Semua Bab Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda : Bab 11 - Bab 20
121 Bab
Bab 11. Curiga
Ryan terus memperhatikan gerak-gerik pamannya dengan mata awas, mencari petunjuk tentang apa yang sebenarnya diinginkan oleh pamannya Ryanoir tersebut. Namun, pamannya hanya tertawa dan menyebut Ryan sebagai pemikir yang cerdas."Jadi, kau maju pesat juga. Aku pikir ..." pamannya Ryanoir tidak melanjutkan kalimatnya, tapi memperhatikan keponakannya yang memang jauh berbeda sejak terakhir kali bertemu."Jadi, apa maksud paman datang ke rumahku ini?" tanya Ryan, mencoba untuk mencari dan mendapatkan jawaban dari pamannya Ryanoir itu.Pamannya Ryanoir hanya tersenyum, lalu mengeluarkan selembar kertas dari dalam sakunya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ryan pun melirik kertas tersebut dan memperhatikannya dengan seksama. Ternyata itu adalah sebuah dokumen resmi dari pihak kepolisian yang menunjukkan bahwa Ryan telah menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan.Ini sama seperti yang tadi disebutkan oleh Adam, pengacara keluarga yang sudah memberikannya kabar.Ryan marah. Dia yakin ada yang
Baca selengkapnya
Bab 12. Petunjuk
Ryan dengan cepat menyembunyikan rasa kagetnya. Apa yang ia ketahui tentang organisasi rahasia tersebut bukanlah rumor yang berkembang di kalangan elit dunia saja, namun Ryan tahu betul bahwa kekuatan dan pengaruh organisasi tersebut sangatlah besar karena ia adalah salah satu dari mereka.'Apakah pamannya Ryanoir adalah satu dari dua belas itu?' tanya Ryan dalam hati, meskipun raut wajahnya tetap tenang.Ryan sangat handal dalam mengolah perasaan sehingga apa yang ada di dalam hatinya tidak tampak dari aura wajahnya.Puk!"Jadi, Ryanoir. Bagaimana?" tanya sang paman - menepuk pundak Ryan."Jadi ..." Ryan pura-pura tidak paham.Pamannya Ryanoir tersenyum tipis, sepertinya ia tidak percaya dengan alasan yang diberikan oleh keponakannya itu. Namun, dia tidak mempermasalahkannya dan tetap melanjutkan rencananya."Baiklah, Ryanoir. Paman akan mengirimkan seseorang yang memiliki kemampuan khusus untuk membantumu. Kamu akan belajar dan bekerja sama dengan dia dalam mencari bukti-bukti yang m
Baca selengkapnya
Bab 13. Tugas Pertama
Setelah pamannya Ryanoir pergi dari rumahnya, Ryan memegang kertas yang diberikan pamannya dengan erat. Dia menghela nafas dan mencoba menenangkan diri. Siapa pun orang yang akan berkunjung dan menemuinya, dia harus tetap waspada. Dia tidak tahu siapa yang akan dipertemukan dengannya, tapi dia harus siap.Tiba-tiba - sebelum Ryan masuk ke dalam rumah, seorang wanita muda berambut pirang datang dari arah belakang Ryan dengan tangan terulur ke arahnya."Hai!" seru Ryan, saat tangan wanita itu hampir menyentuh pundaknya."Eh, maaf. Aku ..."Wanita itu justru terkejut karena tidak menyangka jika reflek gerak Ryan seperti sudah terlatih secara sempurna."Siapa kamu? Dan bagaimana kamu bisa masuk?" cecar Ryan, menyelidik.Wanita itu akhirnya memperkenalkan dirinya sendiri dengan nama Lusi, orang yang akan membantunya dalam menjalankan tugas dari sang paman.Ryan merasa sedikit lega, tapi tetap saja ia harus waspada karena meskipun ternyata orang yang diutus pamannya adalah seorang wanita, ta
Baca selengkapnya
Bab 14. Memang Tidak Biasa
"Bagaimana kamu yang seorang wanita memiliki pekerjaan seperti ini?" Ryan, berusaha berbincang dengan Lusi.Saat ini, Lusi dan Ryan sedang memantau gedung perkantoran - yang menjadi target mereka, dari jauh. Mencari tahu posisi target dan pola gerak yang ada, sesuai dengan petunjuk yang telah disediakan oleh alat canggih mereka."Apakah wanita tidak boleh bekerja seperti ini?" Lusi, justru membalikkan pertanyaan pada Ryan."Eh, bukan begitu maksudku." Ryan merasa canggung karena seperti ditodong."Sudahlah, lebih baik kita berkonsentrasi."Lusi menyudahi perdebatan mereka, meminta Ryan untuk fokus pada kegiatan mereka saat ini. Wanita itu tidak mau jika apa yang menjadi tugasnya tidak selesai, apalagi mengajari Ryanoir yang tidak tahu apa-apa.Setelah memastikan lokasi target, Lusi mengajak Ryan untuk masuk ke gedung yang mereka targetkan dengan menggunakan strategi yang sudah disusun sebelumnya.Lusi adalah wanita yang cukup cantik dan seksi - mencoba mengalihkan perhatian petugas ke
Baca selengkapnya
Bab 15. Penentuan
Beberapa langkah sebelum sampai di tempat Lusi berada, Ryan melihat sekelebat bayangan yang mengikutinya. Dan Ryan yakin jika itu adalah mata-mata yang diutus pamannya untuk memantau dirinya dan juga Lusi. Tapi ia pura-pura tidak tahu dan terus melangkah dengan tenang menuju ke tujuan.Setelah beberapa menit, Ryan akhirnya sampai di tempat Lusi berada. Di tempat itu, Ryan melihat Lusi sedang asyik membolak-balik benda kecil yang tadi berhasil mereka ambil."Tadi ada orang yang mengikutiku" kata Ryan dengan wajah serius, begitu tiba di depannya Lusi berada."Siapa? T-api, kamu yakin jika orang itu memang mau mengikutimu?" tanya Lusi mengernyitkan dahinya."Entahlah," jawab Ryan acuh.Wanita itu cukup heran dengan sikap Ryan yang cepat sekali berubah-ubah. Kadangkala, Lusi melihat jika Ryan seperti orang yang tidak tahu apa-apa. Tapi di waktu lainnya, Ryan terlihat sangat peka dan tanggap dalam keadaan yang tidak biasa.Menurut Lusi, ada sesuatu yang memang disembunyikan oleh "Tuan Muda
Baca selengkapnya
Bab 16. Memutuskan Niat
"Sial!" umpat Ryan.Gerakan tangan Ryan yang terlatih - di masa lalunya, terbawa pada kehidupannya yang sekarang. Ia cepat melempar pisau lipat miliknya ke arah sasaran, sesuai dengan insting yang dirasakannya.Dan tak lama kemudian, terdengar suara orang yang menjerit kesakitan akibat terkena lemparan pisau lipat kecil milik Ryan.Sebenarnya, Ryan terkejut melihat Lusi terjatuh setelah bunyi tembakan sehingga ia langsung menyadari bahwa mereka berada dalam bahaya yang sangat besar."Pasti masih ada yang lain!" gumamnya dengan tatapan awas memeriksa kondisi sekelilingnya.Sekarang, Ryan berusaha mencari tempat untuk bersembunyi tanpa peduli dengan Lusi karena dalam keadaan seperti sekarang - keselamatan diri sendiri lebih penting.Dengan pandangan tajam yang waspada, Pria itu memperhatikan sekitarnya untuk memastikan bahwa tidak ada mata-mata atau yang lainnya - yang mengikutinya lagi."Ternyata setiap gerak-gerik Lusi diawasi. Tapi, apakah itu juga atas perintah pamannya Ryanoir?" tan
Baca selengkapnya
Bab 17. Dendam Utama
"Selly! Emily!"Ryan berteriak memanggil dua wanita yang menjadi tawanannya di rumah besar Ryanoir ini. Ia baru saja pulang dan saat ini sudah pukul 02.15 dini hari."Kalian tidak muncul satu menit, habis!" ancam Ryan, sambil menjatuhkan dirinya di sofa ruang tengah."I-ya ... kami datang."Tak lama kemudian, Selly dan ibunya datang dengan wajah khas orang bangun tidur. Mereka berdua memang tidur di kamar yang sama, karena Ryan tidak mengijinkan mereka menempati kamar masing-masing - yang menjadi kamar mereka, dulunya.Dua wanita itu diperlukan seperti pembantu, sehingga tidur di kamar kecil dekat dengan area dapur yang dulu memang ditempati oleh pembantu."Siapkan makan untukku, juga air hangat untuk mandi. Cepat!" Ryan berteriak memberikan perintah.Tanpa menunggu diperintah dua kali, dua wanita itu segera melakukan semua perintah tersebut. Mereka tidak mau jika Ryan marah, dan imbasnya adalah - mereka akan mendapatkan
Baca selengkapnya
Bab 18. Tekanan Mental
"Dengan begini, aku bisa mengendalikan situasi di rumah ini."Ryan berada di dalam kamarnya yang besar mewah, kamar yang dulu digunakan sebagai kamar pribadi Emily dan tidak digunakannya bersama Selly. Ia sedang memasang beberapa perangkat elektronik rancangannya sendiri untuk memata-matai semua orang di rumah besar Ryanoir ini.Pria itu tidak bisa mengambil risiko lagi, terutama setelah beberapa kejadian yang hampir saja membuatnya dalam situasi yang sulit."Aku pastikan segala sesuatunya ada di dalam kendaliku!" gumamnya tegas.Sambil merancang alat rancangannya, Ryan juga berpikir untuk rencananya. Ia menyusun strategi balas dendam yang akan dilakukan pada "ketua" yang sudah menjebaknya.Hal ini sangat penting baginya, sebab ia baru mengetahui musuhnya dengan baik setelah mati sebagai "Ryan" dan kini ada kesempatan bisa kembali mengetahui setiap langkah yang akan diambil oleh kelompoknya.Ryan tahu bahwa hal itu adalah pekerja
Baca selengkapnya
Bab 19. Membunuh Ketua
"Bunuh diri?" tanya Selly dan Emily terkejut."Ya, bunuh diri saja jika mau bebas dan tidak menjadi tawanan aku lagi. Huh!" Ryan tersenyum mengejek - istri dan ibu mertuanya.Mendengar jawaban tersebut, M berdua ketakutan dengan saling pandang. Tapi mereka sepertinya memiliki cara berpikir dan berkomunikasi dengan rahasia sehingga masih tidak ingin menyerah. Keduanya tahu bahwa mereka harus terus mencari cara untuk bisa keluar dari situasi yang sedang menekannya, apalagi mereka sekarang tertangkap dan dikunci oleh Ryan dari luar.Setelah Ryan pergi, mereka saling membantu untuk membuka pintu dan mencari cara untuk melepaskan pelacak dari tubuh mereka.Tapi, mencoba melepaskan pelacak tidak semudah yang mereka bayangkan. Setiap kali mereka berusaha, rasa sakit yang sangat hebat serta suara bising seperti alarm membuat mereka memutuskan untuk menghentikan usaha mereka dan kembali bersabar dengan menunggu keajaiban."Kapan kita bisa bebas seperti dulu, Bu?" tanya Selly dengan wajah putus
Baca selengkapnya
Bab 20. Ian Herlambang
Di sebuah ruang kerja yang luas dan istimewa, tampak seorang pria yang tidak lagi muda - menulis sesuatu untuk diberikan kepada asistennya."Aku ingin kau urus pesta ulang tahunku yang ke 75 ini sebaik mungkin," pintanya dengan wajah datar, tapi terkesan menakutkan."Baik, Tuan Besar."Sang asisten mengangguk hormat - dengan sedikit membungkukkan tubuhnya.Tanpa menunggu diperintah dua kali, sang asisten undur diri. Sepertinya, sang asisten sudah sangat paham dengan apa yang harus dikerjakan dengan perintah tersebut.Ruangan kerja dengan gaya arsitektur Eropa ini, sangat elegan tapi tetap gagah untuk ukuran orang-orang yang berkelas seperti pria tua tersebut - yang dipanggil dengan sebutan Tuan Besar.Beberapa minggu yang akan datang adalah hari ulang tahun "Tuan Besar" tiba. Pesta ulang tahun yang biasa diadakan setahun sekali, biasanya diadakan di kediamannya yang juga bergaya Eropa dengan taman yang begitu luas. Ia tidak perlu menggunakan gedung karena rumah dan tamannya juga sudah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status