Semua Bab Istri Sah Presdir Arogan: Bab 41 - Bab 50
110 Bab
40. Kebohongan Yang Mulai Terbongkar
"Sejak tadi kau diam?" gumam Lucius saat keduanya berbalik setelah melambaikan tangan pada Zsazsa dan Zaiden yang sudah menghilang dari balik pintu kelas. Lengan pria itu merangkul pinggang sang istri dan keduanya berjalan ke arah tempat parkir. Mendapatkan beberapa perhatian dari para ibu yang juga baru mengantar anak mereka.Calia menggeleng menjawab pertanyaan Lucius sekaligus merasa tak nyaman dengan tatapan penasaran orang-orang. Bisa merasakan bisik-bisik di belakangnya ketika langkah mereka sudah melewati kerumunan tersebut.Lucius pun merasakan gestur ketidaknyamanan sang istri dan menunduk untuk mendaratkan satu kecupan di kening Calia sambil berucap lirih, "Kau harus terbiasa mendapatkan perhatian ini. Tegakkan wajahmu."Calia menarik napas dan mengembuskannya singkat. Lalu mengangguk. Ya, ia istri sah Lucius Cayson. Apa pun pemberitaan tentang Lucius dan Divya di luar sama tidak harus menguasainya. "Ada sesuatu yang lain mengganggumu," ucap Lucius lagi saat keduanya duduk
Baca selengkapnya
41. Salah Satu Rahasia Delapan Tahun Yang Lalu
Lucius tersentak, hingga kedua tangannya di lengan Calia terjatuh dan tubuhnya bergerak mundur. Membeku untuk waktu yang cukup lama dan menatap sang istri dengan kesangsian yang cukup jelas.Calia menelan ludahnya. “Tidak apa jika kau tidak mempercayaiku, Lucius.”Suara Calia terdengar lirih. Tatapan Lucius masih begitu intens. Mencoba mencari ketidak jujuran di raut wanita itu, yang lebih sulit ditemukannya dari yang ia pikir atau memang tak ada di sana. Ataukah Calia memang mengatakan kebenaran menyakitkan ini.Ia tahu ketidak sukaan sang mama pada Calia, bahkan sebelum mereka menikah. Mamanya menentang keras pernikahannya, tetapi tentu saja tak berkutik saat ia mengungkit ambisi sang mama yang terus memenuhi jalannya sejak papanya meninggal saat ia masih remaja. Seluruh hidupnya berubah total, berusaha sangat keras demi memenuhi keinginan sang mama untuk menjadi penerus sang papa.Namun, ia tak pernah menyangka sang mama akan melakukan hal seburuk itu hanya karena begitu membenci C
Baca selengkapnya
42. Fakta Lain Yang Lebih Mencengangkan
Sejak Calia datang kembali ke hidupnya dan mengetahui jatuh bulanannya pada wanita itu yang tak pernah sampai, ia memang berniat menyelidiki kejadian malam itu di hotel yang berapa kali pun ia memikirkannya, ada kejanggalan yang tak diterimanya. Pun dengan perselingkuhan yang benar-benar terjadi dan diakui oleh Calia.“Tuan Khu sudah menunggu di dalam,” ucap salah satu sekretarisnya memberitahu. Lucius mengangguk singkat, memberi perintah untuk mengosongkan jadwal satu jam ke depan sebelum melangkah masuk ke ruangannya dan melihat Alan Khu yang beranjak berdiri menyambutnya. Lucius menutup pintu di belakangnya dan gegas mengambil tempat di kepala sofa. Meletakkan kantong plastik hitam yang berisi gelas kotor yang ditumpahkan Calia di meja makan ke hadapan pria itu. “Aku ingin kau membawa ini ke laboratorium dan menyelidiki apa yang mungkin ada di sana.”Kening Alan Khu berkerut tipis, mengambil kantong tersebut dan mengintip isinya kemudian mengangguk singkat.“Jadi apa yang tiba-tib
Baca selengkapnya
43. Diam-Diam
“Kupikir kau membutuhkannya, jadi aku meminta temanku melakukan pengetesan lagi. Tapi … hasilnya tetap sama.”Lucius masih mendengarkan. Mengangguk singkat dan mengakhiri panggilan tersebut. Tepat ketika suara derap langkah kaki dari dalam rumah mulai terdengar.“Papa?!” Suara panggilan dari dalam rumah segera mengalihkan Lucius yang membeku di teras rumah. Raut datar Lucius gegas berubah hangat. Kepenatannya segera raib begitu melihat ketiga kembar dan istrinya yang menghampirinya. Zsazsa berlari lebih kencang, menggandeng Zaiden, sementara Calia mendorong kursi roda Zayn. Kedua lengannya segera membuka dan membawa Zsazsa ke dalam gendongannya. Mengusap rambut di kepala Zaiden dan Zayn bergantian lalu tersenyum membalas sang istri yang mengambil tas di tangannya.“Mereka baru saja bermain di halaman belakang ketika mendengar suara mobilmu datang,” ucap Calia saat Lucius menundukkan wajah untuk mendaratkan satu kecupan di bibir.Yang membuat Zsazsa memberengut kesal dan mencium pipi s
Baca selengkapnya
44. Cemburu
Lucius mendengus dengan wajah Calia yang mendadak memucat. Ia mendecakkan lidahnya dengan salah satu alis yang terangkat. “Ck, kau tidak minta maaf?”Kening Calia berkerut tak mengerti.“Kau pikir aku tidak tersinggung dengan pertanyaanmu?”Kerutan di kening Calia semakin menukik tajam, semakin tak memahami pertanyaan tersebut. “Aku tahu bagaimana rasanya dikhianati, Calia. Bagaimana mungkin aku melakukan itu pada orang yang kucintai. Aku tak akan merendahkan diriku sendiri melakukan itu, bahkan jika itu untuk membalas sakit hatiku padamu. Pun kau yang sama sekali tak menginginkan pernikahan ini dengan hatimu.”Seketika Calia membeku, kata-kata Lucius tepat menusuk di dadanya. “Kau berhak melakukannya.” Calia memaksa kata itu keluar dari bibirnya. Merasa egois dan ia sangat menyadari itu. Lihatlah betapa tidak tahu malunya dirimu, Calia, batinnya mengejek dirinya sendiri.Lucius mendengus mengejek. “Katakan itu pada dirimu sendiri. Wajahmu pucat sekali.”Calia mengerjap kebingungan,
Baca selengkapnya
45. Menangkal Siasat Licik Sang Mertua
Divya mengakhiri panggilan dengan senyum licik yang tersungging di salah satu ujung bibirnya. Semua rencananya sudah bisa dibilang berhasil, hanya perlu menunggu kedatangan Lucius yang akan menjemputnya. Sebelum kemudian ia menyelesaikan setengah rencana tante Vania yang cemerlang ini seorang diri. Ya, hanya dirinya yang bisa menyelesaikan rencana ini.Sejenak ponselnya berkedip dan muncul notifikasi bahwa baterai ponselnya mulai lemah. Hanya tinggal beberapa persen saja. Toh sebentar lagi Lucius akan muncul, jadi ia hanya memasukkan ponselnya ke dalam tas. Mengangkat pergelangan tangannya dan melirik jam tangan yang melingkar di sana. Jam sudah menunjukkan pukul 21.17, suasana di sekitar sunyi senyap dan hanya ada kegelapan di sekelilingnya.Divya memastikan kunci mobil terpasang dengan tepat. Ada ketakutan yang sempat merayapi hatinya tetapi mengingat apa yang akan dicapai dengan rencana ini, ia segera mengenyahkan ketakutan tersebut.Setelah 8 tahun Lusius tak pernah tergoda oleh t
Baca selengkapnya
46. Harus Lebih Menggoda Dari Wanita Lain
Calia turun dari mobil, menyodorkan jaket ke arah Divya. Kedua matanya mengamati penampilan Divya yang berantakan dan bau parfum bercampur alkohol yang menusuk hidup. “Sepertinya kau membutuhkannya. Di sini sangat dingin.”Divya membutuhkan usaha yang lebih untuk menguasai ekspresi wajahnya dengan baik tanpa mengundang kecurigaan Lucius yang berdiri di hadapannya. Ia menggeleng dengan raut yang datar. “Kau tak lihat, aku kepanasan? AC mobilku mati.”“Ah, ya.” Pandangan Calia turun ke arah dada Divya. “AC mobil Lucius bekerja dengan baik, kau tidak akan kegerahan di dalam. Jika tidak ingin masuk angin, sepertinya kau harus mengancingkan kemejamu.” “Memangnya kenapa? Lucius sudah terbiasa melihatku seperti ini.” Divya tak bisa menahan kekesalannya.Lucius berdehem pelan. “Jangan membuat kesalah pahaman tak berarti di depan istriku, Divya.”Divya segera menutup mulutnya.“Apa yang dikatakan oleh istriku benar, Divya. Jika tidak ingin jatuh sakit, kau harus memperbaiki penampilanmu. Kau
Baca selengkapnya
47. Liburan Akhir Minggu
Part 47 Liburan Akhir MingguCalia bisa merasakan tubuh Lucius yang naik ke ranjang, lalu bergeser dan bergabung dengannya di balik selimut. Merasakan lengan Lucius yang menyelip melingkari pinggangnya dan menempelkan punggung di dada pria itu.“Kau marah?” Lucius mendekatkan bibirnya di telinga Calia.“Aku tak punya alasan untuk marah, Lucius. Aku tak akan mendesakmu untuk percaya padaku. A-aku hanya …” Calia terdiam, tampak berpikir sejenak sebelum melanjutkan jawabannya. “Merasa buruk untuk diriku sendiri. Entahlah, perasaanku akhir-akhir ini menjadi lebih sensitif. Selalu waspada sejak kita menemui dokter. Aku takut rencana kita akan gagal untuk menyembuhkan Zayn.”Lucius membalik tubuh Calia, membuatnya keduanya saling berhadap-hadapan. “Kau menolak minuman buatan mamaku karena kau khawatir dengan program kehamilan kita, kan? Itulah alasanku melakukannya.”Calia mengangguk mengerti. Menyelipkan lengannya ditubuh Lucius dan menempelkan wajah di dada bidang pria itu. “Maaf. Ada ter
Baca selengkapnya
48. Mulai Terbuka
Calia seketika menyadari betapa jauhnya jarak yang terbentang di antara mereka.“Umur pernikahan kita akan menginjak 10 tahun. Tujuh bulan tiga hari adalah ulang tahu pernikahan kita yang ke sepuluh. Satu tahun awal pernikahan yang tak benar-benar begitu tersambung dan delapan tahun perpisahan. Kita bahkan tak benar-benar saling mengenal, Calia. Betapa pun aku mengakui sangat mencintaimu dan tak bisa kehilanganmu. Kemarahanku, kekecewaanku, dan rasa cintaku yang begitu besar. Semua itu seolah tertampar dengan ini.”“A-aku … aku tak tahu apa yang harus kukatakan, Lucius.” Calia sendiri menyadari bahwa dirinya juga tak benar-benar mengetahui tentang Lucius. “Jika kau berpikir aku dan Rhea yang saling bersikap dingin ada hubungannya dengan Lukas, kau salah. Meski ya, Lukas menjadi salah satu dalam permasalahan kami. Yang sudah selesai saat aku meninggalkan rumah delapan tahun yang lalu.”Ada kelegaan di hati Lucius dengan kalimat terakhir Calia. Ya, sebaiknya memang seperti itu. Ia akan
Baca selengkapnya
49. Gosip
“Ya, ada alasan aku kembali ke hidup Lucius. Salah satunya Lucius berhak tahu kebenaran. Dan … sepertinya kau tak harus tahu alasanku lainnya. Ini urusan pernikahan kami.” Jawaban penuh ketenangan Calia berhasil membekukan ekspresi Divya dan kalimat selanjutnya membuat sang adik ipar merapatkan rahang. “Karena aku tak pernah mempermasalahkan jatah bulananku sebagai istri Lucius yang kau gunakan untuk bersenang-senang.”Begitu pun dengan wajah Vania yang segera memucat. “B-bagaimana kau tahu, Calia?”Calia memutar kepalanya dengan penuh ketenangan. Menatap dalam kedua mata sang mama mertua dan tangannya bergerak mengeluarkan dompet kecil dari dalam tasnya. Meletakannya di meja dan mendorongnya ke hadapan Leana. “Ini dompetmu, bukan?” senyumnya seapik mungkin. “Lucius menemukannya di teras. Sepertinya kau menjatuhkannya ketika naik ke dalam mobil.”Leana tersedak lidahnya sendiri. Mengambil dompertnya dan memeriksa isinya. Ya, tentu saja Calia mengenali kartu tersebut. Meski bentuknya y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status