Semua Bab Sebatas Pengantin Pengganti: Bab 41 - Bab 50
339 Bab
41). Mengantar Makan Siang
***"Pesan apa bikin aja ya."Sudah hampir sepuluh menit Aludra berjongkok di depan kulkas yang terbuka—memandangi bahan makanan di sana sambil berpikir untuk memasak atau membeli saja makanan untuk dibawa ke kantor Arka siang nanti.Masih pukul sepuluh pagi, tapi Aludra sudah mengakhiri rebahannya ketika dia ingat akan janji pada Arka tadi pagi untuk datang ke kantor siang nanti.Tak mungkin datang dengan tangan kosong, Aludra langsung terpikir untuk membawa makan siang—layaknya istri lain pada umumnya yang selalu membawakan makan siang untuk sang suami di kantor.Namun, masalahnya sampai detik ini Aludra bingung. Membeli makanan jadi atau membuat sendiri makan siang untuk sang suami?"Kata mama, masakan istri sendiri itu biasanya lebih dinikmati sama si suami," gumam Aludra. Tapi itu kalau istrinya jago masak! Aku? Boro-boro jago. Megang wajan aja bisa dihitung dengan jari."Aludra mengulurkan tangannya—menyantuh kotak putih berisi ayam potong yang semalam sudah dia bumbui bersama A
Baca selengkapnya
42). Bersaing dengan Papa Sendiri
***"Gimana, enak enggak?"Aludra meletakkan kedua tangannya di meja kerja, sementara Arka mulai menyantap makanan yang dia bawa setelah beberapa menit lalu, Aludra diantar langsung ke ruangan Arka oleh sang papa mertua."Sebentar," pinta Arka. Pelan, dia mulai mengunyah makanannya untuk meresapi rasa dari masakan yang dibuat Aludra, hingga selang beberapa detik, lengkungan senyum tipis terukir. "Enak.""Serius?!" Seperti mendapat lotre, wajah Aludra terlihat begitu antusias ketika pujian itu dilontarkan Arka, karena jujur saja dia sempat merasa tak percaya diri dengan makanan yang dia buat. "Beneran rasanya enak?!"Arka mengangguk. "Iya enak," jawabnya. "Ayamnya pas, udah matang. Sayurannya juga enak, kurang gula dikit.""Wah bagus deh kalau gitu," kata Aludra. "Enggak sia-sia aku masak sambil nonton youtube. Ada hasilnya juga.""Tapi ini seriusan kan kamu masak sendiri?" tanya Arka meyakinkan. Pasalnya, untuk sekelas Aludra yang baru saja belajar memasak, makanan yang dia makan terb
Baca selengkapnya
43). Latihan Jadi Orang Tua
***"Lu, coba lihat aku bawa siapa?"Aludra yang semula tiduran di sofa sambil menonton drama korea segera mengubah posisinya menjadi duduk ketika suara Arka terdengar dari depan. Aludra menoleh, dan tak berselang lama Arka datang sambil membawa balita laki-laki di gendongannya setelah tadi berpamitan keluar untuk berjalan-jalan pagi di hari minggu yang cerah."Itu anak siapa?" tanya Aludra."Lupa?" tanya Arka. Membawa balita tersebut mendekat, Arka duduk di samping Aludra. "Ini Danial, anaknya Kak Aksa.""Owalah," jawab Aludra. Dia kemudian mengukir senyum lalu mencubit pipi gembul balita yang terlihat menggemaskan tersebut. "Halo Danial. Ganteng banget sih kamu, kaya bapaknya.""Gimana Lu?" tanya Arka yang cukup janggal dengan kata terakhir yang diucapkan Aludra.Tanpa rasa bersalah atau apapun, Aludra mendongak—menatap Arka yang kini juga tengah menatapnya sambil menaikkan sebelah alis. "Ganteng," ucap Aludra."Kaya?""Kaya bapaknya," jawab Aludra polos."Jadi bapaknya ganteng?"
Baca selengkapnya
44). Makna Ciuman Kening
***"Itu beneran aman, kan?"Sekali lagi, pertanyaan tersebut dilontarkan Aludra setelah Arka mendudukan Azura juga Danial pada carseat yang dipasang di jok belakang mobil.Sesuai rencana, mereka akan pergi ke mall hari ini untuk mengajak dua balita gemas itu bermain."Aman, Lu. Kan itu emang diperuntukan untuk bayi," jawab Arka."Kalau kamu injak rem mendadak, mereka bakalan jatuh ke depan enggak?" tanya Aludra yang membuat Arka terkekeh."Enggaklah, kan pake sabuk pengaman," jawab Arka. "Udah kamu tenang aja, mereka aman.""Ya udah," kata Aludra. Dia kemudian mengukir senyum pada kedua keponakannya yang kini nyaman duduk di carseat mereka masing-masing. "Kalian jangan gerak-gerak ya, duduk aja yang manis.""Iya aunty."Bukan berasal dari si kembar, jawaban tersebut dilontarkan Arka yang kini mulai memasang safetybeltnya. Sebelum melajukan range rover putih miliknya, dia mencondongkan badan ke arah Aludra lalu tanpa ragu dia memasangkan safetybelt untuk perempuan itu."Pake safetybel
Baca selengkapnya
45). Danial Hilang?
***"Makannya yang benar ih, masa belepotan gitu."Beristirahat setelah mengajak si kembar bermain di hamparan bola, Aludra dan Arka duduk di pinggir sambil menyantap burger, sementara Danial dan Azura masih bersemangat merangkak ke sana kemari."Belepotan apanya?" tanya Aludra dingin. Padahal, kini di sudut bibirnya terdapat mayonaise yang tak sengaja keluar dari dalam burger yang dia gigit."Belepotan ini." Tak memakai tisu, Arka mengelap langsung noda di sudut bibir Aludra menggunakan punggung tangannya lalu menunjukkan mayonaise yang berpindah—menempel di tangannya. "Nih, belepotan.""Oh itu," kata Aludra—refleks mengelap sudut bibirnya yang sudah bersih. "Maaf, aku lapar soalnya."Arka berdecak lalu kembali memperhatikan dua keponakannya yang masih anteung sambil melanjutkan kegiatannya menyantap burger hingga tak lama dia merasakan sesuatu yang aneh."Lu," panggil Arka pada Aludra yang sedang meneguk air putih dari dalam botol setelah burgernya habis."Kenapa?""Aku mau ke kamar
Baca selengkapnya
46). Pertolongan Kedua dari Orang yang Sama
***"Lu aku enggak sengaja."Menunda tujuan awalnya ke pos keamanan, Arka mengejar Aludra lebih dulu lalu meraih bahu gadis itu ketika jarak mereka sudah dekat.Aludra yang berjalan sambil terisak langsung berhenti ketika telapak tangan Arka mendarat di bahu kanannya. Membalikkan badan, dia menunduk—tak berani menatap Arka."Aku enggak sengaja, maaf," ucap Arka. "Aku panik.""Aku juga enggak sengaja," lirih Aludra—masih terisak. "Aku enggak tau kalau Danial bakalan hilang, aku enggak bermak-""Ya udah kita ke pos keamanan," ajak Arka.Setelah itu dia meraih tangan Aludra—berniat untuk menuntunnya menuju pos keamanan. Namun, uluran tangan Arka tak disambut karena yang dilakukan Aludra sekarang justru melangkah lebih dulu sambil mengelap jejak-jejak air mata yang membasahi pipinya.Tak langsung melangkah, Arka menghela napas pelan sambil memandangi punggung Aludra sebelum akhirnya dia menyusul.Tiba di pos keamanan, Arka langsung meminta tolong satpam yang berjaga untuk mengumumkan tent
Baca selengkapnya
47). Masih Marah?
***Tak selamanya rumah tangga itu indah, tak selamanya rumah tangga itu manis, tak selamanya rumah tangga itu tentram.Entah konflik kecil maupun besar terkadang selalu datang menjadi penghias dalam rumah tangga—layaknya bumbu yang selalu menjadi penyedap dalam setiap masakan.Mengatasinya pun tak selalu sama. Ada yang bisa mengatasi konflik tersebut dengan baik, ada juga yang tak mampu—sehingga membuat konflik kecil yang terjadi justru semakin membesar.Aludra bukan tipe perempuan pendendam, tapi dia adalah orang yang terkadang selalu mengingat sebuah momen. Meskipun, pada kenyataannya punya memori yang buruk, untuk beberapa momen—baik itu senang ataupun sedih, otak Aludra terkadang menyimpannya dalam jangka waktu yang panjang, seperti sekarang yang sedang terjadi.Danial sudah ditemukan dan tentunya aman kembali bersama Arka dan Aludra. Namun, rasa kesal di hati Aludra tak hilang. Dia yang tak pernah dibentak kedua orang tuanya tentu masih merasa kesal ketika tadi Arka membentakny
Baca selengkapnya
48). Disidang Amanda
***"Mama. Kenapa di saat kaya gini harus ada mama?"Arka memilih untuk tak mengejar Aludra ketika gadis itu pergi. Khawatir pada kedua keponakanya, dia memilih untuk pulang mengantar Danial dan Azura dulu sebelum mencari Aludra nanti yang sekarang entah ke mana, karena memang tadi ketika Aludra masih di pinggir jalan, Arka pergi begitu saja.Ini Bandung dan Aludra sudah dewasa, jadi Arka tak terlalu dilanda kekhawatiran yang berlebihan dia akan hilang. Setelah memastikan kedua keponakannya aman, Arka nanti bisa mengirim pesan atau menelepon Aludra untuk menanyakan keberadaan perempuan itu di mana.Mungkin saat ini Aludra masih kesal karena kejadian tadi di mall, tapi nanti Arka yakin Aludra akan melunak. Aludra pasti tidak akan terlalu lama marah padanya. Kalaupun masih marah, Arka bisa memutari Bandung untuk mencari istrinya itu.Namun, sekarang yang jadi masalah adalah kehadiran Amanda yang sepertinya datang juga bersama Dirga. Meskipun keberadaan Amanda di rumah Aksa, tetap saja na
Baca selengkapnya
49). Syarat untuk Memaafkan
***"Minum dulu Mbak Lula."Aludra yang baru saja menolak panggilan dari Arka langsung mendongak ketika seorang perempuan datang dari dapur sambil membawa secangkir minuman."Ya ampun makasih Mbak, ngerepotin banget," ucap Aludra tak enak.Perempuan tersebut mengukir senyum lalu menyimpan teh di meja dan dirinya duduk di depan Aludra. "Enggak apa-apa, Mbak," ucapnya. Kan tamu emang harus dijamu.""Tamu enggak diundang ya?" tanya Aludra sambil terkekeh dan perempuan di depannya ikut tertawa pelan.Rania. Dari sekian banyak orang, Aludra kembali bertemu dengan Rania di pinggir jalan tepat setelah Arka pergi.Kebetulan? Tentu saja tidak, karena dari mall, Rania sudah mengikuti mobil Arka—berharap punya momen yang bisa membuatnya semakin membuat Aludra ingin menjadikan dia sebagai pekerja dan ternyata nasib baik memihak Rania.Dia melihat Aludra turun dari mobil Arka dengan raut wajah yang marah. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Rania langsung menghampiri Aludra dan tentu saja dia tak m
Baca selengkapnya
50). Rasa Tidak Suka Seorang Arka
***Aludra sudah baik-baik saja.Setelah kemarin Arka akhirnya mengizinkan Rania bekerja menjadi asisten rumah tangga, Aludra kembali bersikap baik seperti biasanya, bahkan dia berusaha melupakan kejadian di mall.Aludra tidak sadar jika apa yang dia lakukan nyatanya seperti memasukkan racun ke dalam makanan sendiri, karena kehadiran Rania nanti tentu saja akan mengancam rumah tangganya dengan Arka.Entah terlalu baik atau bahkan bodoh, dengan mudahnya Aludra percaya jika Rania orang yang baik, hanya karena perempuan itu beberapa kali menolongnya.Benar kata pepatah, terlalu baik dan bodoh itu bersinggungan dan mungkin itulah yang terjadi pada Aludra sekarang. Mempunyai sifat yang baik, membuatnya begitu mudah dimanfaatkan orang lain, bahkan kakaknya sendiri."Mana dia? Katanya mau datang pagi, jam segini belum datang," tanya Arka ketika pagi ini—seperti biasa, Aludra memasangkan dasi untuknya. "Hari pertama masuk udah terlambat, gimana nanti? Jangan-jangan cuman nyusahin aja.""Kamu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
34
DMCA.com Protection Status