All Chapters of Wanita Lugu Pilihan CEO : Chapter 41 - Chapter 50
60 Chapters
Tidak Bisa Menjelaskan
Bab 41"Mas jemput pulang ya," bujuk Leo."Nggak. Aku mau tinggal di sini sama Ibu," ketus Riri."Sayang, jangan begitu. Kemarin Mas terbawa emosi. Mas cemburu karena kamu berciuman dengan Om Satria. Mas minta maaf. Mas janji nggak akan mengulang lagi....""Sudah terlalu banyak kesempatan yang aku berikan buat Mas, tapi nyatanya Mas tak pernah menggunakan itu." Lagi-lagi Riri menggigit bibirnya, kemudian menjauhkan benda pipih itu dari telinganya, dan menekan tombol berwarna merah. Akhirnya panggilan pun terputus."Sudah terlambat, Mas. Dan jangan harap aku akan kembali lagi sama kamu," gumam Riri sembari menghela nafas. Jari jemarinya terus memainkan ponselnya, berselancar di dunia maya. Riri mulai memposting beberapa foto di beberapa sosial media miliknya. Riri Cafe and Bakery boleh saja tidak lagi memiliki tempat. Namun bukan berarti usaha Riri akan berhenti. Dia masih bisa menjalankan usahanya meski kecil-kecilan. Untuk sementara dia akan menerima pesanan kue dari rumahnya denga
Read more
Rindu
Bab 42"Kok cuma dibaca aja sih, Mbak? Kenapa nggak dibalas?" tanya Lila dengan kening berkerut.Riri menggeleng malas. "Nggak usah dibalas, nggak penting itu....""Kok begitu? Biasanya Mbak Riri paling antusias membalas pesan Om Satria." Lila merapatkan tubuhnya, sehingga dia dapat dengan jelas melihat deretan kalimat itu masih saja tertera di layar ponsel Riri."Kali ini aku nggak akan balas pesannya. Sudahlah, La." Mulut Riri baru saja mengucapkan kata-kata itu, tetapi tiba-tiba saja ponsel yang masih berada di genggamannya itu berdering. Lagi-lagi nama Satria sebagai pemanggil.Namun Riri justru meletakkan ponsel di atas kasur."Kenapa ponselnya justru diletakkan di kasur? Mbak Riri kenapa sih? Tidak biasanya mengabaikan Om Satria," protes Lila. Meski tahu jika Riri adalah wanita yang sudah bersuami, tetapi gadis muda itu tidak bisa menafikan bagaimana perhatian paman suami Riri itu. Satria terlampau perhatian dalam posisinya sebagai seorang paman."Aku hanya tidak ingin berhubung
Read more
Rindu 2
Bab 43"Nekat banget sih, Om! Ini daerah pinggiran kota loh. Kalau ada orang yang lihat mobil Om parkir malam-malam di depan rumahku, gimana?" omel Riri saat ia memasuki mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh Satria.Riri tak punya pilihan selain cepat-cepat masuk ke dalam mobil, atau ada resiko orang yang melihat dirinya bersama dengan lelaki yang bukan suaminya ini.Lingkungan tempat tinggalnya ini memang masih sangat sensitif. Orang-orang akan berpikiran yang negatif jika melihat adegan itu.Meskipun sedang kesal, tapi ekspresi wajahnya terasa begitu menggemaskan, dan itu membuat Satria langsung menarik tubuh mungil itu begitu Riri menyentuh jok mobil."Om kangen sama kamu. Kenapa nggak balas pesan dan angkat telepon Om? Niat banget bikin Om uring-uringan," ujar lelaki itu terus terang."Dih... yang lagi kangen." Wajah Riri seketika bersemu merah. Jika pernyataan Satria benar, berarti mereka sama saja. Gadis itu pun juga kangen. Berbulan-bulan berhubungan dekat dengan Satria mem
Read more
Tidak Punya Pilihan
Bab 44"Aku tidak tahu apakah ini benar atau salah. Aku sudah berpaling kepada pria lain dan mencintai suami orang," ucap Riri dalam hati seraya memejamkan mata, lalu menghembuskan nafas. "Tapi aku tidak punya pilihan, selain menjalaninya. Aku belum bisa lepas dari jeratan ini. Entah kapan semua ini berakhir."Satria menyerah. Menyaksikan reaksi Riri yang hanya diam tanpa merespon, akhirnya Satria memilih putar balik. Dia melajukan kendaraannya menuju rumah Riri. Sepanjang perjalanan, keduanya hanya diam. Satria tahu apa yang dirasakan Riri sangat berat. Ya, sama seperti yang ia rasakan saat ini. Namun Satria tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa. Dia sudah kadung tercebur ke dalam pusaran ini, dan tak mungkin mengelak. Dia mencintai Riri, istri keponakannya. Dan Satria tahu, Riri pun merasakan hal yang sama meski gadis itu tak mengakuinya.Tak terasa mobil akhirnya berhenti di pinggir jalan depan rumah Riri."Terima kasih untuk malam ini, Cantik. Masuklah. Gunakan sisa malam i
Read more
Kedatangan Leo
Bab 45"Eh, jangan, Bu!" "Riri!" pekik Diana kaget. Tangannya bahkan sampai gemetaran. "Kembalikan ponsel Ibu! Kamu ini kenapa sih?""Bu, tolong jangan begini. Aku tahu apa yang harus aku lakukan," ucap Riri lirih. Tangannya pun gemetar saat menyerahkan ponsel itu kepada ibunya."Tapi Ibu harus melakukan ini. Ibu tidak mau ada perempuan lain yang masuk di dalam rumah tangga kalian. Nak Leo itu orang baik dan dia kaya. Banyak perempuan yang ingin menjadi istrinya. Sangat gampang bagi Nak Leo untuk mencari wanita lain. Jangan sampai kesabarannya habis dan akhirnya kamu diceraikan...." Diana terus mengoceh.Riri menggigit bibirnya. Ah, seandainya ibunya tahu jika dia yang malah akan menggugat cerai suaminya. Entah bagaimana reaksi ibunya.Ibunya selalu memandang jasa Leo kepada keluarga mereka. Itu yang selalu didengungkan ibunya saat Riri berusaha mencoba memberi pengertian secara halus bahwa Leo tidak sebaik yang terlihat di depan keluarga mereka."Ibu jangan khawatir. Kami baik-baik
Read more
Kita 1-0, Om
Bab 46Di saat yang bersamaan, Riri seperti sedang bermimpi. Disebuah padang rumput yang luas, Satria datang menghampirinya, lalu mereka berciuman. Perlakuan Satria yang begitu lembut benar-benar membuai gadis itu, memantik gairahnya sebagai seorang wanita.Pria itu mencecap senti demi senti tubuhnya, menyesap manis bibir semanis ceri, kemudian meremas gundukan kenyal di dadanya. Riri melenguh, mengerang lirih sembari melengkungkan tubuhnya.Keduanya kini sama-sama polos, bagaikan bayi besar. Riri terus merintih, antara geli dan nikmat saat jari-jari besar itu mulai menyentuh lembah terdalam surgawi miliknya.Permainan itu begitu panas dan liar. Riri bahkan sudah dua kali mendapatkan pelepasannya. Keringat menetes di sekujur tubuhnya, tapi justru itu yang membuatnya terlihat semakin cantik dan seksi.Sementara itu di sisi lain, Leo terus mempermainkan tubuh gadis itu. Dia memang melakukannya dengan sangat lembut, karena tak ingin gadis yang telah tertidur itu membuka matanya. Leo masi
Read more
Kamu Licik, Mas
Bab 47 "Mas Leo?" ulang Riri. Dia kaget. Dan saking kagetnya, dia bahkan urung untuk duduk di kursi. "Iya, mana Nak Leo? Jangan bilang kalau Nak Leo masih tidur dan kamu nggak membangunkannya untuk sarapan." Sepasang mata tua itu memindai penampilan putrinya yang tampak sedikit pucat, juga cara berdiri dan berjalannya yang tak biasa. "Tapi...." Riri menggeleng. "Tadi malam aku tidur sendirian dan tidak ada Mas Leo di kamarku..." "Tidak ada?!" Mata Diana seketika membulat. "Jelas-jelas Ibu yang membukakan pintu untuk suamimu ketika tadi malam dia datang. Dan saat ibu menawarkan untuk membangunkanmu, dia tidak mau dan bilang akan langsung masuk kamar." "Benarkah?" Riri seketika tercengang. Otaknya dengan cepat mencerna penjelasan sang ibu, lalu mengaitkannya dengan kejadian yang menimpa dirinya. Mimpinya bercinta dengan Satria, lalu tiba-tiba dia menemukan dirinya sendiri tanpa busana di ranjang. "Masa sih kamu nggak percaya sama Ibu? Apakah Leo tidak membangunkan kamu, kemudian m
Read more
Hamil
Bab 48"Ya Tuhan, apakah otak gadis ini sudah konslet? Apa yang di dalam pikiran Riri, sehingga menyuruhku menjauhinya?" keluh Satria dalam hati. Dia mencengkeram gelas dalam genggamannya. Kepalanya ia tundukkan, lalu mulutnya menyeruput cairan hangat berwarna kuning di gelas itu."Sudah sejauh ini hubungan kita, kenapa kamu memilih mundur, Ri?" Rahang Satria seketika mengeras usai ia melepaskan gelas itu dari genggamannya.Riri meneguk salivanya. Dia tahu Satria tengah marah. "Aku hanya tidak ingin membuat masalah dengan keluarga Om dan Mas Leo. Sudah cukup semua yang kualami....""Justru karena itu. Om akan menjagamu. Mereka tidak akan berani jikalau kamu bersama Om," bujuk Satria. Begitu dalam ia menatap gadis di hadapannya.Tatapan yang sontak membuat Riri serasa tersihir. Satria memang mempesona. Pesona seorang lelaki matang yang pada akhirnya menggeser posisi Leo dari hatinya."Sepanjang aku berhubungan dengan Om, banyak hal yang telah aku alami, termasuk dengan Dapoer Riri. Om
Read more
Pengakuan Satria
Bab 49"Percaya pada Om, semua akan baik-baik saja." Satria memiringkan tubuhnya, menghadap gadis itu. Dia membawa Riri ke dalam pelukannya. Dia bisa merasakan pertahanan Riri yang rapuh. Teramat rapuh."Tapi aku takut, Om. Mas Daffa dan Ibu tidak pernah percaya pada penjelasanku, apalagi malam ini, mereka mendapati aku pulang sama Om...."Satria menepuk pundak gadis itu berkali-kali, memberinya kekuatan, meski dia sendiri merasa gamang. Sejujurnya dia memang belum siap untuk membuka semuanya. Rencana awal dia akan memperkenalkan dirinya yang sebenarnya setelah Riri dan Leo bercerai. Namun, tampaknya keluarga Riri lebih dulu mengetahuinya. Tampak jelas pintu rumah yang terbuka seolah menunggu kedatangan mereka dan Daffa yang duduk di teras. Laki-laki itu bahkan menatap tajam ke arah mobil yang saat ini mereka tumpangi.Semua sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan apa yang sudah mereka ketahui tentang hubungannya dengan Riri yang tak biasa, bukan sebagai om dan keponakan.Lalu dari
Read more
Titik Terendah
Bab 50"Aku benar-benar minta maaf, Mbak. Seandainya waktu itu aku nggak ninggalin Mbak, mungkin kejadiannya nggak kayak gini." Raut wajah Lila terlihat begitu menyesal.Sesungguhnya Riri tak butuh kata maaf, meski itu diucapkan Lila berkali-kali. Dia hanya butuh sandaran. Dia hanya butuh ditemani oleh orang yang mau mengerti dirinya. Ini adalah titik terendah dari jungkir balik hidupnya sejak ia memutuskan untuk menikah dengan Leo.Dulu ia hanya berpikir bagaimana caranya merebut hati suaminya, agar pernikahan mereka menjadi pernikahan normal pada umumnya. Akan tetapi sekarang keadaan justru berbalik. Mungkin perpisahan adalah jalan yang terbaik, meski itu tak mudah. Ada ibu dan kakaknya yang pasti juga akan menentang keputusan itu, belum lagi hubungannya dengan Satria yang akhirnya diketahui juga oleh mereka. Entah dari mana mereka tahu.Apakah dari Leo?Gadis itu menggeleng samar. Entahlah. Dia tak peduli. Semua sudah terjadi dan ia harus fokus dengan dirinya sendiri. Riri mengusa
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status