All Chapters of Dijodohkan Dengan Pria Dingin: Chapter 31 - Chapter 40
45 Chapters
Bab 31
Setelah masuk ke dalam rumah, Asha kembali dibuat kagum. Bagaimana tidak, ternyata rumah Damian semewah ini, bahkan lantainya saja biasa untuk bercermin saking kinclongnya. "Ah, calon menantuku sudah datang rupanya!" Mama Damian menyambut Asha dengan wajah yang ceria, sungguh jauh berbeda dengan wajah Damian yang datar dan tanpa ekspresi itu. "Selamat siang, Tante!" Asha mengulurkan tangan, menyalami Tante Sulis. "Mama, Ma-ma ya cantik, sebentar lagi kan kamu akan menjadi anak Mama juga. Rasanya sudah tak sabar ingin menggendong cucu, bagaimana tadi? Apa sudah menemukan baju yang cocok?""Ah sudah Tan eh Mama," jawab Asha canggung. Mama Damian sangat baik, ia memperlakukan Asha seperti anak sendiri, beda jauh dengan anaknya yang kadang super dingin dan juga cuek. Asha tak bisa mundur lagi, ia sudah terlanjur menerima perjodohan bersyarat ini. Hanya saja, Asha merasa sangat berdosa sebab seperti membohongi kedua orang tua, apa lagi Mama Sulis sudah berharap banyak dan bilang ingin
Read more
Bab 32.
Rupanya Asha ingin meminta penjelasan akan hal ini, jika tinggal hanya berdua saja dengan cowok dingin itu malah membuat Asha khawatir jika Damian akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak kepadanya nanti walau status mereka sudah menjadi suami istri. "Kenapa? " Bukannya menjelaskan, Damian malah memberikan pertanyaan yang cukup singkat. "Apa? Jangan macam-macam ya! " Asha menjawab sambil memperlihatkan wajah kesal, dari segi mana pun Damian memang menyebalkan baginya. 'Oh Tuhan bagaimana bisa aku menerima perjodohan dengannya? Belum menikah saja dia sering kali membuatku naik darah.'Sebetulnya Damian tau apa yang ada di pikiran Asha, hanya saja ia sengaja membuatnya kesal. Entah kenapa melihat wajah kesal calon istrinya itu membuatnya senang. "Aku nggak mau tinggal berdua sama kamu! Ingat, perjanjian kita! Jangan aneh-aneh ya! Pasti kamu punya niat terselubung kan dengan mengatakan pada Mama kalau nanti kita tinggal hanya berdua, ayo ngaku!""Memangnya ada yang salah? Bukankah kita
Read more
Bab 33. Sah
Singkat cerita, hari pernikahan itu digelar di rumah orang tua Asha. Teman-teman Asha bahkan banyak yang tidak percaya, Asha yang sering mereka ledek karena belum punya pasangan akhirnya melepas masa lajangnya. Dikenalkan dengan Damian, belum saling mengenal satu sama lain lantas sekarang mereka melangkah ke jenjang pernikahan. Jika saja gadis lain pasti tak sabar dan berbahagia di hari pernikahannya, maka lain halnya dengan Asha. Mood nya pagi ini kurang baik, sebab pagi-pagi buta ia sudah dibangunkan, harus mandi dan bersiap untuk di rias wajahnya. "Bu, bisa nggak kalau nggak usah mandi? Dingin banget, Bu! ? Mana masih ngantuk pula, atau bisa nggak sih tukang make up nya suruh datang aja nanti jam 7, ini baru jam 4 pagi Bu, mata masih ngantuk habis begadang nonton drakor semalam!" Asha melontarkan kalimat protesnya, sebab ia dipaksa bangun lebih awal dan harus mandi saat itu juga. Ia yang memang paling susah mandi tentu saja merasa harus protes, sebab menurutnya akad nikah dilaks
Read more
Bab 34. Terkejut
Wajah Asha menjadi pias, ia harus satu kamar dengan Damian. Sedangkan kamar miliknya tak luas, hanya ada satu tempat tidur, itu pun ukuran 140x200 cm. "Loh kok maksudnya, oh iya pasti kamu lupa ya Sayang, kalian kan sudah resmi menikah, jadi nanti kalian satu kamar.""Maaf Jeng, anakku memang kadang lola, mungkin dia lupa kalau sekarang sudah jadi istri!"Setelah rangkaian acara yang cukup melelahkan, ingin rasanya merebahkan badan, menonton video bias atau sekedar melihat drama Korea yang kemarin belum sempat Asha tamatkan. Acara sudah berakhir, para tamu undangan sudah pulang. Begitu pun dengan teman-teman Asha, tak terkecuali dengan Jenny. Jika kemarin ia sempat menginap demi menemani sahabatnya, maka kali ini ia pun pamit pulang ke rumah. "Sha gue pamit ya, oh iya ini ada kado spesial dari gue. Jangan lupa ya dipakai, ok!""Yah Jen, kok lu pulang sih? Nginap lagi lah, plis temenin gue, masa lu tega sih?"Asha sungguh tak mau jika harus satu kamar dengan Damian, pada dasarnya ia
Read more
Bab 35. Lupa Jika Sudah Menikah
Lupa jika sekarang statusnya sudah menikah dan menjadi seorang istri, Asha terkejut bukan main ada laki-laki di kamar tidurnya dan ternyata mereka satu ranjang. "Aaaakkkk !!! Kenapa kamu ada di sini? Pergi nggak! " bentak Asha. Damian juga tak kalah terkejut, bahkan Asha secara reflek mendorong tubuhnya sampai terjungkal ke lantai. "Ah, sakit! Dasar cewek bar-bar!" Damian mengaduh, selama ini baru Asha saja yang berani memperlakukannya begitu. "Kenapa kamu bisa ada di sini? Dan apa ini? Kita satu kamar dan satu ranjang, apa yang sudah kamu lakukan, huhu Ibu!" Asha memanggil sang Ibu, ingin mengadukan perilaku Damian. Sedangkan Ibu sekarang berada di luar kamarnya, ia hanya mendengar keributan di kamar Asha dari luar. Mau masuk pun sekarang Ibu sudah enggan karena ada suami Asha. Asha lantas membuka pintu kamarnya, dan yang terjadi adalah sang Ibu ada di balik pintu. "Ibu! Kenapa ada di sini? Ibu nguping ya?"Terlihat Bu Hani salah tingkah sendiri, ia tak tau jika Asha akan memb
Read more
Bab 36. Rumah Baru
"Ini rumah kita?" Asha merasa takjub karena rumah ini juga tak kalah bagusnya dengan rumah Mama Sulis, namun setelahnya ia memaklumi karena memang Damian berasal dari keluarga yang tajir melintir dan cowok seperti dia seharusnya menjadi idaman para cewek-cewek. Dalam hati Asha berkata 'Buset ini sih udah kayak yang ada di film-film.'Tanpa mengucap sepatah kata pun, Damian keluar dari dalam mobilnya, sedangkan Asha masih terdiam di tempatnya. Mengagumi kemegahan rumah ini, rumah yang akan ia tinggali nanti selama beberapa bulan dengan Damian, karena setelahnya, mereka sepakat untuk berpisah. Meski Asha bukanlah golongan cewek yang materialistis, tetap saja ia tetap kagum dengan rumah megah ini, tanpa ia sadari mulutnya pun terbuka lebar, mungkin saja jika ada lalat yang lewat sudah tersedot masuk ke dalamnya. "Apakah kau akan terus diam di situ? Tutuplah mulutmu itu, takutnya ada kecoak yang masuk!" Seperti biasanya ucapan savage dari Tuan muda Damian berhasil membuyarkan lamunan A
Read more
Bab 37. Kamar Pengantin Baru
Sangat berbeda sekali dengan kamar milik Damian tadi, kamar yang luas dengan berbagai fasilitas lengkapnya, Asha mengira kamarnya pun akan seperti itu, namun nyatanya berkata lain. Kamar ini masih berantakan, tidak ada tv layar besar, kulkas pribadi atau pun AC. "Apa ini? Bagaimana mungkin kamar yang ia tempati sangat bagus sedangkan kamarku begini. Ya Damian, kau memang keterlaluan sekali!"Yang ada dalam bayangan Asha adalah, ia bisa langsung rebahan di kamar, namun rupanya ia harus beberes dulu sebelumnya. "Menyebalkan sekali, kenapa kamar ku tak sebagus miliknya, awas saja nanti!"Mau tidak mau, Asha harus merapikan ini semua terlebih dahulu, menyusun barang-barang yang ada di kamar ini agar terlihat sedikit rapi. Bahkan kasurnya pun diletakkan di lantai begitu saja, tidak ada divan seperti yang ada di kamar milik Damian. Jika kepanasan pun hanya ada kipas angin saja. Kamar ini nampak biasa saja, tanpa ada fasilitas khusus. "Bisa-bisanya dia enak tidur di kamar yang nyaman, seda
Read more
Bab 38. Kedatangan Mama
Damian terpaku di tempatnya, ia sungguh terkejut melihat siapa yang datang ke rumah ini. "Loh, kenapa Sayang? Kok kamu kayak kaget gitu lihat Mama datang? Mana menantu Mama? Nih Mama bawain makanan buat kalian, pasti kalian belum makan kan? Masa Asha? Ah pasti dia ada di kamar, mentang-mentang kalian masih pengantin baru yah."Damian baru ingat jika Asha memang berada di kamar dan masih tertidur, namun masalahnya kamar yang mereka tempati berbeda. Tentu akan mengundang kecurigaan Mama jika melihat hal itu. Belum juga ia mau berkata apa, justru Mamanya sudah naik ke lantai atas yang artinya menuju ke kamar mereka. "Ma, tunggu Ma!" Damian berteriak, membuat sang Mama berhenti melangkah. Mama Sulis menengok ke arahnya, tersenyum dan berkata "Oh iya tolong semua makanan dan barang-barang yang Mama bawa di mobil dikeluarkan ya!" Setelahnya Mama lanjut naik ke lantai atas. "Aduh gawat nih kalau Mama tau kalau cewek aneh itu aku kasih kamar yang.... "Damian dilema, antara menuruti ucapa
Read more
Bab 39. Rencana Bulan Madu
"Apa Mama akan menginap di sini?" Asha bertanya dengan penuh hati-hati, ia takut menyinggung perasaan Mama mertuanya. "Maaf, Ma! Kalau Mama mau menginap di sini, tidak ada kamar lagi karena di rumah ini hanya ada 2 kamar saja. 1 kamar untukku dan satu lagi untuk...." Damian berhenti berbicara setelah Asha memberikan kode kepadanya. Ia hampir saja keceplosan mengatakan jika kamar yang satu lagi adalah kamar Asha, istri pura-pura nya. Mungkin, jika tadi Asha tak memberikan kode padanya, ia pasti akan berkata yang sebenarnya jika mereka tinggal satu rumah namun beda kamar tidur, tentunya hal itu sangat tidak lazim mengingat mereka adalah pasangan pengantin baru. "Untuk? Kok nggak diterusin?" Rupanya Mama menangkap gelagat aneh itu. "Eh itu Ma, iya kamar yang satu lagi belum sempat aku bereskan, masih berantakan. Maaf ya Ma, iya kan Sayang?"Kali ini Asha yang menyahut. Jujur dalam hatinya ia merasa ingin muntah memanggil Damian dengan sebutan sayang. Ia terpaksa agar Mama tak curiga
Read more
Bab 40. Sampai
Singkatnya, hari itu pun tiba. Bahkan dengan semangat nya Mama, Papa serta orang tua Asha sampai mengantarkan mereka ke Bandara. Ibu bahkan membawakan makanan untuk bekal mereka selama di perjalanan. "Aduh Ibu malu-maluin aja deh pakai bawain kayak gini, aku itu mau naik pesawat Bu, bukannya mau piknik. Ini malah Ibu bawain semur jengkol pula!" protes Asha pada Ibunya. "Ya nggak apa-apa dong, biar irit tau! Kan di sana harga makanan pasti lebih mahal, udah bawa aja. Nggak menghargai banget ya, Ibu sudah bela-belain bangun pagi-pagi buat masakin ini semua!""Ya nggak pakai rantang juga kali, Bu!" Mau tak mau, Asha membawa makanan itu karena Ibunya malah mengomel. Ini adalah pengalaman pertama bagi Asha, bepergian jauh dengan naik pesawat. Dulu, sewaktu kecil ia sering kali berandai-andai ingin naik pesawat dan bisa keliling dunia. "Kalian hati-hati ya! Jaga Asha dengan baik, jaga menantu kesayangan Mama!"Meskipun Damian kerap bersikap dingin dan menyebalkan, namun Mama sangat meny
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status