Semua Bab Wanita Lugu Pilihan CEO : Bab 31 - Bab 40
60 Bab
Aku Datang Untuk Menjemputmu, Sayang
Bab 31Benda pipih itu jatuh ke lantai dengan kondisi layar yang sedang menyala. Riri segera memungutnya dan dengan sisa tenaganya, gadis itu segera bersiap. Dia bahkan lupa memberi kabar kepada Satria saking paniknya. Riri hanya ingat untuk memesan taksi online untuk mengantarnya ke rumah ibunya."Ibu!" Gadis itu langsung berlari sekeluarnya dari taksi. Dia masuk melalui pintu depan yang ternyata sudah terbuka. Di ruang tamu tampak Diana tengah duduk di kursi rodanya."Ibu sakit?" gumam Riri kebingungan, karena dia melihat meskipun masih duduk di kursi roda, kondisi Diana terlihat baik-baik saja. "Apa yang Ibu rasakan....""Ibu baik-baik saja, Nak. Duduklah," pinta Diana menunjuk sebuah kursi dekat kursi roda yang spontan dituruti oleh Riri.Riri menghempaskan tubuhnya di kursi yang ia tarik, sehingga posisi mereka kini berhadapan."Apa yang dikatakan oleh Daffa sama kamu?" tanya Diana berbasa-basi."Mas Daffa bilang kalau Ibu sakit."Diana mengangguk. "Iya, Mas-mu tidak berbohong.
Baca selengkapnya
Permintaan Diana
Bab 32Akhirnya kendaraannya mendarat mulus di halaman rumah ibu mertuanya. Leo menghela nafas lega saat pintu depan yang terbuka, memperlihatkan sosok ibu mertuanya yang sedang duduk di kursi roda. Dan di hadapan wanita tua itu, gadis yang tengah dicari-carinya tengah duduk sembari tertunduk. Leo bergegas turun dari mobil dan setengah berlari menuju teras, melewatinya, dan akhirnya tiba di depan pintu."Nak Leo, akhirnya kamu datang, Nak!" Suara Diana tertahan dan seketika membuat Riri menoleh ke belakang.Jantung gadis itu serasa berhenti berdetak saat melihat sosok bertubuh tinggi tegap dan tampan tengah berdiri tepat di depan pintu.Leo!Akhirnya apa yang ia takutkan terjadi juga. Pria itu ternyata datang ke rumah ini. Tapi dari mana pria itu tahu jika saat ini ia berada di rumah ibunya?Fix, dia memang sudah terjebak!Gadis itu teringat sang kakak. Siapa lagi yang memberi tahu keberadaan dirinya saat ini kecuali kakaknya? Pantas saja pria itu langsung menyingkir ketika ia datang
Baca selengkapnya
Sudah Saatnya Aku Melawan, Mas
Bab 33Lelaki itu berjongkok, menekan sepasang bahu Riri, agar gadis itu tidak bisa lagi bergerak."Om Satria kasih apa sama kamu, sehingga kamu menjadi berani seperti ini, Ri?! Ingat, ini yang terakhir kalinya kamu main kabur-kaburan....""Aku tidak bermaksud untuk kabur. Aku hanya butuh waktu untuk menenangkan diri. Memangnya Mas pikir gampang menerima kenyataan bahwa aku ditinggalkan dalam keadaan telanjang di sebuah kamar hotel yang bahkan Mas lupa menutup pintunya?!""Aku perlu jeda di tengah situasi rumah tangga kita yang seperti ini. Aku lelah, Mas." Riri mengerang lirih. Tahukah Leo, jika sebenarnya dia sangat frustasi dengan keadaan ini? Riri mencoba melepaskan cekalan Leo pada bahunya. Namun tenaga lelaki itu sungguh kuat. Merasa upayanya sia-sia saja, Riri pun balas menatap langsung mata Leo, berusaha untuk tidak terintimidasi dengan tatapan lelaki itu."Maaf, kali ini aku melawan, Mas," ucap Riri dalam hati. Waktu sudah berlalu beberapa puluh detik, tapi ia masih tetap de
Baca selengkapnya
Tentang Harga Diri
Bab 34Sebulan telah berlalu dan cita-cita Riri akhirnya terkabul. Riri Cafe and Bakery secara resmi mulai beroperasi. Tak puas-puasnya Riri mengedarkan pandangannya pada sekeliling tempat usahanya. Area cafe, area produksi, dapur serta etalase. Beberapa roti dan kue nampak dipajang cantik. Semuanya menggugah selera. Aromanya sungguh harum, karena memang baru keluar dari oven."Om tidak salah, kan, pilih orang?" komentar lelaki itu. Hampir setiap hari Satria selalu mengunjungi tempat ini. Sepertinya lelaki itu kurang kerjaan, sehingga lebih banyak menghabiskan untuk menemani Riri merintis usahanya."Sepertinya tidak, Om. Mereka semua kompeten, termasuk koki yang Om rekrut," sahut Riri. Dia menyodorkan segelas orange juice ke hadapan Satria."Om hanya berusaha untuk sebaik mungkin. Bulan pertama Riri Cafe and Bakery beroperasi, kamu mungkin belum banyak penghasilan. Sementara disisi lain kamu harus bayar upah semua karyawan. Jadi tidak apa-apa, kan, kalau Om yang bayar mereka di bulan
Baca selengkapnya
Ceraikan Aku, Mas
Bab 35Rini memang sudah bangkit dari tubuhnya. Namun reaksi yang timbul akibat sentuhan tak sengaja itu membuat lelaki itu cepat menangkap tubuh mungil Riri dan membawa ke dalam pelukannya. Wajah keduanya yang sangat dekat membuat mereka bisa saling merasakan hembusan nafas masing-masing. Satria semakin mendekatkan wajahnya. Matanya tertuju kepada benda kenyal semanis ceri yang sejak dulu begitu ingin ia sentuh.Sorot mata yang sangat sayu disertai dengan nafas yang memburu mengalahkan akal sehatnya. Satria meraup bibir itu dengan lembut. Tak ada penolakan dari Riri meski tubuhnya bergetar hebat. Bermenit-manik Satria menyesap manisnya bibir itu hingga sebuah gedoran dari balik pintu mobil membuat sepasang insan yang tengah berciuman panas itu tersentak."Om...."Riri yang menyadari situasi terlebih dahulu langsung mendorong tubuh Satria. Wajahnya merah padam. Dia menggigit bibirnya yang penuh dengan air liur. Perasaannya sungguh campur aduk. Tak bisa ia definisikan perasaannya saa
Baca selengkapnya
Tanggung Jawab
Bab 36Pria itu memutus panggilan begitu saja, lalu menaruh ponsel kembali ke saku celananya. Dengan tangan mencengkeram setir mobil, dia menatap sekeliling tempat itu. Hari semakin gelap. Hanya terlihat kelap-kelip lampu yang menerangi jalan."Apa yang sedang terjadi sama kamu, Ri? Kenapa David dan Surya lama sekali?" keluh Satria. Tak sabar ia membuka pintu mobil dan berdiri di pinggir jalan."Aku nggak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai terjadi apa-apa sama kamu. Leo memang brengsek!. Dia melimpahkan kesalahan kepada orang lain tanpa menyadari jika dia sendiri juga salah dalam hal ini. Seandainya Leo benar-benar bersikap baik kepada Riri, tentu aku tidak perlu memasuki kehidupan mereka. Aku bukan perusak pagar ayu. Tidak. Aku bukan lelaki seperti itu," batin Satria. Dia berjalan mondar-mandir, sementara tangannya ia masukkan ke dalam saku celana, menyentuh ponselnya, menunggu kabar dari David atau Surya.Dua jam telah berlalu. Satria nyaris putus asa. Dia bermaksud akan masu
Baca selengkapnya
Nyaman
Bab 37Nyaman. Itulah yang dirasakan di saat bersama Satria. Riri tidak bisa memungkiri jika Satria memang dewasa. Sosok yang sama yang juga dimiliki oleh sang kakak, Daffa Zuhairi. Riri yang kehilangan sosok seorang ayah di masa kecilnya memang mendambakan seseorang yang seperti Satria ini. Dewasa dan ngemong. Tak heran jika akhirnya Riri dengan mudah jatuh ke dalam pesona pria itu, meski di awal pernikahannya dia mencintai Leo. Di balik semua itu, dia pun tetap merasa ragu dan takut, mengingat Satria yang sudah memiliki istri dan statusnya sendiri.Namun apalah artinya sebuah status, jika hakikatnya pernikahan keduanya hanyalah di atas kertas. Satria dengan Disty, sementara Riri dengan Leo. Rumah tangga mereka benar-benar tidak sehat dan jalan satu-satunya adalah keluar dari jeratan itu.Akan tetapi bagaimana caranya?Riri terlanjur terjebak di dalam pernikahan pura-pura dengan seorang lelaki yang sama sekali berada di luar kriterianya. Seorang Leo Andara, lelaki berhati dingin da
Baca selengkapnya
Satria Naik Pitam
Bab 38Perkelahian pun tak bisa dihindari. Jual beli pukulan terus berlangsung, bahkan durasinya sudah lebih dari 10 menit dengan disaksikan oleh puluhan karyawan yang kebetulan berada di tempat itu. Kedua pria itu sudah melupakan citra mereka yang seharusnya dijaga, karena bagaimanapun mereka adalah petinggi dari Amanah Group. Semua orang mengenali mereka dan dari teriakan keduanya yang bersahutan membuat orang-orang yang berada di sekitar tempat itu menjadi paham apa yang membuat mereka berkelahi.Tak lain adalah soal wanita!Seorang wanita yang menjadi istri Leo, calon pewaris Amanah Group. Mayoritas karyawan tentunya lebih memihak Leo ketimbang Satria yang dianggap sebagai pria idaman lain istri Leo itu. Bisik-bisik terus terdengar dari orang-orang yang menonton perkelahian. Tidak sedikit orang yang menghujat Riri, padahal mereka tidak mengenal sosok istri Leo yang sebenarnya."Kurang apa Tuan Leo ya? Bisa-bisanya istrinya berselingkuh dengan paman suaminya sendiri." Beberapa ora
Baca selengkapnya
Urusan Kita Belum Selesai, Om
Bab 39"Aku memang sedang mengajukan kredit di sebuah bank untuk mengembangkan usaha ini, Om. Tapi pengajuan kreditku belum di acc. Jadi bisa aku pastikan jika tadi bukan orang-orang yang berasal dari bank itu." Riri menjelaskan dengan wajah tertunduk"Kenapa kamu tidak bilang jika kekurangan modal? Om bisa bantu sebanyak yang kamu inginkan." Rahang lelaki itu mengeras. Entah kenapa ia merasa kecewa. Riri tidak pernah bercerita ini kepadanya. Kenapa Riri menyembunyikan semua ini darinya? Dianggap apa dirinya selama ini?"Aku tidak mau merepotkan Om, lagi pula lebih baik aku berusaha cari modal sendiri walaupun dengan cara meminjam uang di bank." Riri memijat pelipisnya. Dia melirik Lila yang juga tertunduk. Gadis yang akhirnya harus kehilangan tempat tinggal ini pasti sangat sedih. Lila hidup sebatang kara. Dia tidak punya siapa-siapa di dunia ini."Dengar, Cantik." Satria meraih tangan gadis itu.Lantaran mereka tidak bisa masuk ke dalam toko, akhirnya Satria berinisiatif untuk memba
Baca selengkapnya
Tidak Semudah Itu, Om
Bab 40"Di mana Om sembunyikan Riri?!"Pria itu langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa berhadapan dengan Leo. Dia menatap sang keponakan dalam-dalam. Tatapannya berkilat penuh dengan emosi, tapi Satria berusaha untuk berada di dalam kontrol. "Lagi-lagi itu yang kamu tanyakan, Leo. Bukankah kamu punya mata dan telinga? Kamu pun punya kaki dan tangan, punya otak untuk berpikir. Masa iya untuk melacak keberadaan istrimu saja tidak bisa?" sarkas Satria. Pernyataan yang telak menohok Leo."Om bener-bener ya!" Pria muda itu semakin meradang."Niat banget sih Om merebut Riri dari tanganku!""Kalian hanya menikah di atas kertas. Dan asal kamu tahu, sejak kamu melakukan kekerasan fisik dan verbal terhadapnya, maka hati gadis itu sudah bukan milikmu lagi. Jangan pernah bermimpi Riri bisa kembali mencintaimu, setelah apa yang kamu lakukan selama ini kepadanya."Laki-laki muda itu seketika berdiri. "Jangan memancing emosiku, Om!""Kamu sudah tahu jawabannya, kan?" Tepat ketika ia selesai menguca
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status