All Chapters of Perjanjian Nikah dengan Sang CEO: Chapter 41 - Chapter 50
129 Chapters
Bab 41 Kejutan Jadi Petaka.
Bab 41. kejutan jadi petaka.Wanita itu masuk dan duduk di pangkuan suaminya, netranya melirik sesuatu di kolong meja suaminya. "Makan, yuk," ajak Evellyn. Dengan cepat Arkan mengangguk dan pergi keluar kantor. "Sayang tadi ada tamu siapa? " tanya Evellyn saat memasuki lift. "Biasa kolega," jawab Arkan sedikit menekan intonasi bicara agar tak terdeteksi berbohong. Dia mengambil telpon selularnya mengirimkan pesan pada Indah untuk membuang hadiah yang tadi di berikan Allena. "Eve. Kau mau makan apa? " tanya Arkan saat mereka memasuki mobil. "Apa saja," jawab Evellyn acuh. "Makanan jepang mau? " tanya Arkan lagi memastikan sebelum mobil keluar dari area parkir. "Hari ini aku sedang tak ingin makan itu," ucap Evellyn memperhatikan kuku tangannya."Lalu, mau apa? " tanya Arkan lagi, masih mode sabar. "Kan aku bilang apa aja, sayang." Evellyn merangkul suaminya dan menyandarkan kepala di dad
Read more
Bab 42. Sama-Sama Marah
Bab 42. Sama-sama Marah. Evellyn terjingkat mendengar suara Arkan yang menggelegar, baru kali ini dia melihat dan mendengar Arkan marah dengan mengeluarkan suara keras. Wanita berhidung bangir itu memundurkan langkah ketika suaminya melangkah maju mendekatinya dengan tatapan marah. Dengan keras Arkan menarik istrinya ke dalam kamar mandi dan menghapus seluruh make up diwajah istrinya. Bahkan dia tak menghiraukan rintihan istrinya yang mengatakan dia menyakitinya. Hanya tangisan Evellyn yang terdengar, Namun hati lelaki itu seperti mengeras. Tak ada belas kasih. Setelah selesai menghapus riasan wanitanya lelaki tampan yang terlihat begitu marah itu mengganti pakaian istrinya. Arkan pun keluar dari kamar membawa bantal dan selimut setelah memberingkan Evellyn dan menyelimutinya, dia tak habis pikir apa yang ada dipikiran istrinya.Evellyn menangis sepanjang malam, mereka melewati malam dengan perut kosong dan tidur t
Read more
Bab. 43. Ngedate.
Bab 43 Ngedate. "Kayanya kalau rencana kita dijalankan aku harus risaign dari kantor, gak mau aku liat Pak Ervan terus, nanti bukannya dia yang galau jadi aku yang galau, " ucap Indah lesu.Tempat Indah kerja sekarang merupakan perusahaan bonafid, sulit sekali bisa berada di sini, jika Indah memutuskan risain akan kerja di mana? mana ada perusahaan yang menerimanya tanpa alasan, dan tanpa surat keterangan bekerja dengan baik diperusahaan ini, pikir Indah. "Ya sudah kita pikirkan matang-matang dulu," ucap Lirna sebelum memutuskan sambungan telpon. Setelah menyantap makan siang yang disiap kan Indah tadi Evellyn berkemas pulang, sebelum ia pulang Arkan memanggil Indah dan memberi ultimatum jika Allena datang katakan ia tak ingin Allena muncul lagi dihadapan Arkan. Lelaki itu pun menelpon security front office agar tak memperbolehkan Allena masuk ke dalam gedung, dan juga dia menelfon Ervan untuk memberikan peringatan
Read more
Bab. 44 Bagaimana Rasanya
Bab 44 Bagaimana Rasanya? Senja menyapa, mereka pun terlihat lelah. "Kak, Tuan, Terimakasih ya, " ucap Indah saat mobil Arkan melintas."Kenapa mereka belum pulang?" tanya Evellyn pada lelaki tampan di sampingnya. "Belum deal, siapa yang akan diantar pulang duluan," ucap Arkan rileks. "Sini," Arkan menepuk dadanya."Iissshhh, aku berkeringat bau juga," ucap Evellyn risih di suruh mendekati lelakinya. Arkan hanya melirik istrinya, tanpa berkata Evellyn pun beringsut menggeser pantatnya mendekati suaminya, dihirupnya dada suaminya saat kepalanya sudah dia sandarkan pada dada bidang suaminya. Orang kaya biar abis keringetan tetep wangi, monolog Evellyn. Tanpa sadar mereka terlelap, hingga mobil yang mereka tumpangi sudah sampai diparkiran Apartmen. "Tuan," ucap sopir membangunkan tuannya dengan pelan. Arkan mengerjapkan mata, menyadari dia sudah sampai. "Oohh sudah sampai, Pak?""
Read more
Bab 45. Bimbang.
Bab. 45. Bimbang."Lirna kita harus bicara," ucap Indah lewat sambungan telpon, Indah harus memastikan keputusannya benar."Oohh, oke, lusa kita ketemu di kafe asik jam 6 setelah aku dari kantor," ucap Indah lagi, membuat janji dengan Lirna. "Indah kamu hari ini terlihat tidak bersemangat, ada apa? " tanya Ervan saat wanita yang berprofesi sebagai sekretaris itu membawakannya kopi setelah rapat direksi. "Nggak, kenapa-kenapa, Pak! " jawab Indah lesu. "Makan siang bareng, yuk," ajak Ervan. "Rapatnya 'kan belum selesai Pak, nanti terburu-buru.""Kita makan di kafe bawah, aja," Bujuk Ervan. Netra lelaki tampan itu memandang wanita yang sedang berdiri di hadapannya dengan intens. "Gak usah Pak, nanti dikira kita ada hubungan," ucap Indah dengan suara lirih. "Loh, 'kan kita memang ada hubungan, aku akan segera menikahi kalian," ucap Ervan mantap. In
Read more
Ba 46 Yakin
Bab 46 Yakin. Sore ini Indah menunggu Lirna di Kafe Asyik, ponselnya berdenting, pesan masuk, Lirna mengabarkan terjebak macet, Kota Metropolitan di jam pulang kantor sudah pasti terjadi kemacetan di mana-mana. Penambahan jalanan beraspal 4 jalur tak memberikan efek apapun, karna kendaraan pun bertambah tiap tahunnya, bahkan trotoar tempat pejalan kaki pun tak luput menjadi akses kendaraan roda dua demi menghindari kemacetan yang tak terkendali. Setelah 15 menit menunggu Lirna berjalan dengan tergopoh. Mereka pun bertukar senyum saat bersitatap. "Udah pesen makan belum?" tanya Lirna, yang mendapatkan gelengan kepala dari Indah."Ya udah pesen dulu, aku yang traktir, aku abis dapet uang tip, baru aja landing dari Bali dapet turis dari prancis, ganteng banget, bilangnya masih singgel." Lirna memang supel tanpa di tanya dia akan banyak bercerita, karakternya cocok sebagai tour guide. Indah m
Read more
Bab 47. Kehancuran.
Bab 47. Kehancuran. Hari ini Ervan sibuk menyiapkan makan malam dengan kedua wanitanya."Bos, doain malam ini berhasil, "ucap Ervan pada Arkan. "Sukses, Bro," ucap Arkan dengan senyum simpul. Arkan menunggu Ending lamaran Ervan, sedari dulu Ervan menyukai tantangan menaklukan wanita. Namun, akhirnya kandas saat tau mereka di duakan, alasan Ervan selalu sama dia memacari dua wanita untuk saling melengkapi. Hubungan yang ini, terlama hingga menuju proses lamaran biasanya saat tau mereka didua oleh Ervan, Wanita-wanita itu mengamuk dan meninggalkan Ervan. "Tak usah mengingat masa lalu, Bos, aku tau yang kau pikirkan." Ervan menyesap rokok yang berada dijari tangnnya.Lagi-lagi Arkan hanya tersenyum. "Aku doakan berhasil, kalau gagal terus lah mencoba," ucap Arkan menyemangati sahabatnya. "Kali ini tak mungkin gagal, Bos." dengan percaya dirinya Ervan berkata.
Read more
Bab. 48. Baru Tau Rasa
Bab. 48 Baru Tau Rasa. Arkan tertegun melihat penampakan Asisten pribadi plus sahabat dekatnya. "Ada apa dengan Mu kawan? Kurang? modal nikahnya? "Ervan hanya mendengus kesal, Bosnya pasti tau apa yang terjadi pada dirinya."Masalahnya sudah tiga hari kau absen kawan," Arkan memantik roko dan menghisap dalam, dia melempar bungkus rokok ke arah Ervan dan dengan sigap Ervan menangkapnya. Hal yang sama pun dilakukan Ervan. Tak ada percakapan diantara mereka. Arkan meminum kopi kemasan yang disediakan Ervan. "Datangi psikiater agar kau lebih tenang, aku menunggumu di kantor, " ucap Arkan bangkit dan berlalu pergi. ***"Sayang, Indah kemana?" tanya Evellyn, saat ditemuinya orang berbeda yang sedang duduk di meja kerja Indah. "Resign.""Jadi, udah mau nikah mereka bertiga?""Mereka meninggalkan Ervan," jawab Arkan santai. "Ervan sedang tida
Read more
Bab 49. Undangan.
Bab 49. Undangan Menjelang terbit matahari mereka sudah bersiap di atas sajadah. Bermunajat mengharapkan ridho dari Tuhan atas hidup yang mereka jalani. "Eve minggu depan kita bulan madu ke dua, siapkan beberapa lembar pakaian. Dan juga siapkan dirimu." pagi ini Arkan masih menggunakan kaos oblong. "Siap, sayang," ucap Evellyn.Setelah makan Arkan mengajak Evellyn duduk dibalkon." kau tak berangkat kerja?""Nggak, aku ada tugas lain hari ini." Arkan menyibak rambut istrinya mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir istrinya. "Tugas apa? " tanya Evellyn setelah tautan mereka terlepas. "Menyenangkan istriku yang paling pandai," Arkan membawa Istrinya ke dalam, dan merebahkannya di karpet depan televisi. Dia mulai mencumbu istrinya. "Sayang Bi Ningsih hari ini ada jadwal ke sini." Tanpa aba-aba Arkan kembali membopong istrinya menuju ruang kantornya,
Read more
Bab. 50 Tergoda
Bab 50. Tergoda. Lelaki maskulin itu terpana melihat seluit tontonan di hadapannya. Dad yang sejak tadi memperhatikan lelaki bernetra tajam di hadapannya tersenyum smirk. Netra Arkan yang tak bekedip melihat tampilan di televisi. Dad yakin lelaki yang cocok untuk putrinya itu akan tertarik pada Azzalea si pewaris tahta."Tuan Arkan. Itu putriku." Suara Dad membuyarkan keterpanaan Arkan si lelaki maskulin.Dengan cepat Arkan mengendalikan dirinya. Menengok ke asal suara. "Istriku membesarkannya dengan baik, dugaanku terhadap istriku ternyata salah. Aku berada di Negri ini bukan tanpa sebab. Dialah tujuannku." Dad menjelaskan maksudnya tanpa di minta. "Lalu apa hubungannya denganku? " tanya Arkan, dengan mode acuh. "PT Cahaya Terang merupakan salah satu dari perusahaan raksasa yang aku miliki di Negri ini, kau sudah membaca proposalnya, bukan?.
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status