All Chapters of Terjerat Pesona Putri Gelap Tuan Konglomerat: Chapter 111 - Chapter 120
145 Chapters
Sepasang Mata
Mendengar perkataan Putri, sontak Claudia kesal. "Lantas apa? Memangnya apa yang bisa kita buat? Bagaimana kalau dalam upaya menyelamatkan mereka, justru kita yang mati konyol? Ingat, ini wilayah mereka."Penjelasan temannya yang bertubi-tubi membuat Putri sadar bila situasi mereka segenting itu. Dalam hati dia jadi bertanya siapa yang merekomendasikan kampung menyeramkan untuk dijadikan lokasi syuting. "Lantas, kita harus membiarkan mereka begitu saja?" ujarnya masih tak rela. Claudia tak menyahut lagi. Usai menguap panjang, dia menutup muka dengan selimut. "Sudah ya, aku tidur dulu. Ngantuk."Terpaksalah Putri menyudahi cerita sedihnya. Sebab matanya tak kunjung mengantuk, dia membuka gawai lalu melihat pesan balasan pada Heru, ternyata masih centang satu. Sinyal di daerah ini memang payah. Kadang timbul, lebih sering tenggelam, apalagi bila cuaca sedang tidak bersahabat. Makanya sejak di sini, Putri tak pernah bertelepon d
Read more
Tamu tak Terduga
Besoknya, ada cerita yang sedikit berbeda.Hari ini memang jadwalnya Dewi Amor datang untuk syuting adegan terakhir, dimana dia meratap pilu sebab putrinya pulang sebagai buronan setelah membunuh suami yang kerap melakukan tindak KDRT. Namun yang membuat segalanya makin runyam adalah kehadiran Putri Marion dan Lady Sophia pada saat bersamaan. Keduanya akrab seperti teman lama padahal dalam jagat hiburan nasional, perseteruan mereka yang berlarut-larut bukan barang baru. Selain itu, datang pula Produser Direktur (PD) yang tengah naik daun, Armando. Belakangan, acara reality show dan variety show yang diproduksinya mendapat tanggapan positif dan selalu tayang pada jam utama. "Wah, aku seperti di nirwana. Mimpi apa aku semalam sehingga bertemu dua bidadari cantik?" Seperti biasa, Soni menyapa selayaknya bajingan tengil. Bila kata-katanya ini tak mendapat respon apapun dari Putri Marion, beda lagi ceritanya dengan Lady Sophia. Mantan reka
Read more
Reality Show
Tentu saja kebahagiaan Armando tak sampai di telinga Marion sebab aktris ternama itu lebih suka menghabiskan waktu dalam van mewahnya. Yang jelas, saat dia turun dari sana untuk melanjutkan proyek reality show, wajahnya sudah tak secerah tadi. Dengan gaya angkuh seperti puteri kerajaan dia memanggil Soni ke dalam van untuk mendiskusikan sesuatu. Tak jelas apa yang mereka bicarakan, namun begitu kembali ke rumah singgah, Soni memberi pengumuman yang mengejutkan semua orang. "... berhubung kita adalah rekan satu tim, maka semua kru dan pemeran yang ambil bagian dalam film Balada Gadis Nelayan akan turut serta dalam reality show ini."Sontak semua kru menunduk lemas namun tak ada yang berani protes sebab mereka tahu persis bila Marion punya pengaruh besar dalam kelangsungan karir mereka. "Dasar nenek lampir! Gara-gara dia, niatku untuk bersantai pupus sudah," gerutu Claudia dalam suara nyaris berbisik. Sementara itu, aktris-aktris lain,
Read more
Kuliner
Kedua gadis yang dulunya terkenal sebagai musuh bebuyutan itu mulai berjibaku dengan udang yang beratnya paling satu kilogram. Sesekali mereka saling memuji dan bersenda gurau. Sungguh pemandangan yang manis! "Astaga! Putri kok duduk aja sih di situ, bantuin kita dong."Seperti tadi, Lady Sophia melakukan tugasnya sebagai gadis culas dengan maksimal. Tak banyak bicara, Putri mendekat lalu mulai mengupas udang tersebut satu-persatu. Pertama dia membuang kepalanya, kemudian menekan ujung ekor dan menariknya hingga seluruh cangkang yang tersisa lepas. Tak menunggu lama, semua udang dalam ember sudah terkupas sempurna. Setelah itu dia mengambil pisau dan menyiangi ikan secepat kilat. "Wah, kamu ini artis apa pelayan sih? Kok bisa cepat kerjanya? Padahal menyiangi ikan, lho." Lady Sophia kembali mamerkan ketajaman bibir. Melihat rivalnya sudah diserang sejak tadi, Putri Marion akhirnya turun tangan. "Jangan begitu. Putri punya pe
Read more
Horor
Akhirnya kita bebas," gumam Putri ketika yang tersisa malam itu tinggal tim yang bertugas dalam pembuatan film. Claudia yang berbaring di sisinya tidak menyahut, justru sibuk mengamati layar gawainya sejak tadi. Padahal sinyal sangat buruk. Sebab tak mendapat tanggapan, Putri memeriksa pesan yang dia kirim pada Arya. Ternyata sudah centang dua namun belum dibaca penerima.Dia membuka game dan streaming video, ternyata tak berhasil. Beberapa kali dicobanya, tetap saja jendela aplikasi sulit dibuka. Akhirnya Putri memutuskan tidur karena matanya tiba-tiba sangat mengantuk. "Bestie... ." Dia berkata lirih namun tak ada sahutan.Tak sabar lagi, diguncangnya bahu Claudia namun temannya itu tak bergeming. Setelah diamati lebih dekat, barulah kelihatan bila Claudia sudah tertidur nyenyak. "Aneh." Putri bergumam pada dirinya sendiri terlebih waktu melihat ketiga rekan yang lain juga tertidur sangat pulas. Pada saa
Read more
Gila
"Breaking news. Pemirsa, kepala desa beserta sekelompok warga ditangkap atas kasus penculikan dan perdagangan manusia. Peristiwa ini jadi ramai karena mereka juga menyasar sekelompok artis yang sedang syuting di sana ... ."Seorang reporter dengan penampilan rapi memaparkan berita yang bikin geger tanah air, langsung dari kampung nelayan. Putri menatap nanar kepala desa dan warga dengan tangan terborgol, yang jadi background reporter tadi dari dalam mobil milik Arya. Perempua hamil yang disekap kemarin serta beberapa yang lain, terlihat menangis sesenggukan di sisi petugas wanita yang mendampingi mereka.Rencananya, wanita-wanita malang ini akan dipulangkan ke daerah asal sebab mereka adalah korban penculikan yang nyasar kemari karena iming-iming pekerjaan. "Bagaimana perasaanmu, Sayang? Sudah lebih mendingan?" tanya Arya sambil mengelus rambut Putri. Sontak Putri menjauh, kengerian semalam masih terbayang di benaknya. Dia ma
Read more
Tak Dianggap
Saat Putri sudah pucat pasi ditengah situasi canggung, tiba-tiba Heru maju mendekati Arya, mengulurkan tangan, dan berkata, "kenalkan, aku Heru. Terima kasih sudah mengantar calon istriku."Arya menatap dengan tangan Heru dengan seringai tipis di wajah, setelah itu tatapannya beralih ke mata Heru. Ada sekian detik kedua pria itu saling tatap, seolah mengukur kekuatan masing-masing, ketika tiba-tiba Arya mencetus, "tak perlu berterima kasih. Aku hanya melakukan hal kecil untuk orang yang berharga."Tanpa menyambut uluran tangan Heru, dia menoleh pada Putri yang tengah memberinya tatapan mematikan. "Kalau begitu, aku pulang dulu Sweetheart, jaga dirimu baik-baik."Usai berpamitan, dia langsung masuk ke mobil, lalu menjauh pergi setelah membunyikan klakson satu kali. Heru segera mendekati Putri yang masih berdiri tegak serupa arca batu. "Rupanya Arya atasanmu? Kenapa tak pernah bilang?""Apa yang mau dibilang? Punya atasan macam A
Read more
Takut
Besoknya, meski masih dengan perasaan campur-aduk, Putri pergi ke tempat magang yang disebutkan Heru. Seorang pria berpenampilan rapi sudah menyambut di pintu masuk. "Hai, kamu temannya Heru, ya? Kenalkan, saya Michael."Putri menyambut uluran tangannya dan berkata lirih, "iya Kak, saya Putri Maharani."Perkenalan singkat ini mengawali magang Putri yang rencananya cuma satu bulan. Sebab dia kemari memang untuk penelitian, bukan bekerja. "Nah, baiklah Putri berhubung penelitianmu tentang fraud dalam jual-beli saham, maka tugas pertamamu adalah mengamati pergerakan saham perusahaan ini serta hasil audit laporan keuangannya. Saya kasih kamu waktu dua minggu mempelajarinya, bisa?""Baik Kak, akan saya kerjakan sebaik-baiknya."Pria bernama Michael tersenyum seraya menitipkan Putri pada seorang rekannya yang lain sebab dia sendiri memang punya jabatan berbeda, yang tidak berhubungan secara langsung dengan transaksi jual-beli saham.
Read more
Menyesal
"Bisa nggak sih kamu jangan membahas perkawinan melulu?"Nada bicara Putri yang ketus membuat Heru kaget. Baru sekejap tadi suasana di antara mereka tenang, dan tiba-tiba... "Memangnya kenapa kalau bahas pernikahan? Bukannya kita juga bakal melakukannya?"Putri meletakkan sendoknya lalu menatap Heru tepat pada kedua netranya. "Aku sudah bilang berulang kali kalau aku belum siap menikah dan kamu terus membahasnya. Lagipula ... memasak untukmu tiap hari? Maaf saja, aku bukan babu.""Kok babu? Lantas ibu yang menyiapkan makanan untuk kita tiap hari, apa mereka babu? Aku tak habis pikir denganmu."Sebab tahu dirinya punya pandangan berbeda soal konsep pernikahan dengan Heru, sudah pasti perdebatan mereka tak akan berujung. Dengan nafas lelah, Putri akhirnya menyahut. "Aku tak bilang seperti itu. Sebaiknya percakapan ini kita sudahi saja. Aku lelah.""Ckckck, apa kamu mau menghindar lagi? Tak seperti itu cara orang dewasa menyelesaik
Read more
Bukan Kesatria
Terkantuk-kantuk, Putri memaksa diri bangun pagi. Hari ini dia mesti kembali ke tugasnya sebagai anak magang. Meski rasanya sangat malas sebab semalam begadang, namun tak ada pilihan. Dalam hal ini dia yang butuh perusahaan bukan sebaliknya. Setelah melahap setangkup roti dan satu karton kecil susu UHT, dia bergegas menuju kantor. "Selamat pagi Putri, kamu nyaris terlambat." Michael yang kebetulan berpapasan dengannya langsung menyapa dengan fakta menyakitkan. "Maaf Pak, semalam ada urusan mendadak."Pria itu menggeleng tak berdaya. "Anak muda sekarang memang begitu. Selalu punya banyak alasan."Tanpa mendengar penjelasan Putri lebih lanjut, dia langsung pergi. Tinggallah Putri yang berdiri mematung. Hatinya merasa malu sebab resepsionis dan petugas keamanan yang bertugas di lobi terang-terangan menatapnya. Menenangkan jantungnya yang berdetak lebih kencang, Putri akhirnya melangkah ke ruang kerja para pem
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status