Disclaimer: cerita silat klasik berlatar Nusantara. Tidak ada kultivasi, sistem, reinkarnasi dan sejenisnya. Dikhianati istrinya, difitnah saudaranya, ditambah kejadian tragis yang menimpa perguruannya membuat hatinya sangat terpukul sampai kehilangan akal sehingga menjadi orang setengah gila. Namun, dia mendapat ilmu langka secara tidak sengaja. Selain itu di dalam hatinya yang paling dasar, dia masih memiliki kesadaran sebagai manusia waras dan mempunyai tujuan yang harus dicapai dalam hidupnya. Maka dengan sifatnya yang agak gila dan didukung kekuatan barunya dia membalas dendan dan sakit hati serta membersihkan namanya yang sudah tercoreng di dunia persilatan. Bagaimanakah perjalanan pendekar yang suka mabuk ini? Berapa lama dia terhanyut dalam trauma akibat pengkhianatan sang istri sampai menemukan cinta sejatinya? Ikuti kisahnya.
Lihat lebih banyakAkhirnya mereka memutuskan untuk menunggu sampai Saka dan Intan mengeluarkan harta yang dipendam itu. Mereka berencana hendak merebutnya.Menurut petunjuk Iblis Terbang Tanpa Bayangan harta itu di pendam di dasar sungai pada bagian yang berhadapan dengan pondok. Sebatang pohon beringin putih yang tumbuh menjadi tandanya.Namun, alangkah heran hati pemilik dua pasang mata ini, ketika Saka dan Intan tidak melakukan apa yang diduga titik sebaliknya kedua orang itu malah pergi meninggalkan tempat ini. Kini kedua orang yang bersembunyi di semak-semak jadi dicuriga. Bisa jadi kehadiran mereka telah tercium oleh kedua orang itu. Mereka menduga Saka dan Intan berpura-pura hendak pergi meninggalkan tempat itu untuk memancing mereka.Sampai beberapa saat mereka menunggu ternyata bayangan Saka dan Intan sudah tak terlihat lagi. Dua pengintai ini saling bertukar pandang. Mereka saling bertanya satu sama lain, melalui pandang mata. Mereka merasa sud
Saka dan Intan yang hendak bergerak meninggalkan tempat itu segera mengundang langkahnya. Mereka memang merasa tidak ada urusan apa-apa lagi."Tak seorangpun yang boleh pergi dari tempat ini dengan nyawa masih melekat di badan," kata Iblis Terbang Tanpa Bayangan. Dingin dan datar suaranya. "Kalian telah mengetahui persembunyianku dan harta karun itu!""Aku bukanlah jenis orang yang suka mengumbar mulut. Aku tidak tertarik dengan segala macam harta ataupun benda-benda pusaka. Semua itu boleh kau kangkangi sendiri," sahut Saka."Cuihh!" Iblis Terbang Tanpa bayangan meludah, sikapnya sangat menghina sekali. "Jangan sok berlagak alim! Kau pikir aku begitu bodoh untuk percaya ucapanmu?"Setelah dari sini, mungkin kalian akan menuju ke Kotaraja. Mengadukan diriku untuk mencari kedudukan. Begitu, bukan?""Kerajaan yang kau maksud mungkin hanya kerajaan bawahan," tukas Saka. "Aku tidak tertarik sama sekali. Aku sudah punya nama dan kedudukan di penguasa pusat, Galuh. Maharaja Wretikandayun su
"Ternyata jagomu memang boleh juga, Ratu begal, "Puji Iblis Terbang Tanpa Bayangan. Kali ini ia yang melakukan gebrakan dengan menggunakan kecepatan geraknya yang sudah membuat geger kalangan persilatan.Sejak semula Saka memang sudah maklum dengan kelebihan yang dimiliki lawannya. Kecepatan gerak iblis terbang tanpa bayangan memang harus diakui sangat luar biasa.Namun, Pendekar Mabuk juga berhasil mengelabui lawannya. Seolah tingkatannya berada di bawah si kakek tinggi besar itu.Pertarungan terjadi lagi. Saka menggunakan jurus Congcorang Mabok yang diulang-ulang. Dia berlagak seolah dengan susah payah mengimbangi lawannya.Buktinya setelah lebih dari tiba belas jurus, Iblis Terbang Tanpa bayangan dibuat kagum dan penasaran karena lawannya yang lebih muda."Mana, katanya kesaktianmu sudah setingkat Dewa!" teriak Nenek Gua alias Ratu Begal. "Jurusmu seperti orang mabok yang kekurangan tuak. Keluarkan tuakmu, Pendekar Mabuk!"
Tawa kakek itu laksana gelagar halilintar. Seolah hendak memamerkan kekuatan tenaga dalamnya yang disalurkan melalui tawa."Kiranya kau yang datang, Ratu Begal," kata Iblis Terbang Tanpa Bayangan sambil mengedarkan pandangan. "Mana Si Raja Segala Begal, suamimu?"Nenek gua yang ternyata bergelar Ratu Begal mendengkus tajam. "Sebentar lagi kau akan segera menyusulnya!" ujar si nenek lalu menoleh kepada Saka. "Cepat habis si bangsat itu, Saka. Atau kau ingin melihat kekasihmu yang cantik dan molek ini ku bikin pecah kepalanya? "Saka tidak segera menurut. Pembicaraan kedua orang itu membuatnya bingung Nenek Gua yang bergelar Ratu Begal, menurut Iblis Terbang Tanpa Bayangan adalah istri orang yang bergelar Raja Segala Begal.Padahal menurut cerita si nenek Iblis Terbang Tanpa bayangan adalah suaminya. Saka jadi ingin tahu produk persoalan yang sebenarnya."Iblis Terbang Tanpa Bayangan," sela Saka tanpa mempedulikan perintah dan ancaman Ratu begal. Dia yakin Ratu Begal tak mungkin beran
"Aku berkata benar!" tandas Nenek Gua tetap pada pendiriannya titik matanya menatap Saka sungguh-sungguh."Jalan rahasia yang akan membawa kita keluar dari tempat ini hanya bisa dilalui orang-orang berkepandaian tinggi. Setidaknya memiliki tenaga dalam dan ilmu meringankan tubuh yang cukup. Kalau tidak, hanya kematian lah yang akan didapat!"Saka mengangguk-angguk. Ia percaya kalau apa yang dikatakan Nenek Gua benar. Cuma caranya saja yang tidak benar titik terlalu kasar dan sangat menyinggung perasaan Intan.Sikap dan ucapan Nenek Gua membuat hati Saka jadi tak nyaman. Rasa ibanya pun berkurang. Hanya saja ia sudah terlanjur berjanji dan lagi hanya Nenek Gua yang dapat membawa mereka keluar dari tempat itu."Mungkin kau benar, Nek. Tapi tidak seharusnya bersikap kasar seperti itu. Lagi pula tanpa Intan Aku tidak mau keluar dari tempat ini," kata Saka terus terang.Nenek gua mendengkus. "Lalu apakah kau hendak memondong kami berdua? Itu jelas tidak mungkin! Benar kau memiliki kepandai
Si nenek tampak berseru menyiratkan kelegaan dan harapan."Kau, kepandaianmu sungguh membuatku kagum. Sungguh hebat dan sukar dipercaya. Dan ... kau pasti bisa menolongku. Asal kau mau berjanji, aku akan menunjukkan sebuah jalan rahasia yang akan membawa kita keluar dari neraka ini."Pendekar Mabuk kembali tertegun. Keningnya mengkerut, antara percaya dan tidak. Karena kalau memang ada jalan keluar, mengapa nenek itu tidak segera pergi?Padahal kalau menilik dari pakaiannya yang kelihatan usang, Saka yakin kalau si nenek sudah cukup lama berada di tempat ini."Aku tidak mengada-ada," lanjut si nenek, mengetahui keraguan pada lawan bicaranya. "Kalau saja kedua tulang-tulang kakiku tidak dihancurkan keparat jahanam itu, sudah dari dulu aku cabut dari sini!"Seperti baru sadar Saka segera memperhatikan kaki si nenek. Barulah ia mengerti mengala sejak tadi nenek itu terus saja duduk walau sedang menyerang sekalipun. Rupanya kedua kaki si nene
Pendekar Mabuk bersama Intan mulai melangkah lambat-lambat, mengelilingi ruangan seluas kira-kira dua tombak lebih.Mendadak langkah mereka terhenti karena tertarik dengan bongkahan-bongkahan batu yang menurut dugaan adalah akibat pukulan tenaga dalam.Diduga bongkahan tersebut berasal dari pukulan orang sebelum mereka terjatuh ke sini. Ternyata cukup banyak juga.Namun, di mana atau ke mana orang yang terjebak sebelum mereka? Maka segera diteliti empat dinding ruangan tersebut.Hati Saka sempat bergetar ketika matanya membentur sebuah lubang pada salah satu dinding yang kira-kira berada dua tombak tingginya dari tempatnya berpijak.Lubang itu sepertinya tertutup oleh bongkahan batu dan adanya sempalan batu yang belum gugur, membangkitkan dugaan kalau lubang itu cukup besar.Merasa penasaran, Saka menggeser langkahnya. Berdiri tegak menghadap dinding tempat lubang itu berada.Sekali mengebutkan tangan, dihantamnya dindin
Intan tak dapat menahan pekikannya. Wajahnya bias seketika, tangannya langsung menutup wajah, tak sanggup menyaksikan pemandangan mengerikan yang terjadi pada Penggada Sirah.Gadis ini bangkit. Sesaat warna pucat menghias wajahnya, yang kemudian menjadi merah padam oleh kemarahan membludak.Yang lebih terkejut lagi adalah ketiga kawan Penggada Sirah. Begitu hebat kengerian yang nampak di wajah mereka. Dalam hati merasa bersyukur, karena bukan mereka yang disuruh memeriksa isi kotak itu.Sedangkan di tengah ruangan, Penggada Sirah masih menjerit-jerit. Peluhnya langsung menganak sungai. Matanya terus-menerus memandangi kedua belah tangannya.Jemari tangannya membengkak cepat dengan warna hitam semakin melebar. Bau yang memuakkan perut pun menebar, seiring membusuknya dua telapak tangan Penggada Sirah yang begitu cepat.Sementara warna hitam terus menjalar ke pergelangan, dan masih terus merambat. Perhiasan itu ternyata telah dilumuri racun yang luar biasa ganas."Keparat keji!" desis I
Intan tampak ragu. Sikapnya terlihat gelisah. Matanya lantas mengerling kepada Saka."Aku bersedia membantumu, Intan," jawab Saka telah dapat menebang apa yang hendak disampaikan si gadis.Wajah Intan langsung berseri. Senyumnya merekah. Memang merasa malu dan enggan untuk mengatakannya. Kini ia merasa sangat berterima kasih karena Saka mengerti tentang keinginannya.Singkat cerita Penggada Sirah dan kawan-kawannya telah sampai membawa Saka dan Intan ke tempat kediaman Raja Naga Jenggot Putih yang berada di atas sebuah bukit.Semula Saka menduga bakal mendapat sambutan tak mengenakkan yang bisa saja berupa serangan mendadak, tapi juga hanya ternyata keliru.Empat penjaga pintu gerbang istana kecil milik Raja Naga Jenggot Putih menyambutnya dengan senyum ramah, kendati kelihatan dibuat-buat.Para penjaga itu lalu mengantarkan Pendekar Mabuk dan Intan ke bangsal utama untuk menjumpai Raja Naga Jenggot Putih.Kening Saka mengerut curiga. Hatinya yakin penyambutan itu tidak sewajarnya. Se
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.