Disclaimer: cerita silat klasik berlatar Nusantara. Tidak ada kultivasi, sistem, reinkarnasi dan sejenisnya. Dikhianati istrinya, difitnah saudaranya, ditambah kejadian tragis yang menimpa perguruannya membuat hatinya sangat terpukul sampai kehilangan akal sehingga menjadi orang setengah gila. Namun, dia mendapat ilmu langka secara tidak sengaja. Selain itu di dalam hatinya yang paling dasar, dia masih memiliki kesadaran sebagai manusia waras dan mempunyai tujuan yang harus dicapai dalam hidupnya. Maka dengan sifatnya yang agak gila dan didukung kekuatan barunya dia membalas dendan dan sakit hati serta membersihkan namanya yang sudah tercoreng di dunia persilatan. Bagaimanakah perjalanan pendekar yang suka mabuk ini? Berapa lama dia terhanyut dalam trauma akibat pengkhianatan sang istri sampai menemukan cinta sejatinya? Ikuti kisahnya.
View MorePulang dari berburu, saat sang surya agak tergelincir ke barat. Alangkah terkejutnya Saka bukan alang kepalang. Dia melihat istrinya sedang bercinta dengan lelaki lain.
Saka melihat Rinjani begitu sangat menikmati cumbuan lelaki yang tengah menindihnya. Bahkan mereka tengah terhanyut berpacu menggapai puncak asmara.Dari sikap Rinjani yang tampak terlena itu, telah menorehkan luka hati yang amat dalam. Bibir Saka bergetar. Dadanya bergemuruh panas bukan main.Ini pengkhianatan!Saka tidak percaya istrinya main serong dengan lelaki lain yang setahu dia lelaki itu bernama Boma Sagara murid utama Ki Jangkung Wulung.Kelompok Ki Jangkung Wulung beserta murid-muridnya sudah sering melakukan kekacauan di dunia persilatan, sehingga banyak dimusuhi kaum pendekar."Rinjani, wanita laknat! Terkutuk kau!" bentak Saka Lasmana penuh amarah membara seakan-akan kepalanya dikobari api.Bentakan ini mengejutkan dua orang yang sedang mendaki menuju puncak kenikmatan itu.Seketika sepasang manusia yang tengah memadu cinta itu berhenti, tapi tetap dalam posisi saling menindih. Lalu terdengar Boma Sagara tertawa lantang tanpa merasa bersalah."Apa kau tidak lihat? Dia keenakan menikmati keperkasaanku ini. Aku dengar sendiri, katanya kau sama sekali tidak ada perkasanya. Makanya diam-diam dia melakukannya denganku!"Kalau cuma Boma Sagara yang berkata, tidak terlalu peduli, tetapi ucapan Rinjani berikutnya membuat hatinya semakin terpukul. Wanita itu seperti bukan yang dia kenal selama ini."Kau pikir aku bahagia bersuamikan pria miskin sepertimu? Dasar bodoh!”Bagaimana bisa Rinjani yang dia kenal sebagai gadis sederhana, lugu, polos dan baik hati menjadi seperti ini. Apa yang telah merasuki istrinya ini?Dulu Rinjani adalah gadis pujaan hatinya yang juga merupakan adik seperguruannya di perguruan Gagak Lumayung.Mereka saling mencintai, lalu menikah dan hidup mandiri di luar wilayah perguruan.Saka Lasmana selain masih tetap menjadi murid perguruan Gagak Lumayung, dia berburu dan memancing untuk kebutuhan hidup.Namun, setelah dua tahun mereka belum dikaruniai anak. Mungkin belum takdirnya memiliki keturunan."Aku tidak percaya kau bisa berkata seperti itu, Rinjani!"Tiba-tiba saja lima orang masuk langsung memegang tubuh Saka dan menguncinya sehingga murid Ki Aswani ini tak bisa bergerak."Setan! Lepaskan!" teriak Saka.Sebenarnya Saka sudah memiliki kepandaian yang tidak bisa dianggap enteng, tetapi tenaga kelima orang ini sangat kuat mengunci tubuhnya. Meskipun sudah meronta sekuat tenaga, tapi tiada hasil.Lima orang yang ternyata teman seperguruan Boma Sagara tidak menghiraukan teriakan Saka. Mereka sengaja menahan lelaki itu agar terus menyaksikan pergumulan istrinya dengan Boma Sagara sampai selesai.Sambil berteriak-teriak Saka berusaha melepaskan diri, tapi pegangan lima orang itu sangat kuat. Sepertinya menggunakan tenaga dalam pula.Ternyata sampai Rinjani menjerit di saat mencapai klimaksnya lalu terkulai lemas, Saka belum dilepaskan juga."Pergi! Aku tak sudi melihatmu lagi!" teriak Saka."Kau yang pergi!” balas Rinjani. “Kau tidak memiliki apa-apa lagi. Karena sekarang rumah dan kebun menjadi milikku. Mulai saat ini kau bukan siapa-siapa lagi! Pergi!""Usir dia, kalau perlu bunuh saja. Habis perkara!" perintah Boma kepada temannya.Serentak lima orang ini menyeret Saka keluar lalu melemparkannya dengan keras hingga lelaki malang itu terjatuh dengan punggung lebih dulu mengenai batu besar yang menonjol dari dalam tanah.Secepatnya Saka bangkit hendak menyerang dengan jurus yang didapat dari perguruannya, tetapi lima teman Boma Sagara sudah lebih dulu bergerak menghajarnya.Saka yang kepandaian silatnya lebih rendah dari mereka tak mampu membalas serangan. Dirinya malah jadi bulan-bulanan lawan.Bertubi-tubi pukulan dan tendangan lawan mendarat di tubuhnya memberikan luka yang cukup parah. Sudut bibirnya tampak melelehkan darah.Sudah sakit hati, sakit badan juga. Sungguh hari ini dia mendapatkan kesialan yang tiada tara. Hatinya benar-benar hancur.Istrinya berkhianat, rumah dan kebun miliknya dirampas pula. Tidak menyangka ternyata begitu watak asli Rinjani yang terkenal lemah lembut menjadi idaman murid lelaki di perguruan.Tidak terasa lagi sudah berapa luka diterima badannya, tapi tidak lebih sakit dari pada luka hatinya.Satu tendangan terakhir membuat sosok Saka terpental jauh lalu jatuh bergulingan ke bawah lembah kecil di sebelah rumahnya.Lima temannya Boma Sagara memastikan Saka tidak bangun lagi walau sosoknya tidak kelihatan karena tertutup semak belukar."Sudahlah, dia pasti mampus, Hahaha!"Sambil meludah ke wajah Saka yang tak sadarkan diri, mereka tertawa terbahak-bahak dan meninggalkan Saka yang telah terbujur kaku."Gu... guru... Maafkan aku..."Matanya langsung terpejam dan Saka tenggelam dalam ketidaksadarannya.
Tepat ketika cahaya yang masuk ke matanya mulai menghilang, kelebat sosok Ki Asnawi dan kawan-kawan seperguruannya muncul.
Dadanya bergemuruh, antara malu dan tak berdaya ketika mereka menatapnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
Saka sadar, ia telah mengecewakan mereka semua.
Namun, tiba-tiba wajah Ki Asnawi yang ada di hadapannya berlumuran darah!
"Gu … guru! Ada apa?!"Seraya menatapnya tajam, gurunya bergumam, "Saka! Balaskan dendam kami!""Guru!"Saka tiba-tiba terbangun. Walaupun tubuhnya masih digerogoti rasa sakit setelah dikeroyok kelompok Boma, namun wajah berlumuran darah gurunya masih terbayang di benaknya.Ia menyadari matahari telah condong ke barat. Dalam kegelapan malam, Saka segera bangkit sambil memegangi luka-lukanya."Aku harus ke perguruan sekarang!"Dengan tertatih-tatih Saka melangkah menuju tempatnya menimba ilmu silat yaitu perguruan Gagak Lumayung yang dipimpin oleh Ki Aswani yang bergelar Pendekar Gagak Putih.Sejak kecil Saka hidup dibawah asuhan Ki Aswani. Tidak ingat siapa orang tuanya. Dia hanya tahu sudah sebatang kara sejak kecil.Bahkan dia juga tidak tahu sejak kapan sang guru merawat dirinya. Mungkin sejak masih bayi.Butuh waktu sepeminuman teh untuk sampai ke perguruan. Namun, karena kondisi Saka yang masih terluka, jadi agak lambat.Saka Lasmana tidak peduli dengan luka-luka yang dideritanya. Dia ingin cepat sampai ke perguruannya, sebab mimpi yang ia dapatkan terasa begitu nyata!Setelah menempuh perjalanan dengan membawa rasa sakit, akhirnya sampai juga di gerbang perguruan.Namun, Saka Lasmana mematung tak berdaya ketika melihat keadaan yang terjadi di sana.
Dadanya seketika sesak, di hadapannya ia mendapati kenyataan yang sungguh menusuk hati."Ti... Tidak! Ini tidak mungkin!"
***
"Sampai kapan aku mengawasi seperti ini," gerutu Nari Ratih sambil memakan buah jambu. Kalau ditinggalkan takut yang dikhawatirkan terjadi. Bukankah dia sedang berjaga mencegah jatuhnya korban pembunuhan lagi. Namun, kalau dipikir lagi sejenak hatinya jadi ragu. Sebabnya prajurit kerajaan yang ditugaskan menangani kasus ini sudah mengendus ke Seta Aji. Kalau sudah begitu bisa saja Seta Aji tidak melanjutkan aksinya. Bagaimana kalau prajurit kerajaan mendatangi rumah dan menangkap Seta Aji? Sia-sia saja dia berjaga di situ. Apa yang dipikirkan Nari Ratih memang benar. Lima prajurit kerajaan yang dipimpin seorang Bekel mendatangi rumah Seta Aji. Tentu saja pihak berwenang dari kerajaan juga menyelidiki tiga pembunuhan yang terjadi. Dari tanda silang yang tergores di paha korban menunjuk satu tersangka, Seta Aji. Sampai di depan rumah Seta Aji, enam prajurit ini hanya mendapati Amba Citra yang sed
Giliran Nari Ratih yang kerutkan kening sambil menarik wajahnya. Lalu dia menghempas napas lega. Maklum saja Amba Citra menyangka demikian, karena dia belum tahu kalau dia sudah mempunyai suami seorang pendekar tangguh.Amba Citra menatap sahabatnya menunggu jawaban. Si gadis ini perawakannya tak jauh beda dengan Nari Ratih. Tinggi semampai, cantik, hanya wajahnya bulat dengan mata agak belo. Berbeda dengan Nari Ratih yang memiliki wajah lonjong dan mata tipis.Nari Ratih tidak segera memberitahukan tentang statusnya yang sudah bersuami. Ada yang lebih penting yang harus didahulukan, yaitu mencari pembunuh sahabatnya."Aku hanya ingin memperoleh keterangan yang banyak tentang dia darimu,""Baik, tapi apa kau yakin aku memiliki pengetahuan banyak tentang Seta Aji?""Tentu saja, karena kau tetangganya!""Baiklah, silakan bertanya!" Amba Citra mengangkat telapak tangannya menghadap ke atas.Nari Ratih menarik napas panjang.
Seketika langsung berjingkat badannya. Dadanya mendadak berdebar kencang. Bagaimana bisa ada orang masuk? Padahal dia sudah mengunci pintu sejak masuk tadi."Kau!"Semakin terkejut gadis ini begitu mengenali orang misterius ini."Bagaimana kau bisa masuk?"Lelaki berpakaian serba hitam ini tersenyum sinis dengan sorot mata tajam mengandung hawa sadis. Seperti elang hendak mencengkram mangsanya."Aku sudah menunggu kamu dari tadi." Suaranya besar tapi pelan dan seolah sengaja diserak-serakkan."Gila, kamu! Masuk tanpa ijin. Mau apa kamu? Mencuri?"Si lelaki mengekeh pelan. "Ya, aku mau mencuri nyawamu,""Bangsat, kamu! Antara aku dan kamu sudah tidak ada hubungan lagi, sudah tidak ada masalah lagi. Mau apa lagi kamu?"Sudah aku bilang, aku mau nyawamu. aku masih sakit hati dicampakkan sama kamu. Aku dendam, dan Kamu harus terima akibatnya,""Sinting, kamu! Pergi! Atau aku panggil kakangku buat m
Berita terbunuhnya Rara Intan yang mayatnya dikirim dalam sebuah peti sampai juga ke keluar Ki Barna. Nari Ratih dan Saka pun otomatis mendengar berita ini.Peristiwa ini terjadi siang hari setelah beberapa lama penguburan Arum Honje."Tandanya sama seperti pembunuhan Arum Honje," kata Ki Barna menjelaskan. Rara Intan Putri ketiga juragan Gumara orang terkaya di desa Jati Waringin. Mayat Rara Intan ditemukan di dalam sebuah peti yang dikirim oleh seseorang yang misterius."Dalam satu hari ini sudah dua kali Saka dan Nari Ratih menghadiri pemakaman. Pagi tadi penguburan Arum Honje sahabatnya Nari Ratih. Sekarang Rara Intan.Walaupun bukan orang yang dikenal keduanya, tapi cara pembunuhan yang dilakukan sama seperti yang menimpa Arum Honje.Awalnya Ki Barna yang mendengar kegegeran itu. Geger karena tidak menyangka, pagi hari Rara Intan pergi ke pasar sendirian. Tetapi pulang dikirim dalam peti mati.Yang membuat penasaran yaitu ad
"Dia calon istri Raden Sujiwa, putra seorang menteri dari Manukrawa, tidak ada alasan calon suaminya yang membunuh,""Dari petunjuk yang sengaja ditinggalkan, jelas maksud pembunuhan ini adalah balas dendam. Tapi dendam apa?""Kalau soal harta kekayaan, tidak mungkin. Keluarga Ki Barna tidak memiliki harta yang berlimpah. Misalnya, adiknya Randu ingin menguasai harta warisan sendiri, itu tidak mungkin!" tegas Nari Ratih."Sepertinya masalah cinta. Saka meneguk tuaknya. "Coba kau ingat-ingat barangkali sebelum Raden Sujiwa, mungkin ada lelaki lain yang pernah jadi kekasihnya. Atau ada wanita mencintai Raden Sujiwa, dia tidak ingin ada wanita lain yang memilikinya,"Nari Ratih menopang dagunya. Pikirannya berputar-putar memanggil ingatannya."Aku tidak tahu tentang Raden Sujiwa, tapi aku tahu Arum Honje pernah memiliki kekasih sebelum dilamar Raden Sujiwa."Menduga-duga boleh saja, tapi harus disertai bukti kuat yang mengarah kepad
Orang yang dipanggil Tuanku ini melepaskan pukulan. Ternyata dia memiliki tenaga dalam lumayan, tapi masih berada di bawah Resi Danuranda. Tentu saja hanya dalam beberapa gebrak, Tuanku telah ambruk kehilangan tenaganya.Di sebelah sana Nari Ratih juga telah menyelesaikan tugasnya. Semua penjaga rumah telah terkapar dengan luka parah yang membuat mereka tak mampu menyerang lagi. Mereka masih dibiarkan hidup.Beberapa saat kemudian berdatangan orang-orang. Saka Sinting langsung mengarahkan mereka masuk ke dalam rumah."Cari dan ambillah yang menjadi milikmu saja!"Setelah semuanya selesai. Si Tuanku, Resi Danuranda dan semua anak buahnya diikat dan dikumpulkan di bangunan tanpa dinding.Saka Sinting berpesan kepada orang-orang bekas pengikut Resi Danuranda yang hendak pulang, agar ada yang melaporkan ke pihak kerajaan.Empat hari kemudian, rombongan prajurit Galuh yang datang dipimpin seorang senapati. Mereka juga datang bersama
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments