All Chapters of Puber Kedua Pak Suami: Chapter 51 - Chapter 60
106 Chapters
51. Kala Cinta Menggoda
Nadya membalas tatapan Rafli seraya berkata, “Kamu serius, Raf?”“Apa aku terlihat seperti main-main sekarang?” ucap Rafi balas bertanya.Nadya terdiam. Tak bisa dipungkiri kalau dia pun sesungguhnya tertarik juga pada Rafi. Meskipun secara usia pemuda itu lebih muda darinya, tapi Rafi terlihat dewasa.“Apa kamu nggak masalah kalau aku lebih tua usianya dari kamu beberapa tahun? Usia kamu sekarang berapa memangnya?” tanya Nadya serius.Rafi terkekeh mendengar pertanyaan Nadya. Dia menyeruput minumannya terlebih dahulu sebelum menanggapi pertanyaan gadis cantik, yang sudah mencuri hatinya.“Dua bulan lagi usiaku dua puluh tahun. Aku bisa menebak kalau selisih usia kita sekitar tiga atau empat tahun. Nggak masalah itu, Nad. Yang selisih usianya di atas lima tahun saja banyak kok. Malah awet hubungan mereka. Yang penting, dalam hubungan itu saling pengertian saja sih. Kalau sudah begitu insya Allah, hubungan akan langgeng,” sahut Rafi yang kini juga tampak serius.“Memangnya usia kamu se
Read more
52. Rasa Sesal
Andi terus memperhatikan Hanum dan ketiga anaknya tampak ceria, ketika berbincang dengan Sadewa dan Zahra. Dia yang awalnya ingin masuk, jadi berpikir lagi karena sampai saat ini ketiga anaknya maupun Hanum masih memusuhinya.‘Apa kalau aku masuk ke sana, akan diterima oleh mereka? Apakah nantinya kehadiranku akan membuat senyum mereka hilang?’ tanya Andi dalam hati.Berbagai pertanyaan yang hinggap di kepala Andi seketika membuat pria itu merasa dilema.Andi menutup daun pintu dengan perlahan. Dia tak ingin kehadirannya diketahui oleh istri dan ketiga anaknya. Akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, karena tak ingin merusak suasana. Di saat berjalan di sepanjang koridor rumah sakit, hati Andi terasa kacau balau. Dia merasa sendirian sekarang. Seharusnya dia yang berada di dalam ruangan itu, dan bercengkerama bersama dengan anak dan istrinya. Tertawa bersama dan saling bertukar cerita seperti dulu, saat dirinya belum mengkhianati Hanum. Namun, kini semuanya sudah terjad
Read more
53. Kunjungan Mertua
Akhirnya Andi kembali lagi ke rumah sakit yang sama, di mana Hanum dirawat. Kali ini dia datang bersama dengan sang ibu.Andi menggandeng Astuti yang sudah usia lanjut. Mereka berjalan santai menyusuri koridor rumah sakit, menuju ruang rawat inap Hanum. Dalam hati, Andi berharap kalau Sadewa sudah pergi dari ruang rawat sang istri. Dia tak ingin suasana hatinya berubah dengan keberadaan duda beranak satu itu. Jujur saja, status Sadewa sangat mengganggu Andi. Apalagi hubungannya dan Hanum sedang tak baik-baik saja. Ditambah pesona Sadewa tak dipungkiri lagi, begitu memesona. Selain berstatus duda, Sadewa memiliki karir cemerlang dengan pangkat bintang satu, dan juga wajah yang cukup tampan. Membuat Andi memiliki saingan berat, andaikan Hanum tertarik pada sang duda.Tepat ketika anak dan ibu itu tiba di depan ruang rawat inap Hanum, pintu ruangan terbuka. Menampilkan Gilang di ambang pintu. Pemuda itu terkejut melihat kedatangan ayah dan neneknya.“Nek.” Gilang menyapa dan lantas merai
Read more
54. DPO
Santi masuk ke dalam rumah dan menutup pintu rapat-rapat. Dia masuk ke dalam kamar dan meletakkan bayinya yang telah tertidur, di atas kasur. Setelah itu, dia melangkah ke dapur untuk memasak. Di saat yang sama, ibunda Santi yang tinggal bersama dengan pasangan suami istri itu mendekati anaknya.“San, tadi Ibu dengar kamu ngomong sama Feri, menyebut kata polisi. Ada apa? Apa Feri terlibat masalah?” tanya sang ibu dengan tatapan lekat pada Santi.Deg.Santi menghentikan tangannya yang sedang meracik bumbu. Jantungnya yang tadinya sudah mulai tenang, kini kembali berdegup kencang. Santi menoleh pada ibunya dan memaksakan untuk tersenyum semringah, agar sang ibu tak menaruh curiga.“Ibu salah dengar mungkin. Tadi kita ngomong soal rencana Bang Feri yang akan membuka bengkel.”Fatma-ibunda Santi, mengerutkan kening. Menurutnya, pendengarannya masih bekerja cukup baik dan dia sendiri belum pikun. Jadi yang dia dengar tadi benar-benar nyata, bukan halusinasi atau dirinya yang salah mendenga
Read more
55. Panik
Polisi lantas memborgol kedua tangan Feri. Bersamaan itu pula, beberapa petugas polisi yang sebelumnya berada di luar pagar, kini mulai memasuki rumah Feri dan menggeledah di setiap sudut ruangan. Mereka mencari sesuatu yang bisa dijadikan barang bukti.Di saat beberapa petugas polisi sedang menggeledah rumahnya, Feri menatap salah seorang petugas polisi yang tadi memborgol tangannya.“Pak, bisa saya mendekati anak saya yang sedang menangis? Saya ingin menciumnya dulu sebelum saya dibawa ke kantor polisi,” ucap Feri lirih.Polisi itu terdiam. Dia lalu mengalihkan tatapan pada rekannya, seolah berdiskusi mengenai permintaan Feri barusan. Akhirnya rekan polisi itu menganggukkan kepalanya.“Baik, tapi jangan lama-lama!” tegas polisi itu.“Iya, Pak. Terima kasih.”Feri dengan tangan yang terborgol, lalu melangkah mendekati sang ibu mertua dengan diikuti oleh polisi dari belakang.Setibanya di depan ibu mertuanya, Feri menangis dan mencium kening Fatma.“Apa yang telah kamu lakukan Feri, s
Read more
56. Pria Masa lalu
Larasati yang panik langsung melangkah cepat menuju garasi dengan menarik kopernya. Namun, baru saja dia mengangkat koper hendak meletakkannya di bagasi mobil, tiba-tiba asisten rumah tangganya memanggilnya.“Bu, mau ke mana? Nanti kalau Bapak tanya, saya harus jawab apa?” tanya asisten rumah tangga Larasati.Larasati yang sudah berhasil meletakkan kopernya ke dalam bagasi mobil, lantas menarik napas lega dan menatap asisten rumah tangganya seraya berkata, “Katakan saja, kalau saya sedang fashion show ke luar kota.”“Baik, Bu.” Wanita itu berkata sambil menganggukkan kepalanya pada Larasati.“Sekarang tolong bantu saya, bukakan pintu pagar ya, Bi. Saya sedang terburu-buru,” ucap Larasati, yang diangguki oleh si bibi.Asisten rumah tangga itu lantas berjalan cepat menuju ke pintu pagar. Dia membuka pintu pagar lebar-lebar, dan menunggu mobil yang dikemudikan Larasati keluar dari halaman rumah. Setelah mobil tersebut melintas dan keluar dari halaman rumah, pintu pagar pun ditutup kemba
Read more
57. Kembali
Pagi harinya, Larasati mengaktifkan ponsel yang semalam dia nonaktifkan. Setelah ponselnya aktif, banyak sekali notifikasi pesan dan panggilan tak terjawab yang semuanya dari Andi. Semua pesan yang isinya sama. Menanyakan keberadaan dirinya.“Maaf ya, Mas. Aku sudah kabur kemarin. Hari ini aku pulang kok. Kamu tenang saja. Lagi pula kamu juga belakangan ini sibuk memikirkan istri pertama kamu. Saat aku kabur, kelabakan juga deh.” Larasati bergumam sambil tersenyum penuh arti yang tersungging di bibirnya.Di saat yang sama, Robert menghampirinya. “Sarapan sudah siap, Honey.”“Ok, terima kasih. Kamu memang baik sekali, Rob. Nggak salah kalau aku datang kemari,” ucap Larasati.“Tentu, Honey. Kamu sepertinya memang nggak harus jauh dariku, karena ada Alisa yang menghubungkan kita dan aku siap membantu ibu dari anakku.” Robert berkata sambil merengkuh tubuh Larasati ke dalam pelukan. Dia lalu berbisik, “I love you.”“I love you too,” balas Larasati.Cukup lama mereka saling memeluk dan men
Read more
58. Pengakuan Feri
Feri seketika menjadi panik ketika polisi akan membawa Santi ke kantor polis. Dia khawatir kalau istrinya harus berada lama di tempat yang sama dengannya. Selain khawatir karena bayinya yang memerlukan ASI, dia juga khawatir kalau Santi tak tahan dengan pemeriksaan dari penyidik dan akhirnya buka suara.“Pak, tolong jangan bawa istri saya kemari. Dia nggak tahu menahu soal ini. Makanya istri saya sangat syok ketika saya dibawa kemari. Biarkan istri saya di rumah, karena ada bayi kami yang memerlukan ASI-nya.” Feri berkata dengan wajah yang memelas, dan kedua tangan yang ditangkup di depan dada.“Kalau begitu, Anda yang kooperatif dong. Jawab yang jujur setiap pertanyaan yang diberikan. Saya tahu Anda berbohong!” tegas penyidik.Feri tertunduk dan kembali bungkam. Dia dilema saat ini. Andaikan dia berkata jujur, maka dia ingkar janji pada Larasati. Tapi, kalau dia tetap berbohong maka istrinya akan terbawa-bawa. Itu yang dia ingin hindari. Dia tak mau Santi ikut menanggung akibat dari
Read more
59. Kecewa
Andi mendengar bunyi notifikasi pesan masuk di ponselnya. Tapi dia abaikan, karena dia sedang sibuk meeting. Barulah setelah satu jam berlalu ketika meeting telah usai, Andi baru bisa membuka pesan yang Larasati kirim dan kemudian membacanya. Wajahnya menegang setelah membaca pesan itu.“Apa-apaan ini si Larasati. Langsung kabur dan minta cerai begitu saja. Memangnya menikah adalah sebuah permainan? Meski menikah siri, tapi nggak gini juga caranya kalau mau mengakhiri. Masak tiba-tiba langsung minta cerai? Padahal kayaknya tadi pagi nggak ada masalah apa-apa. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi dan disembunyikan oleh Larasati. Aku harus cari tahu penyebabnya. Aku pulang sekarang saja deh. Barangkali Larasati masih ada di rumah dan sedang berkemas. Atau misalnya sudah pergi, aku akan susul ke rumah orang tuanya. Aku harus tanya padanya, apa yang membuat dia ingin bercerai. Alasan saja bilang kalau nggak bahagia hidup denganku. Aku selama ini sangat memperhatikan dia. Bahkan rela mening
Read more
60. Buron
Breaking news yang baru saja berlangsung dan menampilkan foto Larasati, membuat Mila syok dan histeris. Jeritan Mila menarik perhatian Robert yang sedang duduk memangku Alisa di ruang tamu. Begitu juga dengan Larasati yang terkejut mendengar teriakan sang ibu.“Mam, ada apa?” tanya Larasati ketika sudah berada di dekat Mila.Robert yang juga sudah berada di ruang tengah, tampak kebingungan melihat Mila yang menangis tersedu-sedu. Padahal tadi saat dia datang, wanita usia senja itu tampak biasa saja.“Apa yang kamu lakukan sebenarnya, Laras? Jadi kamu berniat kabur dengan Robert, begitu? Polisi sedang memburu kamu sekarang. Tadi ada breaking news, yang memberitahu kalau kamu yang nggak memenuhi panggilan pihak kepolisian. Ada apa ini sebenarnya, Laras? Semenjak bersama Andi hidup kamu kacau. Karir kamu juga berantakan karena video yang viral itu. Sekarang kamu dicari polisi pula. Kalau begitu, tinggalkan Alisa di sini. Jangan ikut sertakan Alisa dalam persoalan kamu!” tegas Mila.“Mam,
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status