Dijodohkan Dengan Pria Dingin

Dijodohkan Dengan Pria Dingin

Oleh:  Elfariani  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
45Bab
419Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Apa jadinya kalau seorang perempuan dijodohkan hanya karena diusianya yang sudah 25 tahun dan belum menikah. Jangankan menikah, punya pacar saja tidak. Begitulah yang dialami oleh Asha, ia dijodohkan oleh orang tua hanya karena teman-teman seumurannya sudah menikah dan punya anak sedangkan ia masih saja betah menjomblo dan bermimpi suatu hari nanti bisa berjodoh dengan sang idola yaitu salah satu member boyband asal Korea Selatan. Akan tetapi pada akhirnya ia pun mau menerima perjodohan itu dan siapa sangka kalau ia dijodohkan dengan laki-laki yang menurutnya sangat menyebalkan. Lelaki yang kaku, dingin dan juga cuek walau punya wajah yang lumayan tampan. Walau awalnya ia sepakat hanya pura-pura saja, tapi nyatanya Asha kemudian jatuh cinta pada Damian, cowok kulkas pintu yang dijodohkan dengan dirinya.

Lihat lebih banyak
Dijodohkan Dengan Pria Dingin Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
45 Bab
Gara-gara undangan
"Permisi!!" ucap seseorang di depan rumah milik Bu Hani.Tak berapa lama, Bu Hani keluar dan melihat siapa yang datang. "Siapa ya? Dan ada perlu apa?" tanya Bu Hani pada orang itu."Apakah betul ini rumah Mbak Asha, ada undangan buat dia," jawab orang tadi.Rupanya, orang tadi datang untuk mengirimkan undangan pernihakan dari teman Asha. "Undangan nikah ya, Bu Hani? Aduh, kok Asha dapat undangan terus, lalu kapan dong Asha yang ngirim undangan? Jangan lama-lama biarin anaknya menjomblo, Bu Hani! Takutnya–"Tetangga Bu Hani tak melanjutkan perkataannya, karena melihat wajah Bu Hani yang sepertinya marah sekali. Setelah tetangganya tadi masuk ke dalam rumahnya, Bu Hani juga masuk ke rumah dengan raut wajah yang kecut seperti buah mangga yang masih muda. "Kenapa Bu? Kok mukanya masam begitu?""Biasa lah Yah, Ibu tuh heran deh sama anak kita Yah, kapan ya dia akan nikah nyusul teman-temannya. Ini saja tadi Asha dapat undangan nikahan dari temannya. Lah anak kita kapan Yah?" ucap Ibu, me
Baca selengkapnya
Bab 2. Cowok kulkas
Adalah Damian Aditya, putra dari Bu Sulis, teman dari Bu Hani, ibunya Asha. Ia juga senasib dengan Asha, kerap mendapat pertanyaan dari mamanya, kapan ia akan mengenalkan calon pasangannya. "Damian!" panggil Bu Sulis pada anak laki-lakinya.Damian mendekat, dan bertanya "Ada apa, Ma?""Damian, kamu tau kan kalau Mama ingin kamu untuk segera menikah? Jadi, kapan kamu mau kenalin calon istri kamu ke Mama, hm?"Damian merasa jengah, jangankan calon istri, teman wanita yang dekat saja ia tak punya. Wajahnya memang tampan, hanya saja Damian begitu kaku kalau berurusan dengan wanita. Bukan cuma sekali dua kali mamanya menanyakan hal ini, bahkan sebelumnya, ia pernah dikenalkan dengan seorang gadis, hanya saja Damian tak suka dengan gadis itu yang ternyata hanya mengincar hartanya saja."Kenapa kamu diam? Baiklah, nanti Mama akan kenalkan kamu dengan anak teman Mama!"Damian tak bisa menolak, ia tau kalau menolak keinginan Mama, pasti mamanya akan ceramah panjang dan lebar."Terserah Mama
Baca selengkapnya
Bab 3. Perkenalan
"Bu, aku mohon kali ini aja ya, plis! Bukankah Ibu hanya makan siang saja? Aku ikut atau nggak kan nggak masalah, ya Bu, ya?" Kembali Asha merayu sang Ibu, berharap kali ini rayuannya mempan."Nggak bisa, Asha!" pekik Bu Hani. "Ibu sudah janji mau ajak kamu untuk dikenalkan dengan anak teman Ibu, nggak enak kalau dibatalkan. Lagian siapa tau nanti setelah itu kalian berjodoh. Ingat, apa yang Ibu katakan waktu itu, dalam waktu sebulan kamu harus punya calon pasangan," ujar Bu Hani.Sebenarnya Asha sedih kalau harus melewatkan live streaming kali ini, tapi ia juga tau kalau perintah Ibu adalah wajib dituruti. Akhirnya, ia pun mengalah dan ikut pergi dengan hati yang merana sekali."Ya udah deh," jawab Asha tak bersemangat."Nah, gitu dong! Sudah jangan manyun terus, ayo kita berangkat sekarang! Taksi sudah menunggu di depan."Sementara di lain tempat, Bu Sulis yang merupakan teman lama Bu Hani pun sedang bersiap. Ia juga setuju dengan ide dari Bu Hani untuk menjodohkan anak mereka."Dam
Baca selengkapnya
Bab 4. Sungguh hari yang menyebalkan
"Ini anak kamu, Han? Cantik juga ya," puji Sulis. Sedangkan Damian, tentu saja memasang wajah datar tanpa ekspresi."Sha, kenapa sama sepatu kamu? Kenapa kamu malah menentengnya? Bukan malah dipakai?" bisik Bu Hani pada anak perempuannya."Patah Bu, Ibuu sih nyuruh aku pakai beginian. Udah tau aku nggak terbiasa pakai," jawab Asha dengan entengnya, namun membuat Bu Hani merasa sedikit malu pada Sulis dan juga Damian.Mereka pun makan siang bersama. Bu Sulis dan Bu Hani ngobrol banyak hal, tapi berbeda dengan Asha dan juga Damian. Rupanya Asha masih sedikit kesal dengan cowok kulkas di hadapannya ini. "Damian!" Bu sulis memanggil putranya."Ya Ma," jawab Damian singkat."Nanti kamu pulangnya tolong antar kan Asha ya! Mama ada urusan sebentar sama Bu Hani, kami kan udah lama nggak ketemu," perintah Bu Sulis."Tapi Tante, aku bisa pulang sendiri kok," jawab Asha cepat.Asha mendongak, tak bisa ia bayangkan kalau harus pulang bersama cowok kulkas ini, awal pertemuan mereka saja tadi ada
Baca selengkapnya
Bab 5. Mau dibawa kemana?
Asha memutar bola mata malas, namun akhirnya ia mau masuk juga ke dalam mobil, begitu pula dengan Damian yang langsung masuk saja tanpa membukakan pintu mobil untuk Asha."Memangnya kamu pikir aku sopir kamu?" Damian berucap dengan wajah datarnya saat mereka berdua sudah dalam mobil. Asha bingung 'Bukannya tadi dia sendiri yang menyuruhnya untuk masuk? Kenapa sekarang malah bilang begitu? Dasar cowok aneh!"Asha masih tidak mengerti, kalau bukan Damian yang menyetir mobil, lantas siapa yang akan jadi sopir, sedangkan ia tidak tau caranya mengendarai mobil."Turun!" perintah Damian."Hey! Cowok aneh! Maksud kamu apa, hah? Kalau nggak mau antar ya bilang aja dari awal! Kenapa baru sekarang? " Asha sungguh merasa kesal dengan cowok di depannya ini.Damian melirik sekilas pada Asha, ia bisa melihat wajah gadis itu yang merah padam menahan amarah. Dari sekian banyak perempuan yang dijodohkan dengannya, hanya Asha yang sikapnya sedikit bar-bar. Namun sayang, kebanyakan dari mereka mau dijo
Baca selengkapnya
Bab 6. Sepatu
Asha menyusul Damian, ia berlari kecil agar tidak ketinggalan. Ketika sudah hampir dekat jarak diantara mereka, Damian berhenti secara mendadak, membuat Asha menabrak tubuhnya."Aw! Hei, kamu suka sekali sih bikin aku nabrak!" Asha kesal, sudah 2 kali ia menabrak si cowok dingin itu hari ini."Makanya, kalau jalan pakai mata!" sahut Damian ketus. Bukannya meminta maaf, ia malah lanjut jalan lagi. Sepertinya Damian suka sekali membuat Asha merasa kesal. Menuju sebuah store yang menjual sepatu, berbagai macam dan merk sepatu terjejer rapi. Asha mengikuti saja langkah kemana Damian pergi."Pilihlah yang kamu suka!" ucap Damian dengan wajah datarnya. Tanpa menjawab, Asha lalu berjalan dan melihat-lihat, ada banyak sepatu di sini. Tapi ia bingung akan memilih yang mana."Hah? Yang benar saja? I–ini harganya segini?" Asha begitu kaget melihat harga yang tertera untuk sepasang sepatu, ia pun berbalik dan menghampiri Damian yang sedang sibuk dengan ponsel di tangannya."Sudah?" tanya Damian
Baca selengkapnya
Bab 7. Meminta bayaran
Dengan santainya, Damian membayar belanjaan Asha, sementara Asha sendiri ketar-ketir memikirkan banyaknya nominal yang harus ia ganti nanti. 'Satu juta lebih cuma dapat 2 pasang sepatu? Ah, menyesal sekali tadi aku ikut saja dengan cowok aneh ini, ini terlalu mahal, dan bagaimana aku bisa menggantinya nanti? Daripada buat beli sepatu mahal-mahal begini, lebih baik uangnya aku tabung buat nonton konser.'Asha masih memikirkan uang tadi, sampai ia tak menyadari kalau Damian sudah lebih dulu berjalan. Ia memang sedang menabung, namun untuk membeli sepatu itu rasanya ia tak rela saja. Uang itu rencananya ia kumpulkan untuk membeli tiket konser idolanya. "Harusnya tadi kita–"Ternyata Asha berbicara sendiri, Damian sudah agak jauh meninggalkan dirinya. Hanya kasir saja yang sepertinya melihat Asha seperti orang yang kebingungan. Asha menggaruk kepalanya yang tak gatal, terlihat seperti orang yang bod*h. Lalu ia pun menyusul Damian, jangan sampai dia ditinggal pulang oleh cowok itu kare
Baca selengkapnya
Bab 8. Terima saja
"Ke–kenapa kau melihatku seperti itu? Aku nggak mau ya melakukan hal yang aneh-aneh, kita juga baru sekali bertemu dan bukan tidak mungkin kalau kita tak berjodoh, lebih baik aku mengganti saja dengan uang daripada menuruti permintaanmu!"Jujur saja, Damian ingin tertawa melihat reaksi Asha yang berlebihan seperti ini. Belum apa-apa saja dia sudah berpikiran yang terlalu jauh."Aku bilang jangan melihatku seperti itu!" bentak Asha."Hey! Kamu pikir aku mau melakukan apa padamu? Kamu ini ternyata mesum sekali ya jadi cewek? Mengaku saja, pasti kamu membayangkan apa pada diriku?" tanya Damian sembari memasang wajah yang sangat menyebalkan, tawanya yang seolah mengejek Asha. Melihat wajah Damian, membuat Asha semakin panik. "Lantas apa mau mu wahai pria aneh? Cepat katakan! Kalau kamu mau aku mengganti uangmu, ok lah. Aku masih punya uang tabungan yang rencananya aku kumpulkan untuk menonton konser," ucap Asha. Sekarang Damian tau kalau Asha sangat mengidolakan grup boyband asal Korea
Baca selengkapnya
Bab 9. Terima saja
Mata Asha membulat tak percaya, ia pikir Damian tak akan mau menerima perjodohan ini. Namun nyatanya, ia malah meminta Asha untuk menerima saja. Asha nampak berpikir antara iya dan tidak, karena Damian bukanlah kriteria idaman calon pasangannya, apa lagi baru pertama saja ia sudah membuat kesalahan yang cukup fatal bagi Asha, yaitu mengolok cowok Kpop idolanya."Mikir begitu saja lama sekali! Lagi pula aku memintamu menerima bukan karena aku suka padamu, tapi aku sudah malas kalau harus dijodohkan lagi, seharusnya kamu merasa beruntung karena dijodohkan dengan lelaki seperti aku," ucap Damian penuh percaya diri sekali."Cih, PD sekali, yang ada tuh kamu musibah bagiku! Sudah lah kita pulang saja kalau begini," jawab Asha. Asha pun merasa begitu, ia juga sudah bosan mendengar omongan tetangganya yang menyebutnya akan menjadi perawan tua karena tak kunjung mendapatkan jodohnya, dan disaat ada teman Asha yang menikah, saat itulah pasti moment yang horor bagi Asha. Bagaimana tidak, Ibun
Baca selengkapnya
Bab 10.
Kebetulan sekali saat Asha pulang, para tetangga sedang berkumpul di teras rumah, apa lagi yang mereka lakukan selain bertukar informasi terkini. Konon katanya, kalau semakin pelan suaranya, maka informasi tersebut biasanya memang valid. "Huft!! Ada tetangga rempong, pasti deh kalau mereka tau aku pulang bareng dan diantar oleh cowok, mereka bergosip yang tidak-tidak. Serba salah sekali sih jadi calon istri aset negara, ini masih di Indonesia loh, gimana kalau aku di Korea dan beneran nikah dengan Min Yoongi, bisa-bisa aku jadi musuh separuh penduduk bumi," Asha bergumam.Rumah Asha harus melewati sekumpulan ibu-ibu yang sedang bergosip, harus menjawab apa nanti dia kalau ada yang bertanya ia pulang dengan siapa."Sudah sampai, makasih udah anterin aku pulang dan makasih juga sepatunya, tapi lain kali mending belinya di serba 35ribu saja, masih ingat jalan pulang kan?" ucap Asha kala ia mau turun dari mobil milik Damian. Sengaja Asha tak menawarinya untuk sekedar mampir ke rumahnya,
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status