All Chapters of FROM THE WEDDING HALL: Chapter 41 - Chapter 50
115 Chapters
41: BUNGA-BUNGA TAK KASAT MATA
Jantung Nesia menggelepar, begitupun dengan jantung Remy. Pria itu hampir-hampir tak percaya bagaimana bisa dia berhasrat semudah ini?“Saya … saya hanya menyimpulkan bahwa … bahwa Anda dan Nona Rosa memiliki kisah di masa lalu,” jawab Nesia dengan gugup karena sikap Remy yang terlalu mengintimidasi seperti ini.Remy tertawa mendengar jawaban gugup Nesia. Namun sejujurnya bukan hanya tertawa karena jawaban Nesia, melainkan tawa karena Remy menertawakan dirinya sendiri atas reaksi biologis yang dirasakannya itu. Dengan cepat, Remy melepas cengkramannya itu dan menjauh agar hatinya tidak semakin bertalu keras. Tentu Remy akan malu jika sampai Nesia mendengar hal ini.“Ya, kamu benar, Nyonya Wilson. Nona Rosa adalah salah satu perempuan masa lalu saya sebelum kehadiran Dona. Itulah yang membuatku tidak setuju untuk menjadikannya sebagai tutormu,” ujar Remy dengan santai.Nesia yang baru saja bernapas lega, kini mendadak kembali tercekat ketika Remy menatapnya tajam.“Aku mengenal Rosa de
Read more
42: MAJIKAN SINTING
Tak ingin ketahuan memperhatikan gadis itu bersenandung, Remy segera masuk ke dalam mobilnya, dengan bibir yang terus tersenyum tak jelas seperti pemuda alay. Padahal siapapun tahu, usia Remy jelas di atas tiga puluh tahun.Sampai di dalam mobil, Remy mengambil ponselnya dan menghubungi Lukas. Tak berapa lama, Lukas yang selalu siaga itu segera mengangkat panggilannya.“Halo, Tuan?” sapa Lukas dari dalam rumah.“Mengenai pencarian college hari ini, kalau dia belum ingin pergi, biarkan saja. Dia juga tak harus pandai dengan cepat. Tapi jika dia bersedia pergi hari ini, mungkin kamu bisa membawanya sekedar berjalan-jalan terlebih dahulu,” ujar Remy dengan nada yang sepertinya sedikit melunak.“Oke, baik, Tuan. Saya akan menanyakannya nanti pada Nyonya Nesia.” Lukas menjawab dengan tegas di seberang.“Oke. Jangan lupa untuk terus memberikan laporan tentang dia.”Usai berkata seperti itu, Remy menutup panggilannya tanpa basa-basi. Sesaat dia kembali menatap ke arah Nesia yang hanya mengen
Read more
43: PAPPARAZI
Meski melalui sedikit adu argumentasi, akhirnya Lukas berhasil membujuk Nesia untuk pergi ke mall mencari pakaian baru, meski untuk di rumah, sesuai dengan perintah Remy. Dalih yang diutarakan oleh Nesia sebenarnya cukup masuk akal. Untuk apa membeli baju lagi, sementara di lemari kamar Nesia juga sudah cukup banyak pakaian yang semuanya nyaris belum terpakai.Ketika Remy meminta Lukas membeli pakaian harian untuk Nesia —di hari pertama perempuan itu dibawanya ke rumah— Remy tak meminta detailnya seperti apa. Lukas pun hanya membeli asal bagus dan bermerk. Dan seharusnya memang tidak masalah jika Nesia mengenakan pakaian sebatas lutut, karena gadis dan perempuan lain bahkan mengenakan celana yang lebih pendek pun banyak.Hanya saja, masalahnya ada di Remy sendiri sebenarnya. Laki-laki itu gerah dengan hasratnya sendiri hanya karena melihat kaki Nesia. Tetapi mengapa justru Nesia yang harus mengganti model pakaiannya? Bukankah itu aneh?“Pak bos nggak pesan warnanya harus apa, kan, Lu
Read more
44: TANGAN YANG MENGHALANGI
Remy sedang menghadapi Sinta, kepala bagian keuangan di perusahaan Remy karena ada beberapa pengeluaran yang melebihi anggaran semula karena naiknya beberapa bahan baku bangunan dan juga naiknya jasa perusahaan transportasi.Sinta memang salah satu pegawai Remy yang cukup lama bekerja dengannya. Mulai dari posisi paling bawah, hingga sekarang sebagai kepala bagian keuangan. Jelas karena performa Sinta memang bisa dipercaya.Ketika sedang serius membahas masalah ini, tiba-tiba ponsel Remy berdering tanda ada pesan masuk. Awalnya Remy mengabaikan pesan itu dan akan membukanya setelah nanti selesai dengan Sinta. Namun, karena berdenting beberapa kali, maka Remy terpaksa membukanya.‘Edo? Tumben dia mengirim pesan? Biasanya langsung telepon.’ Remy membatin.“Maaf, Sinta. Aku membuka pesan dulu.” Remy meminta izin pada Sinta, karena meskipun Sinta adalah bawahannya, tetapi Remy tak pernah menganggapnya sebagai bawahan melainkan rekan kerja.“Silakan, Pak.” Sinta selalu seperti ini, sopan s
Read more
45: KECEPLOSAN
“Tuan Remy?” seru Lukas tak menyangka bahwa Remy sudah berada di sini, berdiri dengan keangkuhan yang sama dan bahkan meraih tangan Nesia dengan posesif.Nesia yang tak menyangka bahwa Remy akan datang ke tempat ini juga terpukau melihat kedatangan Remy yang begitu tiba-tiba itu. Dia tentu saja terpana. Tidak hanya dengan ketampanan Remy yang terlalu berlebihan, namun juga dengan sikap Remy yang tiba-tiba meraih tangannya.“Ya, Lukas. Ini aku. Tidak cukup mengejutkan seharusnya, kan?” tanya Remy dengan nada menohok.Nesia berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman tangan besar Remy, namun laki-laki itu lebih kuat memegang pergelangan tangan Nesia. Nesia hanya bisa meringis, dan akhirnya berhenti melepaskan diri.Edo hanya memandang mereka bertiga dalam diam dan senyum kering penuh kesimpulan. Dan sepertinya kesimpulan Edo mendekati benar.“Ah, tidak! Tidak mengejutkan, hanya saja saya … saya tidak menyangka Anda akan datang ke tempat ini,” jawab Lukas sedikit gugup.Ketika sekilas
Read more
46: JANTUNG TAK SEHAT
Melihat tatapan Lukas yang sepertinya marah itu Edo sedikit gentar. Dalam hati dia menyesali sikapnya yang selalu teledor dan merugikan dirinya sendiri itu. Dan itu bahkan sudah berulang kali terjadi.‘Mengapa dua kakak beradik ini sama-sama memiliki tatapan mata tajam yang mengerikan seperti ini?’ Edo menyimpulkan dalam hati ketika lagi-lagi dia menemukan kesamaan antara Remy dengan Lukas. Meski sejujurnya Remy jelas lebih menakutkan dibandingkan dengan Lukas. Namun jelas sifat dan gesture Lukas tak bisa diabaikan begitu saja, bukan? Mereka berdua layaknya predator yang berbeda spesies.“Maaf, Lukas. Aku tidak bermaksud mengadu kalian berdua karena aku tahu siapa yang akan menang dan siapa yang akan dikalahkan. Hanya saja seperti yang kukatakan tempo hari bahwa aku penasaran dengan hubungan mereka berdua yang … ya, kamu tahu, kan? Bahwa ada yang tidak biasa pada sikap Remy dalam menghadapi Nesia. Apakah kamu tidak merasakannya?” Edo membelokkan pembicaraan agar terbebas dari kemaraha
Read more
47: SEPASANG MATA
Benar-benar makan siang yang penuh tekanan. Bagaimana tidak, etika makan Remy memang benar-benar elegan dan sangat berkelas. Sesuai dengan gayanya dalam bersikap dan berpakaian, begitu juga dengan cara Remy ketika makan. Nesia memang tidak ikut makan karena dia baru saja makan kenyang bersama dengan Lukas, sehingga dia punya banyak waktu untuk memperhatikan tata cara makan Remy.Dan berkali-kali Nesia kagum dengan sikap elegan Remy. Tapi siapa sangka jika laki-laki di depannya itu suka seronok dengan mencuri ciumannya semalam. Tak tahukah dia bahwa itu ciuman pertama Nesia? Dan entah mengapa muka Nesia mendadak terasa panas ketika ingat kelakuan Remy itu.“Oh, ya, Nyonya Wilson. Kembali aku tegaskan, bahwa meskipun pernikahan kita hanya berdasarkan sebuah perjanjian, tapi aku akan tetap melakukan perjalanan bulan madu kita. Agar orang-orang tidak mencurigai kebohongan ini dan berpikir bahwa aku adalah seorang suami yang kejam karena hanya bekerja tanpa memperhatikan istri. Padahal kit
Read more
48: GOSIP KARYAWAN
Remy tentu saja memilih jalur khusus untuk bisa sampai di ruangannya di lantai atas gedung ini, sehingga tak harus bersamaan dengan beberapa karyawan yang mungkin harus hilir mudik ke atas dan ke bawah. Namun, sepanjang perjalanan menuju ke ruangannya itu, Remy sama sekali tak melepas genggamannya. Padahal dia tahu bahwa tangan Nesia dingin oleh keringat.Tentu saja Nesia berkeringat dingin karena selama ini, ketika dia menjalin hati dengan Vino, mereka hanya jalan bersama. Sesekali saja mereka berpegangan tangan. Itupun sudah cukup menyenangkan karena Nesia mencintai Vino, demikian juga sebaliknya.Akan tetapi, Vino adalah rakyat biasa yang tidak akan mendapat tatapan mencolok jika pergi kemanapun. Tetapi ini? Lelaki yang menggandeng tangannya dengan kuat ini adalah seorang publik figur di perusahaan ini, yang setiap gerak langkahnya akan selalu menjadi perhatian. Terutama oleh anak buahnya.Merasakan tangan Nesia yang berkeringat dan diam saja semenjak turun dari mobil tadi membuat
Read more
49: SALING MENGENAL
“Ya. Ke ruangan Pak Remy. Sekalian kita akan melihat seperti apa istri beliau,” jawab Bu Sinta dengan suara lirih dan senyum penasaran.Deg! Jantung Vino berdebar tak karuan. ‘Bukannya istri Pak Remy seharusnya Nona Dona? Bagaimana bisa jadi Nesia yang menikah dengan Pak Remy? Sial! Apakah dia sudah menjual tubuhnya untuk itu untuk Pak Remy?’ berbagai pikiran buruk membanjiri kepala Remy.“Setengah jam lagi aku tunggu kamu, Vino.” Bu Sinta lantas bergegas meninggalkan Vino yang masih terbengong dengan perasaan yang dia sendiri tak bisa artikan.Marah, cinta dan benci yang tak bisa dibendungnya dengan baik, membuat wajahnya memerah tanpa terkendali.“Pantas saja dia ngotot putus denganku dan tidak mau menunggu restu Ibu. Rupanya dia sudah punya laki-laki lain?” gumam Vino dengan geram dan penuh kebencian.Tangannya masih gemetar dan jantungnya juga masih belum normal debarannya. Jelas karena pikirannya yang kacau. Belum lagi hatinya tersusun karena Nesia nekat tak mau menunggu restu i
Read more
50: PAGUTAN MEMABUKKAN
Melihat bos mereka sedang dalam posisi yang tidak senonoh, Sinta segera menutup pintu ruangan Remy dengan wajah horor. Demikian juga dengan Vino yang juga datang bersama dengan Sinta. Dengan tergopoh-gopoh, Sinta mendekati meja Livi.“Livi! Kamu gila, ya? Nggak bilang kalau pak bos sedang mesra dengan istrinya. Dan posisinya? Astaga!” Sinta berseru tertahan sementara Vino memilih diam, meredakan gejolak hatinya yang tidak nyaman itu.Livi tertawa kecil melihat kepanikan Sinta.“Bukannya di grup saya sudah bilang, Bu Sinta? Bahwa Pak Bos sedang sama bininya. Bu Sinta sih, nyelonong saja,” jawab Livi mengelak.“Tapi kan aku sudah nanya sama kamu?” Sinta kembali ngotot.“Lha, kan Bu Sinta cuman nanya, Pak Bos ada nggak? Ya, saya jawab ada. Nggak salah, kan?” Livi selalu punya jurus mengelak.“Ah, sudahlah! Aduh, bagaimana ini kalau Pak Bos marah? Mana mereka sedang posisi … astaga, mentang-mentang pengantin baru, mesranya nggak tanggung-tanggung. Padahal ini di kantor,” gerutu Sinta sam
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status