Semua Bab Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan : Bab 21 - Bab 30
210 Bab
Bab 21. SANG MILIARDER GUSAR!
'Hari ini matahari begitu terang atau itu hanya perasaanku saja,' Bagi Bastian bunga -bunga bermekaran dengan indahnya, semua karena satu nama yang mengisi hatinya yaitu Almira. Hari ini H-1 pembukaan kantor cabang di Singapura, begitu banyak persiapan yang harus dilakukan untuk pembukaan kantor cabang baru, Bastian sudah tidak ikut campur tetapi banyak yang harus di approve sehingga dari pagi hingga jam 11.00 WIB berlalu dengan sangat cepat. Bastian sudah sangat rindu mendengar suara merdu Almira .Kemudian Bastian mengambil ponsel dan bersandar pada kursi sambil menunggu Almira menjawab panggilannya, langsung dalam mode video call.Ting!Seraut wajah yang sangat dicintainya muncul di layar."Hai Sayang, lagi ngapain?" tanya Bastian sambil memandang tajam Almira."Lagi kerja!" jawab Almira sengaja ingin menggoda Bastian."Hmm awas ya, tunggu aku datang, apa masih berani ngledek!"Almira tersenyum lebar, tiba-tiba Almira mendongak k
Baca selengkapnya
Bab 22. PRIA IMPIAN
"Karena aku tahu kamu belum menikah!""Itu bukan indikator yang akurat, hanya karena aku belum menikah bukan berarti aku belum bertemu pria impianku.""Bulshitt Lady, bisa jadi kalian putus! Atau kamu tidak jadi menikah dengan pria impianmu itu.""Kalau itu terjadi aku akan hidup sendiri dan dia tetap menjadi pria impianku! Tidak ada tempat tersisa bagi yang lain, jadi menyerahlah dan lanjutkan hidupmu, cari orang lain dan jangan ganggu aku lagi!"Nampaknya Almira sudah sampai di titik terendah yang bisa ditoleransinya.Entah si pria itu mulai sadar atau dia mulai menyerah, yang pasti akhirnya dia pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.Selang beberapa waktu Bastian tiba dengan wajah bahagia, sangat bahagia karena dia mendengar bahwa Almira telah menemukan pria impiannya, sejak dengan tidak sengaja mendengar hal itu, Bastian merasa mendengar penyataan sayang yang jarang diungkapkan Almira. Semoga itu tanda-tanda awal Almira akan menyatakan cinta pada
Baca selengkapnya
Bab 23. MENGINAP?
"Itu manusiawi, sangat bisa dimaklumi, Sayang," hibur Bastian."Jangan membelaku, Bast. Kalau aku sedikit lebih memperhatikan sekolah mereka, aku pasti nggak lupa tentang 'father's day' ini kan?"Bastian tetap memeluk Almira-nya yang bersedih dan mengelus rambut Almira yang sedang merebahkan kepala di dadanya.Bagi Bastian kemajuan beberapa hari ini sungguh membahagiakan, biasa Almira tidak mau menunjukkan kemesraan kecuali saat mereka hanya berdua, tapi siang ini, dengan pak sopir di depan mereka, dia tidak menolak penghiburan yang Bastian berikan.Semoga bukan karena kesedihannya tapi karena memang hubungan mereka sudah memasuki level baru."Aku tidak membelamu, akan tetapi kamu adalah ibu rumah tangga yang juga wanita karir, Ra. Jadi sangat bisa dimaklumi jika terjadi hal-hal begini, yang diurus kan banyak.""Tapi seharusnya aku kan punya skala prioritas, Bast!"Bastian tidak melanjutkan pembicaraan mereka karena mereka telah sampai di rumah Almira.
Baca selengkapnya
Bab 24. LAMARAN SANG MILIARDER
Bastian melihat Almira keluar dari kamar, masuk ke kamarnya sendiri yang berada di sebelah kamar anak-anak, jadi Bastian menemani mereka sebentar memastikan mereka sudah nyenyak baru dia akan meninggalkan mereka.Sebelum meninggalkan kamar anak-anak Bastian menelepon kantor dan memberitahu bahwa nanti dia tidak kembali ke kantor.Kemudian Bastian mendekati Almira yang duduk di tempat tidur, Almira yang duduk diam nampak tenggelam dalam pikirannya tapi ketika Bastian memeluknya seketika pecahlah tangisnya.Bastian memeluk Almira dalam buaiannya dan mengusap kepala dan punggung Almira bergantian berusaha menghibur dengan pelukannya."Mereka masih anak-anak , mereka sangat cepat memaafkan dan melupakan, mereka sangat sayang Mommy-nya," Bastian berbicara dan mencium bersamaan."Tapi aku sudah sangat membuat dia kecewa Bast, sejak kecil mereka sudah tidak memiliki orang tua, giliran cuma punya Mommy, Mommy-nya gak becus!" Dan Almira pun menyembunyikan wajahnya d
Baca selengkapnya
Bab 25. MEMABUKKAN!
"Bisa cepat, bisa juga lambat...apapun di kolong bumi ini ada masanya, bukan?""Aku mau yang cepat, please." Almira tertawa. "Harus?" Bastian mengangguk lalu membelai mesra bibir Almira, sambil berkata, 'ingat ini selama aku pergi I LOVE YOU," bisik Bastian di bibir indah sang kekasih.Kemudian Bastian meninggalkan Almira yang akan mandi, Bastian menuju kamar anak-anak tapi di tengah jalan dia mendengar celoteh mereka dari ruang bermain, ternyata Binta dan Saras sudah bangun dan sudah mandi."Hallo anak Daddy Sayang, kemari peluk dulu." Bastian pun berjongkok agar bisa memeluk mereka berdua.Kemudian Bastian berpesan kepada mereka sambil masih dalam posisi berjongkok."Om Daddy mau pergi, Binta dan Saras jaga Mommy ya, jangan bikin Mommy sedih, ok sayang? Nanti Om Daddy bawa hadiah buat Binta dan Saras ya.""Cama buat Mommy?" tanya Saras."Iya dong pasti Om Daddy bawa hadiah buat Mommy juga!" Kemudian Bastian mencium kepala kedua bidadari
Baca selengkapnya
Bab 26. GODAAN
'Apa-apaan hotel ini!' batin Bastian."Kenapa bisa hotel memberikan kunci sembarangan? Mana manajermu?""Ini kuncimu," terdengar suara wanita yang menyela.Bastian menoleh dan melihat asal suara. Wanita itu lagi! Wanita asing yang menjemputnya. Wanita itu sedang menunjukkan kunci kamar lalu menggenggamnya kembali."Aku akan menunjukkan kamarmu, follow me!" Si wanita berjalan sambil mengayunkan pinggulnya menggoda siapa pun yang melihatnya.Bastian tidak akan membahas hal ini sekarang, dia harus segera sampai di kamarnya agar dia bisa melihat dan memeriksa persiapan final acara pembukaan, tapi secepat yang dia bisa dia akan menghubungi sekretarisnya untuk mengembalikan wanita itu ke tempat dari mana dia berasal.Si wanita membuka pintu kamar, masuk dan memegang pintu agar Bastian bisa masuk, kemudian menutup pintu saat Bastian telah berada di dalam.Setelah terdiam sejenak, dia mulai membuka kakinya, membuka jas mahalnya hingga kini hanya ada blus transparan yang tidak menyembunyi
Baca selengkapnya
Bab 27. MERINDU
"Van, kamu koordinasi segera, cari tahu siapa yang mereka suruh ke bandara menjemputku!""Bapak dijemput terlambat?" Tanya Vanya, sekretaris Bastian."Bukan terlambat, tapi wanita itu pasti penyusup!""Wanita?" Terdengar Vanya reflek berseru mendengar penjelasan Bastian."Memang driver tidak harus pria, bisa saja driver itu wanita, tapi yang ini beda, jadi cari tahu segera, aku akan kirimkan fotonya, cari tahu lewat siapa wanita ini bisa menyusup, semoga tidak ada orang dalam yang terlibat, kabari aku segera, sebelum acara besok jadi porak-poranda, cari tahu sekarang!" Perintah Bastian, tidak perduli ini sudah malam.Kemudian Bastian menghubungi Samuel."Aku akan kirim foto, wanita yang jadi sopirku juga pegang kunci kamar hotelku, cari tahu dia suruhan siapa, secepatnya, Sam! Kamu koordinasi dengan Vanya, sebelum semuanya terlambat, dan satu lagi, suruh orang kita jaga rumah Almira dan anak-anak, lindungi mereka dari jauh, ada pertanyaan?""Dimengerti Bos! Boleh langsung kir
Baca selengkapnya
Bab 28. PRO! FREE! EXPERT!
Bastian memandang wanita dihadapannya."Kau? Baguslah, jadi aku nggak usah repot-repot suruh anak buahku mencarimu." Mata si wanita berbinar."Kau menyuruh mereka mencariku?""Dari binar di wajahmu aku bisa menebak kau salah menangkap maksudku!"Kini wajah cantik itu cemberut. "Kenapa kamu menyuruh orang-orangmu mencariku?" "Pikir sendiri! Kesalahan apa yang sudah kau lakukan." Sergah Bastian sedingin es.Inilah Bastian yang dikenal oleh orang sekitarnya, pria yang dingin, pendiam, angkuh, cenderung arogan dan super cuek.Hanya bersama Almira dan kedua anaknya dia bisa bermanja-manja, dia merasa hanya bersama Almira dia bisa menjadi diri sendiri tanpa takut diremehkan, tanpa takut menunjukkan kelemahannya yang biasanya bisa berbalik menyerang dirinya sendiri.Sambil memandang wanita murahan itu, Bastian menelpon Samuel."Wanita itu ada di hotel, kamu periksa semua persiapan, lakukan prosedur seperti biasa!"Kemudian Bastian menutup ponselnya dan berkata kepada wanita di hadapan
Baca selengkapnya
Bab 29. PENGGEMAR BARU.
"Kenapa badanku rasanya nggak karuan begini, sakit rindu? Astaga, masa iya..nggak mungkin, ini beneran sakit kok," gumam Almira sambil menahan nyeri.Almira merasa sangat tidak enak badan, sejak bangun dia merasa sakit di perutnya, setelah mengantar anak-anak ke mobil dia segera tidur kembali dan akhirnya terbangun karena telepon masuk dari Bastian.Sebenarnya sudah sejak kemarin dia merasa tidak enak badan, tapi Almira hanya minum vitamin saja dengan harapan segera membaik.Sudah berkali-kali Almira harus BAB, hingga kondisinya sudah mulai lemah tetapi Almira tetap mandi, berganti baju untuk ke kantor, memakai setelan jas warna gelap untuk berjaga-jaga kalau mungkin harus sering ke belakang.Semoga nanti sudah berkurang karena pengaruh obat yang diminumnya.Almira selesai bersiap kemudian dia keluar kamar untuk sarapan, tiba-tiba matanya tertumbuk pada handuk yang kemarin bekas dipakai Bastian dan masih tergantung di pintu kamar ganti.Almira tersenyum lebar, sejenak rasa sakitnya te
Baca selengkapnya
Bab 30. WANITA SEKSI
Baru saja Almira terbangun dari tidurnya, karena pengaruh obat Almira bisa tidur sebentar, tiba-tiba ada panggilan dari rumah, Almira sangat terkejut bukannya dia sudah wanti-wanti sama Ning, pembantunya untuk tidak memberitahu anak-anak? Ini baru jam 16.00 wib,atau mungkin ada yang lain, bukan tentang Binta dan Saras(?)"Hallo,""Bu.""Ning""Maaf, Bu." "Kenapa, Ning?""Non Binta, dari tadi siang minta telepon Mommy dan Om Daddy, Bu.""Tumben," pikir Almira, mungkin intuisi anak-anak memang sangat tajam."Bapak memang lagi sibuk, Ning! Nggak bisa di telepon.""Iya Bu, sejak tadi siang tidak bisa, Bu.""Sekarang Binta mana, Ning?""Ini, Bu.""Sayang?""Mommy, tata(kata) Mbak Ning, Mommy tidul di lumah sakit? Iya? Nggak mau Mommy....nggak mau, tata(kata) Daddy, Binta halus jaga Mommy ... Mommy halus pulang!""Sayang, mungkin hanya malam ini Mommy di rumah sakit, besok Mommy sudah pulang, jadi besok Binta sudah bisa j
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
21
DMCA.com Protection Status