All Chapters of Istri Ketiga: Chapter 51 - Chapter 60
85 Chapters
51. Semua karenamu
***Sore hari, Anggun memasuki rumahnya dengan langkah cepat, ekspresinya penuh dengan kemarahan yang tak terbendung. Wina, ibunya, dan Tony, ayah tirinya, menyambutnya dengan kebingungan melihat gelagat Anggun."Ayah, Ibu, kenapa kalian duduk di sini?" seru Anggun, suaranya bergema di dalam ruangan.“Kami sedang berdiskusi, Nak,” balas Wina, “Kenapa wajahmu ditekuk? Ada masalah di tempat kerjamu?”Anggun menggelengkan kepalanya, ia menghela napas panjang,"Aku bingung dengan apa yang Kinan pikirkan kemarin malam, Dia seolah mengejekku karena mendapatkan suami yang sempurna! Dia seolah pamer dan menunjukkan kebahagiaan rumah tangganya! Tadi malam aku benar-benar kesal padanya!"Wina terkejut melihat betapa kesalnya Anggun, padahal di masa lalu, Anggun tak peduli, hanya akhir-akhir ini saja putrinya kesal karena Kinan.Tony mencoba menenangkan Anggun, "Tenanglah, Nak. Mungkin ini hanya kesalahpahaman. Ayah yakin Kinan tidak bermaksud seperti itu dan kemarin Kinan menyambut kita dengan h
Read more
52. Oh, Bidadariku...
***Ludwig terkejut saat Tony datang ke rumahnya, ia tidak tahu kalau ayah mertuanya akan datang secara tiba-tiba saat Kinan tidak ada di rumah.“Ayah, tapi Kinan sedang di rumah adikku. Jika Ayah mau bertemu dengannya, aku akan menghubunginya sekarang,” ucap Ludwig, saat ini ia sudah jauh lebih santai dan bersahabat berbicara pada Tony.Tony menggelengkan kepalanya dan tersenyum, “Tidak perlu, Nak. Ayah memang sengaja datang ke sini untuk menemuimu dan hanya ingin berbicara padamu.”Ludwig mengangguk, “Ayah ada masalah apa sampai hanya ingin bicara padaku?”Tony tersenyum, “Ayah hanya ingin berbicara padamu karena saat ini dan seterusnya yang bisa menjaga putri Ayah dengan baik hanya kamu, suaminya,” balasnya, ia terdiam dan memikirkan sesuatu dan lalu melanjutkannya, “Ayah hanya ingin Kinan berbahagia dan Ayah masih merasa bersalah atas dosa-dosa yang Ayah lakukan pada Kinan. Ayah ini adalah o
Read more
53. Menebus Waktu yang Hilang
***Keesokan harinya, Kinan dan ayahnya, Tony, menghabiskan hari bersama dengan penuh kehangatan. Meskipun keduanya di masa lalu tidak pernah meluangkan waktu bersama, Tony berusaha keras untuk mengganti semua kesempatan yang telah terlewatkan. Ia ingin memperbaiki yang hilang itu dan ini adalah kesempatan kedua untuk menebus waktu yang berharga di masa lalu. Tony selalu dibayang-bayangi rasa penyesalan luar biasa karena mengabaikan putri semata wayangnya hanya karena di masa lalu ia sangat terpukul dengan kepergian istri pertamanya secara tiba-tiba.Mereka berdua berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, membeli beberapa barang yang menjadi keinginan Kinan. Ketika mereka berada di toko aksesoris, Tony melihat Kinan memandangi jilbab dengan tatapan penuh kagum. Tanpa ragu, Tony langsung membelikan jilbab kesukaan Kinan, dengan senyum bahagia di wajahnya."Terima kasih, Ayah. Aku sangat menyukainya, ini adalah hadiah yang pertama kali Ayah belikan, aku pasti akan men
Read more
54. Semua Tentangmu
***Dalam ruang kamar yang hangat, Ludwig dan Kinan duduk di depan koper-koper mereka yang sudah siap untuk perjalanan besok ke Miami. Udara malam memberikan kesan tenang, tapi di dalam hati Ludwig, ada kekhawatiran yang mengganggu.Ludwig menatap kosong ke arah jendela, matanya penuh dengan kegelisahan yang sulit disamarkan. "Aku sedikit takut, Kinan, entah kenapa perasaan itu sesekali selalu ada di hatiku," bisiknya, suaranya rendah.Kinan menyadari ketegangan di wajah suaminya dan dengan lembut mengenggam tangannya. "Takut akan apa, Ludwig? Apakah kamu bermimpi buruk lagi?" tanyanya dengan lembut.Ludwig menghela napas, mencoba menyusun kata-kata dengan hati-hati. "Mimpi buruk itu tak pernah datang lagi, tapi aku takut kalau semua yang kita rasakan sekarang hanya mimpi, dan Allah bisa mencabut semuanya sewaktu-waktu. Takut kalau dunia ini kelam bagiku. Aku hanya takut kembali ke dunia yang kelam itu."Kinan tersenyum lembut, matanya penuh kasih sayang. "Tidak ada yang harus ditakut
Read more
55. Kamu yang Tercantik
***Selama di dalam perjalanan menuju Miami. Ludwig terus saja mengenggam jemari Kinan. Pria itu tahu kalau Kinan sebenarnya agak takut, tapi wanita itu selalu tampak tenang. Kinan di sisinya hanya tersenyum dan selalu mengatakan, dirinya baik-baik saja.Ludwig tersenyum saat melihat Kinan hanya memejamkan matanya saja, ia tahu Kinan mencoba menenangkan dirinya dengan pura-pura tertidur di depannya. Ludwig menatap wajah teduh sang istri dengan perasaan bahagia. Kinan selalu cantik di mata dan hatinya, hanya Kinan yang mampu menggetarkan semua yang ada di dalam dirinya, bahkan di masa lalu ia pernah berpikir kalau Anne adalah segalanya baginya dan ia tak pernah melirik kea rah gadis manapun karena hanya Anne yang selalu ia pikirkan dan tak pernah membayangkan akan hadirnya Kinan dalam hidupnya yang membawanya dalam keajaiban. Kinan membawanya pada kedamaian islam yang mengubah hidupnya yang kelam dan tentu saja ia bersyukur telah melepaskan Anne sepenuhnya di hatinya karena baginya saa
Read more
56. Bukan Sekedar Teman Hidup
***Kinan duduk tegak di kursi di ruang tunggu klinik, tangannya memegang tasbih di pangkuannya. Dia terus melantunkan doa-doa dalam hatinya, mencari ketenangan dan kekuatan saat menunggu operasi yang akan mengubah hidup Ludwig, pria yang saat ini telah membuatnya jatuh cinta. Meskipun gelisah menghantui pikirannya, Kinan tampak tenang, dia terus tenggelam dalam dzikir, meyakini bahwa doanya akan membawa keberkahan dan kesembuhan bagi Ludwig.Sementara itu, seorang dokter bedah plastik yang merupakan kerabat jauh dari Ludwig mendekatinya dengan langkah-langkah hati-hati. "Ms. Kinan?" panggil dokter itu dengan suara lembut.Kinan mengangkat kepala dari posisi tenggelam dalam dzikirnya dan tersenyum pada dokter tersebut. "Ya, Dokter?"Dokter itu menawarkan tangannya dengan penuh perhatian. "Saya Dokter Richards. Bisakah kita berbicara ke ruang pribadi saya sebentar?"Meskipun agak heran, Kinan mengangguk dan mengikuti dokter itu menuju ruang pribadi. Begitu mereka sampai, Dokter Richard
Read more
57. Kesempatan Kedua
***Di ruang perawatan khusus yang sunyi di klinik bedah plastik, saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Proses penyembuhan Ludwig pasca operasi plastik telah selesai, dan saat ini adalah saat yang ditunggu-tunggu untuk membuka perban yang telah menutupi wajahnya.Dengan hati yang berdebar, Ludwig duduk tegak di tempat tidurnya, menantikan momen yang akan mengubah hidupnya. Kinan berdiri di sampingnya, tangannya memegang erat tangan Ludwig, memberinya dukungan dan kekuatan.Dr. Richards, sang dokter bedah plastik yang telah membantu Ludwig melewati perjalanan penyembuhan yang panjang, berdiri di depan mereka dengan senyum bangga di wajahnya. Dengan hati yang penuh haru, dia bersiap untuk mengungkapkan hasil dari proses penyembuhan ini."Dengan seizin Tuhan yang Maha Kasih," ucap Dr. Richards dengan suara yang penuh arti, "Paman akan membuka perban ini sekarang, dan kita akan melihat hasilnya bersama-sama."Ludwig menelan ludah, merasa detak jantungnya semakin cepat. Dia mengangguk d
Read more
59. Aku Ingin menjadi Ayah
***Anne duduk di kamarnya dengan perasaan gelisah yang memenuhi hatinya. Pikirannya melayang ke masa lalu, terutama saat-saat indah yang pernah dia lewati bersama Ludwig. Kenangan itu terlukis begitu jelas dalam ingatannya, membuatnya merasa seperti waktu berputar kembali.Namun, keributan di rumah menarik perhatiannya. Sebuah kabar beredar bahwa Ludwig, mantan suaminya, akan segera tiba di Jerman bersama istri barunya. Anne merasa dadanya terasa sesak, pertanyaan-pertanyaan kacau mulai memenuhi pikirannya."Dia masih memiliki wajah yang buruk? Apakah wajahnya sudah kembali seperti sediakala sampai dia berani kembali ke sini?" gumam Anne pada dirinya sendiri, merujuk pada bekas luka di wajah Ludwig yang selalu menghantuinya dalam kenangan.Rasa kesal juga menyelinap masuk dalam pikirannya. Dia merasa marah pada dirinya sendiri karena meninggalkan Ludwig di masa lalu dan kembali ke Jerman untuk menikahi pria lain. Semua orang menyalahkannya, menganggapnya sebagai penyebab perpisahan m
Read more
60. Rasa Gelisah
***"Ludwig," ucap Kinan perlahan, matanya mencari-cari tatapan suaminya. "Aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang..."Namun, sebelum Kinan bisa melanjutkan, ada dering ponsel yang menggema di kamar, dan Ludwig langsung mengambil ponsel itu di atas meja. Dan di antara kebingungan dan kejutan, Kinan dibiarkan dalam ketidakpastian yang merayap dalam pikirannya, bertanya-tanya apa yang akan terjadi saat Ludwig mengetahui bahwa ia mendapatkan ancaman pesan dari nomor asing.Sedangkan, Ludwig segera mendekatinya, mengambil ponselnya dengan ekspresi khawatir yang terpancar jelas di wajahnya.Setelah berbicara sebentar dengan Rangga, Ludwig meletakkan telepon dengan wajah yang tegang. "Ada masalah besar di perusahaan tambang," ucapnya dengan suara yang tegang.Namun, ketika dia melihat ke arah Kinan, yang duduk tenang di sofa, dia menyadari bahwa istrinya memiliki sesuatu yang ingin dia sampaikan padanya."Apa yang ingin kamu bicarakan, Kinan?" tanya Ludwig, mencoba membaca ekspres
Read more
61. Wanita Terakhir
***Langit senja memancarkan cahaya emas yang lembut saat Ludwig akhirnya kembali ke rumah setelah berurusan dengan urusannya. Namun, ketika dia melihat Kinan duduk di ruang keluarga dengan wajah murung, kekhawatiran langsung menyelimuti pikirannya. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia mendekati istrinya dengan langkah-langkah hati-hati.Tanpa menunggu izin, Ludwig meraih ponsel Kinan dari tangannya, membuat Kinan terkejut dengan gerakan tiba-tiba suaminya. "Apa yang terjadi, Kinan?" tanyanya dengan nada yang penuh kekhawatiran.Dalam ketegangan dan kebingungan, Kinan memandang suaminya dengan matanya yang berbinar-binar. Dia tahu dia harus memperlihatkan apa yang mengganggunya, meskipun itu sangat menyakitkan untuk diungkapkan.Ludwig melihat layar ponsel dengan ekspresi yang serius, dan saat dia melihat apa yang membuat Kinan muram, dia merasa seperti dunia di sekelilingnya runtuh. Sejumlah foto mesra dari masa lalunya bersama Anne memenuhi layar, diikuti dengan pesan-pesan ancaman y
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status