Semua Bab LEGENDA PENDEKAR MABUK: Bab 51 - Bab 60
171 Bab
51. Mereka Yang Tidak Gila Harta
Saka sudah bersikap ramah, tidak seperti orang mabuk lagi. Kedua orang paruh baya itu memperhatikan wajah Saka agak lama, seperti sedang mengingat sesuatu.Mungkin karena sebelumnya dalam keadaan gawat sehingga tidak memperhatikan Saka lebih seksama. Mereka saling pandang seolah sedang bertanya sesuatu."Terima kasih sudah membantu kami dari komplotan Tiga Setan Betina itu!" ucap si perempuan."Oh, jadi mereka bernama Tiga Setan Betina?" sahut Saka. "Setan, tapi cantik-cantik!" lanjutnya, tapi hanya dalam hati."Kami tahu kau seorang pendekar yang memiliki jurus orang mabok. Sekali lagi kami haturkan banyak terima kasih. Oh, ya. Ada apa kau menyusul kami?" tanya si lelaki paruh baya.Tidak ada sorot mata kecurigaan pada sepasang suami istri itu. Mereka yakin Saka orang baik."Sebelumnya perkenalkan namaku Saka Lasmana!" Saat mengenalkan diri, tubuh Saka sedikit membungkuk tanda hormat.Sepasang suami istri itu saling pandang lagi begitu mendengar nama Saka."Paman dan Bibi ini siapa?"
Baca selengkapnya
52. Lembah Jonggrang
"Begini saja," kata Saka setelah berpikir beberapa saat. "Aki dan Nini ambil secukupnya atau seperlunya untuk bekal hidup. Anggap saja ini upah atas kesetiaan Aki dan Nini selama ini kepada orang tuaku walaupun mereka telah tiada."Nini Sumini menatap ke arah suaminya. Ki Dira pun demikian. Apa yang diucapkan Saka benar juga. Mereka memang pantas mendapat imbalan "Baiklah, tapi kami harap Aden bawa harta ini. Terserah mau diapakan saja. Dengan begitu masa pengabdian kami telah usai, tapi kami selalu terbukti bila Aden hendak memakai kembali tenaga kami!" sahut Ki Dirah."Tentu saja. Bahkan seharusnya semua itu jadi milik Aki bersama Nini, aku hanya mengambil kitab ini saja!"Kemudian Nini Sumini mengambil sebuah gentong kecil yang akan menjadi wadah untuk perhiasan dan batangan emas yang akan diambil dari peti.Walaupun gentong itu sudah terisi hampir penuh, tapi mungkin hanya sepersepuluh dari keseluruhan harta dalam peti tersebut.Selanjutnya Saka akan membawa peti tersebut. Dia su
Baca selengkapnya
53. Ilmu Soca Iblis
Boma Sagara sekarang tampak tenang saja. Sekarang saatnya mencoba lebih banyak ilmu yang tengah dia kuasai walau belum sempurna.Ada dua belas pendekar yang muncul dan langsung mengepung Boma Sagara. Tidak tanggung-tanggung mereka sudah siap menyerang terbukti dari hawa sakti yang memancar."Daripada mati konyol, lebih baik segera serahkan mayat gurumu!"Boma Sagara mendengkus keras. "Jangan mimpi, sebentar lagi guruku akan bangkit dan menjadi yang terkuat di dunia persilatan. Tidak ada satu pun yang mampu membunuhnya!"Terdengar para pendekar tertawa meremehkan. Kebanyakan mereka tidak tahu akan hal itu. Mereka hanya tahu kalau makan dagingnya, maka akan memiliki ilmu Lembu Sekilan."Jangan ladeni bawelnya, bunuh saja dia. Mayat gurunya pasti ada di dasar lembah itu!" seru salah satu pendekar seraya mengirimkan serangan.Sosok pendekar ini bagaikan anak panah meluncur dengan senjata terhunus langsung mengincar leher Boma Sagara.Sett!Hanya sekali mengegos saja Boma Sagara bisa terhi
Baca selengkapnya
54. Khasiat Lain Tuak Sakti
Bumbung bambu biasanya digunakan untuk wadah minuman lahang, air kawung untuk gula dan juga tuak. Maka salah seorang pemuda itu langsung menanyakan isinya."Ini tuak!" jawab Saka langsung dengan maksud kalau mereka hendak meminta minum untuk hilangkan dahaga maka akan berpikir ulang.Mungkin saja mereka tidak suka atau bahkan tidak boleh minum tuak."Kebetulan sepertinya ini yang dicari-cari!" kata pemuda yang satunya dengan wajah berbinar bagai menemukan sebongkah emas."Memangnya kalian suka mabuk?" tanya Saka dengan kening mengkerut."Bukan, bukan itu. Tapi, majikan kami yang memerlukan tuak yang tersimpan dalam bumbung bambu!" tukas pemuda yang satunya lagi."Majikan?" Saka semakin heran.Memang ada juga tuak yang disimpan dalam kendi atau guci. Dua pemuda ini mencari tuak dalam bumbung bambu untuk majikannya."Untuk apa?" tanya Saka lagi."Sebaiknya Ki Sanak ikut kami!" Dua pemuda ini memohon dengan sangat. Sepertinya mereka sudah lama mencari tuak tersebut untuk majikannya.Bisa
Baca selengkapnya
55. Ternyata Jandanya Dia
Lebih terperanjat lagi ketika Prahasti melepas kembennya juga sehingga tubuhnya polos tanpa sehelai benang.Saka seperti susah bernafas. Salah tingkah antara terus memandang tubuh indah menggiurkan tersebut atau memalingkan muka.Sementara Prahasti sepertinya membiarkan Saka tersiksa perasaan. Wanita bertubuh sintal ini sudah duduk lagi.Di antara dua orang ini terdapat dua gelas bambu tadi diletakkan."Tuangkan tuak itu ke gelas ini sampai penuh," suruh Prahasti.Setelah menenangkan pikiran, Saka melakukan apa yang disuruh Prahasti. Dua gelas bambu kini sudah terisi penuh tuak sakti dari bumbung bambu.Prahasti mengambil satu, lalu meminumnya secara perlahan dalam sekali tenggak menghabiskan tuak tersebut.Saka sampai menelan ludah beberapa kali seolah lupa memiliki tuak dalam bumbung yang sedang dipegang.Setelah meminum habis tuak dalam gelas bambu, tampak Prahasti memejamkan mata seperti sedang bersemedi.Terasa ada hawa hangat keluar dari tubuh indah wanita ini. Raut wajah Prahas
Baca selengkapnya
56. Pencuri Gadis
Boma Sagara menunjukkan keahliannya untuk mengelabui suami istri itu. Dia berlagak seperti seorang guru sakti yang sedang mencari murid.Tampak beberapa barang di sekitar rumah suami istri itu terangkat ke udara. Boma Sagara menggunakan ilmu Soca Iblis untuk membuat orang tua bayi itu kagum dan percaya."Wah, hebat! Paman orang sakti!" puji si suami lalu menoleh ke istrinya yang dibalas dengan anggukan."Anak kalian lahir di waktu istimewa, aku bisa merasakan dari tubuhnya memancar aura sakti yang istimewa juga!" ujar Boma Sagara meyakinkan.Sepasang suami istri itu mengulas senyum bahagia. Sepertinya mereka mendambakan seorang anak yang menjadi pendekar atau ksatria."Benarkan Paman hendak mengambil anak kami menjadi murid?" tanya si istri."Apakah kalian ingin memiliki anak pendekar yang hebat, tiada tanding di dunia persilatan?" balik tanya Boma Sagara.Kembali suami istri ini saling pandang, lalu sama-sama mengangguk
Baca selengkapnya
57. Sumpah Prahasti
Dua sosok yang baru datang itu tidak lain adalah Saka Lasmana bersama Prahasti. Saka tampak memainkan telunjuknya sambil cengengesan."Rupanya urusan itu tentang wanita, dapat mencuri lagi! Ah, dasar!" ledek Saka. Dia ingat dulu Seta Keling pergi karena ada urusan."Lalu siapa itu? Dapat mencuri dari mana?" balas Seta Keling menunjuk ke arah Prahasti."Dia jandanya Boma Sagara, masih pantas kalau aku bawa, he... he... he...!"Seta Keling terperanjat bukan main. Tidak habis pikir bagaimana bisa Saka menemukan wanita itu."Eh, rasanya aku pernah lihat gadis yang kau curi itu!" lanjut Saka memandang ke arah Palastri."Iya, aku tahu!" Seta Keling langsung menyambar. "Dia sudah cerita, katanya kau pernah menculiknya!""Bukan menculik, tapi menyandera!" sanggah Saka."Sehebat apa musuhmu sampai menyandera demi selamatkan diri?"Kali ini Saka tak bisa menyembunyikan rasa malunya. Dia memang sempat tak bisa menembus barisan pengawal tumenggung Cakrawangsa."Itukan karena aku belum tahu celahn
Baca selengkapnya
58. Pertarungan di Bibir Lembah
Apa yang terjadi dengan Nyai Widasari?Kita tinggalkan dulu pertarungan Saka melawan Nyai Widasari bersama murid-muridnya. Kita ikuti Prahasti yang mengejar Boma Sagara.Wanita cantik itu melayang ringan tapi cepat meluncur ke bawah mengejar Boma Sagara. Dalam beberapa kejap dia sudah melampaui mantan suaminya.Boma Sagara cukup terkejut juga, apalagi Prahasti langsung mengirim serangan pukulan jarak jauh. Mau tak mau dia meletakkan bayi yang melayang ke atas dahan pohon dengan lirikan matanya.Kemudian salah satu tangannya memapak pukulan Prahasti, tentu saja dengan pengerahan tenaga dalam yang kuat.Dess!Benturan dua pukulan menggetarkan kedua pemiliknya. Prahasti berhasil mendarat dengan selamat, begitu pula lawannya.Mereka belum sampai di dasar lembah, masih di sisi lamping di mana tanahnya miring, tetapi pohon-pohon yang tumbuh tetap lurus ke atas."Berani sekali kau mengganggu urusanku!" hardik Boma Sagara."Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja setelah kau celakai aku?"
Baca selengkapnya
59. Siapa Bilang?
Boma Sagara mendengar suara angin berdesir cepat. Sudut matanya melirik ke arah datangnya angin tersebut.Walaupun kecil, tapi dia bisa melihat belasan percikan tuak yang membentuk seperti jarum. Lelaki ini mendengkus keras.Terpaksa murid utama Ki Jangkung Wulung ini menghindar karena belum tahu kehebatan serangan musuh yang baru datang itu.Cesss! Cesss! Cesss!Belasan jarum-jarum tuak itu mengenai daun-daun dan batang pohon. Tampak daun-daun tersebut melepuh seperti tersiram air panas.Sedangkan batang pohon tampak berlubang berwarna hitam pekat. Bayangkan kalau mengenai kulit wajah.Ini memang sengaja Saka lakukan untuk mengecoh sehingga bisa menyelamatkan Prahasti yang terombang-ambing oleh tatapan ilmu Soca Iblis.Kejap berikutnya Saka sudah mendarat dan menolong Prahasti yang hampir jatuh."Kalian bersekongkol rupanya!" seru Boma Sagara."Tidak ada yang salah, kan?" tukas Saka sambil menyeringai lalu meneguk tuak."Sekarang rasakan pembalasanku!" teriak Boma Sagara seraya mengh
Baca selengkapnya
60. Sukma Bumi & Samagaha Geni
Gopala memindai Saka dari atas ke bawah. Barangkali dia ingat sesuatu dan ada sangkut paut dengannya di masa lalu ketika dia menjadi kepala perampok."Kau tidak akan ingat, Gopala. Sudah terlalu banyak orang yang jadi korban kebiadabanmu!" ujar Saka."Kalau begitu terangkan dirimu agar aku tidak sia-sia melenyapkan nyawamu!" pinta Gopala dengan tatapan tajam.Gopala yang mengajarkan ilmu Soca Iblis kepada Boma Sagara, tentunya dia memiliki ilmu tersebut lebih sempurna."Mungkin kau akan mengingatnya, sepasang suami istri pejabat kerajaan Wanagiri. Mereka juga merupakan korbanmu!""Oh, ya. Aku ingat, lalu kau siapanya?""Anaknya!""Bagus, kau datang ingin menyusul mereka!""Kau yang akan menyusul mereka dan berlutut minta ampun kepada mereka di alam sana!" balas Saka berani."Huh! Jumawa!"Gopala berkelebat menerjang ke arah Saka dengan gerakan sangat cepat. Tahu-tahu sosok ini sudah berada satu langkah di depan Pendekar Mabuk.Namun, Saka sudah siaga dari awal. Dia hanya menggeser sed
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
18
DMCA.com Protection Status