Semua Bab Permainan Panas Chef Miliarder: Bab 21 - Bab 30
40 Bab
Siapakah Benjamin Hart?
“Kau yakin kau tidak ingin aku mengantarmu ke atas sayang?” Hugo bertanya kepadaku setibanya kami di kantor pagi ini. Es diantara kami mulai mencair. Aku mencoba memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi. “Tidak perlu, Angela bisa membantuku. Sampai jumpa nanti, okay?” jawabku. Hugo mengedipkan satu matanya dan dia menuju ke ruang studio untuk bertemu dengan Max. Jadwal Hugo hari ini padat karena ada beberapa pengambilan gambar, jadi aku bisa membongkar ruangan Theo dan menemukan kunci dari semua teka-teki ini. Seharusnya aku memikirkan ini jauh-jauh sebelumnya. Theo lah orang yang membawaku ke tempat ini. Semua penyelidikanku bersumber darinya. Dan aku akan mencari tau semua itu dengan cara yang benar kali ini. Angela sudah berada di depan lift khusus direksi untuk menjemputku. “Selamat pagi Mrs. Hart, aku tidak sabar untuk bekerja untukmu,” sapanya. “Percayalah Angela, aku juga sangat bersemangat hari ini.” Kami menuju ruang kerja di dalam Restaurant ‘Are You Hungry Baby?’ di l
Baca selengkapnya
Emily Dihantui Saudara Kembar Hugo
Sebuah drama besar pasti telah terjadi diantara Hugo, Theo dan Benjamin. Sampai saat ini, aku masih belum bisa menebak siapa yang lebih dekat dengan siapa dan sebaliknya. Pikiranku teralihkan ketika terdengar suara telepon berbunyi. Pasti Angela menelepon dari ruangannya. “Ya?” “Emily, Tuan Hugo bertanya apa kau ingin makan siang dengannya?” tanya Angela.“Astaga. Dia bisa meneleponku langsung,” jawabku.“Dia memang meneleponmu, Mam. Tapi kau tidak menjawabnya.” Aku buru-buru mengecek handphone. Ada tiga panggilan tak terjawab. Aku melewatkan dua panggilan telepon. Dua dari Hugo dan satu dari nomor tak dikenal. “Oh, tolong katakan ya, aku mau makan siang dengannya. Dan handphoneku dalam mode getar, thank you,” kataku. Waktuku tidak banyak sebelum tiba jam makan siang. Hugo pasti akan ke ruanganku untuk menjemputku dan juga memastikan bahwa aku tidak melakukan hal-hal yang dia tidak sukai. Aku segera melanjutkan investigasiku. Ternyata tidak ada banyak data di akun milik Theo. I
Baca selengkapnya
Mengejar Benjamin ke Asia
“Ceritakan kepadaku semua hal yang kau ketahui tentang Benjamin Ethan Hart.”Aku sedang bersama Anthony. Kami bertemu dia ruang kerjaku yang baru. Anthony tampak berhati-hati dan sudah mempersiapkan diri untuk pertanyaan itu. “Dia saudara kembar Hugo. Kau tau cerita Three Musketeers? Kurang lebih seperti itulah hubungan si kembar dan Theo. Jika Hugo adalah orang yang penuh dengan orisinalitas, maka Ben adalah orang yang sangat inovatif dan energik. “Ben selalu mengembangkan ide dari Hugo. Namun ketika berbicara bisnis, Hugo tidak punya pilihan lain kecuali menuruti kemauan Ben yang dinamis. Emily, yang kau miliki saat ini adalah ide asli dari seorang Hugo.” Antony memberikan jeda pada penjelasannya untuk melihat bagaimana responku. “Siapa yang lebih dekat dengan Theo?” tanyaku. “Aku tidak tau pasti karena Theo tidak pernah benar-benar memasukkanku ke dalam circle merela. Tapi setauku, jika menyangkut bisnis, Theo lebih sering berkoordinasi dengan Hugo. Namun sifat Hugo yang kaku m
Baca selengkapnya
Honeymoon ke Pulau Bali
“Kita tidak perlu jet besar,” kataku.“Tentu perlu. Kita berempat. Aku naik jet besar untuk pergi ke Las Vegas melihat Super Bowl, Em. Sekarang kita akan ke Bali. Itu berada di bumi bagian bawah kita bukan?” balas Hugo.“Kurasa. Oh God! We're going on a honeymoon!” Aku sudah tidak sabar.“Yeah baby! Honeymoon yang baik dan benar kali ini,” sahut Hugo.Di dalam hatiku aku ingin segera mencari tau apa yang Benjamin kerjakan di Asia. Tapi sebelumnya aku akan melakukan perjalanan bersama Hugo ke Bali. Aku harus mendapatkan hatinya agar bisa mengambil alih kendali. Perjalanan kami memakan waktu selama kurang lebih enam belas jam. Aku senang karena kami menggunakan sebuah private jet sehingga bisa menempuh penerbangan langsung dari Los Angeles ke Bali. Sebenarnya aku tidak terlalu menyukai pantai. Begitu juga Hugo. Banyak pantai-pantai surgawi dan fancy di Eropa seperti Santorini atau Positano dan pantai mewah lainnya di pesisir Brazil. Tapi aku menemukan satu artikel yang bercerita tenta
Baca selengkapnya
Keajaiban di Pulau Bali
“Apa yang kita lakukan?” “Ikuti saja.” Aku juga tidak tau apa jawaban dari pertanyaan Hugo. Setelah sarapan pagi di private infinity pool, aku dan Hugo mengikuti semacam ritual pembersihan diri yang menjadi ciri khas dari Pulau Bali. Mereka menyebutnya dengan ‘melukat’. Karena petugas guest relation di resort ini menjelaskan dengan ramah dan menyenangkan, aku berpikir untuk mencobanya.Kami bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang terkenal sebagai healer atau orang yang membantu kita menyembuhkan diri. Wanita itu menggunakan pakaian tradisional dengan atasan brokat lengan panjang dan kain yang melilit tubuhnya. Salah seorang asisten memberiku kain penutup tubuh untuk mandi karena inti dari ritual ini adalah mandi di air panas alami dari mata air pegunungan. Hugo harus bertelanjang dada dan hanya mengenakan kain penutup pengganti celana. Dia memakai sebuah kain ikat kepala yang cantik dengan motif etnik khas Bali. Oh, dia tampan sekali. “Emily, ini sangat konyol,” gerutu Hugo
Baca selengkapnya
Pertemuan dengan Benjamin Hart
Aku dan Hugo meninggalkan Bali dan berangkat menuju Bangkok. Hugo akan melihat lokasi gedung yang rencananya akan dijadikan sebuah restoran cabang. “Kau kelihatan pucat, Em. Perjalanan ini melelahkan untukmu bukan?” tanya Hugo sambil mengelus pipiku dan menyentuh dahiku. “Benarkah? Sebenarnya, aku sangat menikmatinya. Mungkin aku terlalu bersemangat,” jawabku berbohong. Tim yang disiapkan oleh Felix menyambut kami di bandara dan membawa ke lokasi calon restoran cabang. Aku mengikuti Hugo masuk ke dalam dan melihat-lihat. “Apa kau ingin membuka cabang Are You Hungry Baby disini? tanyaku. “Kurasa itu ide yang bagus. Thailand adalah rumah prostitusi Asia yang terkenal bukan?” Aku dan Hugo terkekeh. Tiba-tiba aku mendengar derap langkah seseorang mendekat dan aku terkejut ketika melihat siapa yang datang. “Sial! Emily, lihat aku. Kau percaya kepadaku bukan? Aku akan menjelaskan nanti, aku berjanji.” Aku hanya mengangguk beberapa kali mengiyakan perintah Hugo. Dia benar-benar terlih
Baca selengkapnya
Kunjungan Tamu Tak Terduga
“Benjamin? Apa yang kau lakukan disini?” tanyaku dengan suara nyaris tercekat. Sial! Aku merasa diriku terancam. Tidak ada siapa-siapa disini. Apa yang dia mau? Aku berusaha bangun untuk menegakkan badanku. Ini mengerikan!“Sssttt… Tidak usah bangun. Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?” tanya Ben setengah berbisik sambil menutup pintu. “Ya, jauh lebih baik. Apa yang kau lakukan disini? Bagaimana kau bisa masuk?” Ben mendekat dan duduk di kursi yang berada tepat di sebelah kasurku. “Oh, mungkin suster penjaga mengira aku adalah suamimu,” jawabnya sambil terkekeh.“Kata dokter kau terkena serangan jantung ringan? Kau harus lebih hati-hati, Em” kata Ben menunjukkan kepeduliannya entah untuk alasan apa. “Mungkin karena aku terlalu bersemangat. Kau bahkan tidak menunjukkan keberadaanmu selama ini, kenapa kau mendadak peduli sekarang?” balasku mengkonfrontasi Ben. Aku masih cukup berani untuk mencoba membalikkan situasi. Ben menghela nafas lalu menundukkan kepalanya seolah bersedih
Baca selengkapnya
Penyelidikan yang Terhenti
“Hugo, kau harus menceritakan semuanya kepadaku. Atau aku yang akan mencari tau sendiri,” kataku saat memberi Hugo sebuah ultimatum. Entah apa alasan Benjamin terlalu bernafsu untuk mengejar bisnis ini sampai-sampai dia menerorku bahkan ketika aku berada di rumah sakit. Hugo bersiap pergi. Aku yakin dia akan mencari Benjamin. “Bahkan jika kau membunuh Benjamin, itu tidak akan menyelesaikan masalah apapun. Masalah Benjamin akan tetap hidup. Hentikan pertengkaranmu dengan saudaramu, Hugo. Jika kau ingin kita semua selamat, kau harus terbuka dan bekerjasama denganku.”Hugo memalingkan wajahnya. Mungkin aku tidak cukup bagus baginya untuk membagi beban perusahaan. Dia memilih menanggung semuanya sendiri. Tanpa dia sadari, pilihannya itu akan menjadi kelemahan bagi musuhnya untuk semakin menghancurkan dirinya. Harus kuakui rencana honeymoon-ku gagal total. Kami kembali ke California esok harinya. Aku bahkan tidak sanggup membawa badanku sendiri karena harus menggunakan alat bantu kursi
Baca selengkapnya
Rahasia di New York
Permainan Hugo sama sekali tidak bisa kutebak. Hugo memastikan aku tidak akan melakukan manuver apapun tepat disaat krisis konflik antara dirinya dan Benjamin, saudara kembarnya sendiri, semakin memanas. Dengan cerdiknya dia mendatangkan orang tuaku dari Seattle untuk tinggal sementara waktu di rumah baru kami di LA Dia menjadikan alasan kesehatanku agar Mom dan Dad bisa menghibur dan mengalihkan kecemasanku menjelang masa kehamilan yang sudah memasuki bulan ketujuh. Sementara itu, Hugo bebas pergi kemanapun dia mau. Felix meneleponku tempo hari untuk memberitahu bahwa Angel membantunya di holding company sampai aku aktif bekerja kembali. Dan aku sudah menyetujuinya. Mom dan Dad sibuk membantuku mempersiapkan kamar bayi untuk si kembar. Dad dengan senang hati mengecat dinding kamar dan memasang wallpaper bertema luar angkasa sebagai hiasan. Sedangkan Mom terus bercerita tentang bagaimana aku dan Theo saat bayi dulu. Ini adalah topik yang sangat ingin kuhindari. “Sebentar lagi per
Baca selengkapnya
Warisan dari Seorang Kriminal
“Emily? Kenapa kau tertidur disini?” Mom menggoyangkan badanku mencoba membangunkanku dari mimpi buruk. Aku melihat Mom sebelum mengerjapkan mataku memastikan bahwa aku tidak salah lihat. “Tidurlah di kamar sayang, good night,” kata Mom sambil mengecup kepalaku. Aku menegakkan tubuhku. Kedua tanganku menopang kepalaku yang masih terasa masih berputar-putar. Hidupku sungguh sial. Siang malam aku dihantui oleh misteri dari wajah yang sama. Kini aku harus terbiasa menghadapi Benjamin di dunia mimpi dan Hugo di dunia nyata. Keduanya adalah sama-sama menodongkan pisaunya ke leherku. Hugo belum juga menghubungiku. Begitu juga Anthony. Tak kusangka Hugo menyembunyikan bisnis ilegal mereka di New York. Aku akan bertahan sementara waktu sampai bayiku lahir sebelum mencari tahu lebih dalam. Oh sial! Ayah dari anak-anakku adalah seorang penyelundup. Jelas aku tidak bisa kembali tidur malam ini. Mataku terus terjaga sampai pagi datang. Hari ini adalah peringatan satu tahun kematian Theo. M
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status