi datar. Tak disangkanya, Silia benar-benar menunggunya selama tiga jam hanya untuk pertemuan ini. Di sisi lain, Silia merasa jantungnya hendak meledak. Roby yang kini berdiri tanpa seragam kerja dan topi, dalam balutan pakaian kasual, terlihat jauh lebih tampan. Detak jantungnya semakin tak beraturan saat mata pria itu menatapnya tanpa berkedip. Namun, tatapan Roby bukanlah tatapan kagum. Sebaliknya, ia menelusuri Silia dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan ekspresi tak terbaca. Sesekali, ia membuang napas kasar, jelas kecewa. Yesika bilang gadis ini anak orang kaya, tapi penampilannya jauh dari kata glamor. Dibandingkan Yesika yang selalu tampil sempurna, Silia bagai bumi dan langit. "Jadi, kamu nungguin aku tiga jam cuma buat adu tatapan?" tanya Roby santai, menyadarkan Silia dari kegugupannya. “Eh, anu… Aku nggak tahu harus mulai dari mana,” jawab Silia canggung. “Katanya ada yang mau diomongin?” Silia meneguk luda
Last Updated : 2023-10-31 Read more