All Chapters of GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU : Chapter 11 - Chapter 20
26 Chapters
Seperti Beruntung Menjadi Menantunya
"Makasih, Ma." Tangisku kembali pecah tatkala Mama memeluk.Di saat rapuh dan tak punya tempat untuk curhat selain Allah, kehadiran Mama sungguh memberikan energi, ditambah Mama yang berada di pihakku.Di saat menantu-menantu lainnya tak dapat perlakuan elok dari sang mertua, aku tentu beruntung bisa memiliki mertua sebaik dan se-care Mama Merta."Semoga saja ini hanya pikiran burukku saja, Ma. Semoga saja apa yang kutakutkan tidak terjadi," ucapku penuh harap. Sekalipun gerak-gerik Mas Bryan sangat mencurigakan malah terang-terangan sikapnya jelas tampak berbeda, aku tetap berharap Mas Bryan benar-benar terbebani oleh pekerjaannya."Iya, Mon. Mama pun begitu. Sangat memalukan jika Bryan sampai melakukan hal yang keji seperti itu." lalu Mama menyeka airmata ku yang rajin kali jatuh jika sudah berada di depan Mama.🎀🎀🎀Makan siang kali ini Mas Bryan dan Rara ikut bergabung dengan aku dan Mama. Tumben, iya tumben banget malahan. Mungkin tampaknya Mas Bryan tak ingin Mama menaruh curi
Read more
Pasang CCTV
"Ini, Bu. Kami ada yang keluaran paling canggih, kameranya unik dan tak akan dikenali," tawar pelayan sembari memperlihatkan barang itu padaku.Ini sama persis dengan barang yang kulihat melalui gool*. Kameranya bagus dan tak berbentuk seperti kamera cctv. Ku pastikan Mas Bryan dan Rara tidak akan mengetahuinya. Untuk pemasangannya pun gampang. Aku sendiri pun bisa memasangnya saking canggihnya kamera cctv yang kubeli."Boleh pak, bungkus langsung eh tapi aku beli jadinya 3 aja deh." Setelah semua selesai aku pun bergegas pulang ke rumah, ngeri kalau berlama-lama di luar. Sambil jalan pulang aku mau beli ayam goreng drive true nambah-nambah lauk-pauk di rumah. Takutnya pada bosan sama menu yang di rumah, apalagi ini juga sambil jalan pulang.Aku juga beli es krim dan mocaflut kesukaanku, maklum cuaca sangat panas, tapi belum sebanding dengan panas hati yanh ku rasakan.Sesampainya di rumah, tampak Mama sedang berada di teras rumah dengan seorang perempuan seusia ku. "Eh, Mon dari ma
Read more
Ada Sesuatu Mencurigakan
"Eh, Mama." Sapaku, lalu beranjak duduk. "Mama, mau pergi sebentar ya Mon. Itu si Mayora ngajakin ke Emolle." Keningku mengerut, netraku memperhatikan penampilan Mama dari ujung kaki sampai rambut, walaupun sudah berumur 56 tahun stelan mama masih stylist dan masih belum.mengenakan hijab. Maklum nyonya-nyonya konglomerat. Papa mertua ku adalah pengusaha terkenal di bidang furniture."Oh iya, Ma. Silakan, hati-hati yah Ma. Virus pada ngeri zaman sekarang," jawabku nyengir. "Iya." Mama pun menutup pintu tapi aku sangat enggan melepas kepergiannya dengan perempuan tetangga baruku itu.Terdengar deru mesin mobil yang perlahan kian melaju lalu hilang dari pendengaran ku, tapi entah kenapa jantungku berdegup kencang ketika mendengar bunyi mesin mobil tersebut. Tak ingin berkecimpung dengan pikiran yang terlalu menguras bathin, aku pun bertolak ke kamar.Setelah selesai beres-beres rumah dan mandi, masih belum ada terdengar hiruk-pikuk dari kamar Rara, biasanya kalau perempuan yang masih
Read more
Periksa Laci, dan ...
Aku memeriksa laci nakas satu per satu berharap ada bukti yang ku temukan atas keraguanku dengan Mas Bryan. Lacinya kosong, aku bertolak memeriksa lemari, tetap nihil, memeriksa laci nakas yang berada di samping kiri dan kanan ranjang. Hasil tetap sama tak ku temukan apa-apa.Sepersekian detik, netraku tertuju pada springbed ranjang, tak mengulur waktu dengan sigap dan kekuatan estra aku mengangkat springbed tetap dengan satu harapan, ada bukti yang ku temukan. Mengangkat mulai dari sudut kiri atas, kiri bawah, lalu kanan bawah, dan deg!Jantung berpacu, mataku melotot tajam, pada satu map berwarna biru yang tergeletak cantik di bawah springbed kanan atas. Dengan tangan gemetar ku coba mengambilnya.Kubuka map walau tangan sangat gemetaran, rongga dadaku terasa semakin sesak, kamar yang luasnya 4x4 ditambah hembusan AC tak mampu menurunkan hawa panas disekejur tubuhku. Mungkin panas di luar sana tak kalah panasnya di diriku.Dan, ketika map itu kubuka, ada dua buah buku nikah, alisku
Read more
Apa yang Disembunyikan?
"Ya ampun, Mona. Aku turut prihatin. Tapi tenang, apa pun itu, aku akan pastikan kamu pemenang semuanya." semangat Romi makin membuat energi ku bertambah."Semoga Rom.""Sudah, minum dulu tehnya. Nanti biar aku yang urus tetek-bengek perintilan persiapan.""Siap, nggak usah buru-buru, Rom. Aku mau siapin dulu semuanya, jika udah rampung baru deh dikelarin semua.""Siap, Monalisa. Kalau urusan itu aku mah percaya kamu bakalan mampu menghadapinya. Semangat, masih banyak lho lelaki bujangan dan duda keren yang ketceh badai." goda Romi lagi."Sekarang persetan dulu dengan itu, Rom. Mau ngasih pelajaran dulu." jawabku memainkan alis. "Dah ya, aku pamit. Gimananya nanti kukabari lagi." aku beranjak."Yang sabar yah, Mon." "Tak apa, Rom." jawabku sok tegar.Kini aku melaju ke sebuah bank, tempat Mas Bryan dan aku menabung. Aku ingin menarik semua uang yang ada di dalamnya. Semoga saja tabungan itu tak berkurang. Awas saja dia gunakan untuk membelikan mahar gundiknya itu.Sebelum pergi ke te
Read more
Sejak Kapan Berhubungan?
Jika dia cerdas bubur tadi mestinya ditambah ayam suir, ditaburi kacang kedelai, sama bawang prei lalu disiram dengan beberapa bumbu lainnya. Bukannya menjadikan bubur tadi menjadi busuk akhirnya tak berguna."Ini kak." Rara memberikan gawainya padaku. Padahal maksudku tadi dia cukup mengirim foto-foto itu lewat WA padaku. Jika seperti ini aku akan leluasa mengutak-atik isi gawainya.Mataku terbelalak banyak sekali foto mesra Rara dengan Papa Burhan. Aku tandai beberapa foto lalu tanpa pikir panjang ku kirim semua foto yang tertandai tadi ke gawai ku melalui WA. Rara hanya tertunduk, menyesal mungkin, apalagi yang perlu disesalkan. Berubah harusnya bukan menyesali bahkan meratapi tidak akan merubah apa pun yang telah terjadi."Sekarang kamu jawab sejujurnya semua pertanyaan kakak!" ujarku ketus pada Rara setelah semua foto tadi terkirim."Tanya apa kak?" dia masih tertunduk."Sejak kapan mau menjadi hubungan dengan Papa Burhan? Terus kenapa bisa?""Ah aku waktu itu tak sengaja bertemu
Read more
Dia Mencegat di Ambang Pintu
"Atau memang mereka nggak ada hubungan, Mon. Kamunya aja yang lagi sensitif kali. Lagian Mama tahu betul, Bryan nggak mungkin melakukan hal keji dan murahan itu. Dia sama kayak Papanya setia. Jadi kamu nggak usah bersuudzon lagi sama anak Mama yang satu itu, ya." Mama menghentikan aktivitasnya dan menoleh padaku. Anak tak bermoral begitu di bela mati-matian. Percuma."Hehehe, iya kali ya Ma. Aku mungkin yang sensitif kali ya." tambahku lagi."Papa setia ya, Ma?" tanyaku, padahal mengejek."Oh tentu, Mama dan Papa itu hampir tiga puluh tiga tahun menikah tak pernah sekalipun Papa itu selingkuh." Belanya."Oh iyakah, Ma. Hebat ya, Ma." pujiku rasanya mau muntah mendengarnya. Bertolak belakang dengan foto-foto mesranya dengan Rara."Aku ke minimarket dulu, Ma." pamitku. Lebih baik ngecek minimarket ketimbang banyak berbincang dengan nenek tua ini."Iya,"***Keesokan harinya...Pagi ini aku sudah rapi tanpa berkutat di dapur memasak sarapan ataupun bikin lauk-pauk untuk makan siang. Hari
Read more
Siapa yang Harusnya Marah? Lucu!
"Baik, Bu. Sebentar, saya cek dulu." Dia mengambil gawai yang sedari berada di atas meja seperti mau menelepon seseorang."Ririn, ke ruangan saya sebentar!" perintahnya dalam sambungan telepon."Sebentar ya, Bu. Saya tunggu staff administrasi dulu." pintanya. Lantas Pak kepala mengecek komputer selingan dengan mengecek buku nikah yang kuserahkan tadi. Keningnya tampak mengerut, mungkin bingung.Tok... Tok... Tok..."Masuk!" sahut Pak kepala."Permisi, Pak. Ada apa ya memanggil saya?" aku tidak menoleh ke sumber suara. Tapi perempuan itu berjalan ke arah Pak kepala dan sekarang berdiri di samping kiri Pak Bobby."Ibu ini memberi tahu jikalau suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuannya. Kamu bisa check-in kelengkapan berkas yang diserahkan oleh Bapak Bryan dan Ibu Mayora? Kebetulan mereka menikah kurang lebih sebulan yang lalu." Ririn sang staff administrasi mengangguk paham."Saya cari dulu ya, Pak. Nanti saya ke sini lagi.""Oke," lalu Ririn meninggalkan ruangan."Mohon ditunggu sebe
Read more
Hanya Kaki Berdarah
"Yuk, Bryan. Kita ke rumah Mayora saja. Untung saja kamu masih punya Mayora dan sebentar lagi kalian juga bakalan punya anak. Tentu hidup kalian lebih bahagia pastinya. Daripada kamu sama Mona, udah enam bulan belum juga hamil. Beda sama Mayora enam bulan lagi dia bakalan lahirin anakmu, Nak. Ayuk kita kemasi," ajak Mama sambil menarik tangan Bryan untuk mengemasi barang-barang."Apa? Mayora hamil? Enam bulan lagi bakalan lahiran? Jadi ...? Pantas saja Bryan tersedak ketika Mama membahas perihal kehamilan kala itu, dasar nenek lampir kupikir dia ... ah sudahlah, sabar Mon, semuanya sudah berlalu, masa depanmu masih panjang.""Harusnya dari dulu aku tidak memaksakan diri untuk menikah dengan kamu, Mon," ujar Mas Bryan yang tengah mengeluarkan barang-barang pribadi miliknya."Nggak usah banyak bacot, beresin saja secepatnya. Aku jijik lihat kalian masih di sini,""Mas Bryan ... Mama Merta ... kok ini ..." aku melengah ke sumber suara, ada gundik Mas Bryan ternyata."Eh, gundik canda gun
Read more
Tolong Angkat Ibu Ini!
"Pak, tolong angkat ibu ini ke mobil saya ya, biar saya antar ke rumah sakit terdekat,""Baik, Bu,"Ada tiga orang lelaki yang menggotong ibu ini ke dalam mobilku karena tubuh ibu ini agak berisi.Tak lupa aku mengucapkan terima kasih dan meminta maaf atas yang terjadi. Ini karena pikiranku kalut jadi membawa mobil jadi tidak konsentrasi. Padahal untuk sampai di rumah Yuyul tinggal menempuh perjalanan 10 menit lagi. Tapi yang namanya ujian kadang tidak akan memberi kode terlebih dahulu."Bu, aku anterin ke rumah sakit dulu ya biar ibu diobatin dulu. Abis itu aku akan antar ibu pulang ke rumah," jelasku. Ibu berjilbab dalam itu pun menjawab dengan anggukan saja. Bagaimanapun aku harus tanggung jawab dulu walaupun pikiranku masih memikirkan Rara. Lagian Rara juga di rumah Yuyul yang kurasakan dia akan aman di sana.Untung didekat kejadian tadi ada rumah sakit, Ibu Eti pun ditindak cepat oleh beberapa perawat. Setelah semuanya selesai aku mengantar Ibu Eti ke rumahnya, ternyata rumahnya
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status