Все главы Undangan Pernikahan Suamiku: Глава 11 - Глава 20
46
Bab 11
Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 11***Hari berganti ....Pagi ini Nia keluar dengan membawa koper miliknya. Kira-kira mau ke mana Nia?"Lit, Mas minta izin untuk mengantar Nia pindah ke rumah barunya, ya."Oh, ternyata Nia sudah membeli rumah."Hem, iya Mas. Akhirnya hilang juga ulat bulu di rumah ini," sindirku."Ya, iyalah. Mana betah aku tinggal lama-lama di rumah yang kecil begini. Kalau Mbak sih betah-betah saja. Toh tidak punya duit buat beli rumah mewah."Aku berdehem pelan. Jika disinggung masalah harta, biarkan saja. Aku tak mau menunjukkan uang yang berhasil aku tabung dari pekerjaanku sendiri.Semua itu ada waktunya."Hus, jangan bicara begitu, Nia! Rumah yang kamu hina ini adalah milik Mas." "Eh, maaf Mas. Ayo kita pergi sekarang."Nia dan Mas Arifin berlalu. Aku hanya memperhatikan. Setelah ini pastinya Mas Arifin bisa dengan bebas bersenang-senang dengan Nia. .Siang berganti malam ....Benar saja, Mas Arifin belum juga pulang. Aku tak peduli dengan kehadi
Читайте больше
Bab 12
Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 12.***Menyerocos mulut Nia tanpa henti. Bahkan Mas Arifin seperti seeokor tikus yang siap diterkam kucing. Menununduk dan tak berani mengangkat wajah lagi. Ini giliranku beraksi."Jadi ternyata yang Nia katakan adalah benar, Mas? Pernikahan kalian memang sudah direncanakan? Mas keterlaluan, pendusta dan mata keranjang," ucapku dengan memainkan nada suara agar terdengar sedih."Suami seperti Mas Arifin ini tidak akan puas dengan satu atau dua istri. Aku ingin memberi pelajaran pada senjatanya agar tak berani nakal di luaran lagi," sambung Nia.Mataku melotot tak percaya mendengar ucapan Nia.Dari tadi aku terus menahan tawa. Nia selain mudah dimanfaatkan, ternyata dia juga kejam.Aku semakin bersemangat. Kulipat kedua tangan di dada, kini tinggal duduk manis menyaksikan adegan bak film drama rumah tangga."A--ampun!"Mas Arifin lari terbirit-birit ke dalam kamar. Dikuncinya dan tak bisa Nia masuk.Aku turut mengahmpiri untuk memberikan kunci
Читайте больше
Bab 13
Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 13.***Aku berbelanja ditemani Eza. Namun, tak begitu lama. Karena sosok Eza sangat menjaga pandangan orang lain terhadapnya. Apa lagi Eza tahu, kalau statusku sudah berkeluarga.Setelah selesai semua yang aku beli, kini aku bergegas pulang. "Mbak Lita!" teriak seseorang.Aku menoleh, dan ternyata itu adalah Nia.Sedang apa dia di pasar? "Mbak Lita, tadi aku sempat melihat lelaki yang bersamamu itu. Siapa dia? Pacar baru Mbak Lita, ya?" Nia mengedip-ngedipkan matanya sambil bicara."Bukan, dia teman sekolahku dulu," jawabku seadanya."Wah, dia tampan juga Mbak. Walau tak setampan Mas Arifin," ucap Nia pula.Aku hanya berdehem pelan, sembari menjauh. Kulihat wajah Nia kesal, mungkin karena aku yang tak terlalu meresponnya.Bagiku basa-basi begitu hanya membuang waktu saja..Sampai di rumah, ternyata ada Mas Arifin.Besar juga nyali suamiku ini. Ya, sekarang statusnya masih suamiku."Mau apa kamu ke sini, Mas?" tanyaku sinis."Santai dong,
Читайте больше
Bab 14
Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 14.***Setelah selesai membuat rencana dengan Tante Misna. Kini aku bergegas pulang. Tak lupa aku membelikan makanan untuk Ayah dan Salman. Karena tadi aku belum masak, pasti sekarang Salman sudah pulang..Sampai di rumah."Bu, dari mana?" tanya Salman cemberut."Beli makanan kesukaan Salman," jawabku sembari memarkan dua kresek belanjaan."Asyik!" teriaknya yang seketika jadi girang.Kami bertiga makan bersama. Di setiap nasi yang masuk dalam tenggorokanku, betapa tak terasa nikmatnya. Hatiku tengah panas, bukan karena Mas Arifin sudah menyetujui perpisahannya denganku. Melainkan, aku geram dengan segala hinaannya."Lit, kenapa Nak?" Ayah sepertinya peka dengan perasaanku."Gapapa, Yah""Jangan menutupi dari Ayah," ucapnya pula.Aku berdehem pelan, kemudian berkata. "Mas Arifin, dia bilang jika Lita tak mampu menghidupi Salman, maka dia akan mengambil Salman dari Lita. Mas Arifin sombong sekali, Lita mau membuktikan padanya, kalau Lita b
Читайте больше
Bab 15
Judul: Undangan pernikahan suamikuPart: 15***Aku semakin fokus menyaksikan pertengkaran Nia dan Melda. Dua wanita yang perangainya tak jauh beda.Sudah tahu status Mas Arifin beristri tapi masih juga dipertahankan. Menyedihkan, seperti tak ada pria lain saja di dunia ini."Beraninya kau menghina saya! Apa kau tak tahu sedang berhadapan dengan siapa?! Setelah ini saya pastikan kau akan segera membusuk di sel tahanan. Saya akan melaporkanmu!" hardik Nia sambil mengancam.Asisten rumah tangga Nia tampak gelisah dan bingung. Sedari tadi ia terlihat mondar-mandir ingin menengahi, tapi seperti ragu-ragu."Kamu kira saya takut? Sadar diri dong, ngaca itu muka. Kalau duitmu banyak, harusnya buat gigimu itu masuk ke dalam," cibir Melda lagi.Nia semakin geram, detik berikutnya Nia maju ke arah Melda dan menarik kasar rambutnya."Argh!" jerit Melda terseret karena tarikan Nia yang begitu kencang."Rasakan, kau jal*ng! Beraninya membangunkan srigala di dalam rumahnya sendiri!"Plak!Plak!Du
Читайте больше
Bab 16
Judul: Undangan pernikahan suamikuPart: 16***Kukirim sebuah video Melda dengan Mas Arifin yang sedang bergandengan di mall kemarin. Aku juga meminta bukti chat Mas Arifin dari Melda. Semua sudah terkumpul.Keterlaluan, Arifin itu! Tante akan segera memberitahu pada suami Tante.Aku tersenyum puas. Selanjutnya tinggal menunggu kabar dari mereka semua..Selesai memasak, kini kami semua langsung makan siang. Tak bisa menunda waktu, karena pekerjaan masih banyak.Aku harus semangat menjalani rutinitas ini demi Salman. Akan kubuktikan pada Mas Arifin, bahwa aku bukan wanita lemah yang hanya bergantung pada uang suami.Hidup menjanda bukan suatu ancaman untukku. Malah membuatku semakin tertantang..Di toko, datang seseorang yang kudengar ingin mengambil kue pesanan. Dari suaranya aku seperti kenal. Mengintip aku ke depan, dan ternyata Eza.Keningku berkerut, seingatku tak ada Eza memesan kue. "Apa sudah jadi pesanan Adik saya?" tanya Eza pada Tuti.Aku masih mengintip dari balik sud
Читайте больше
Bab 17
Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 17.***POV Nia.Kepalaku masih terasa sakit gara-gara wanita tak tahu malu itu. Namun, yang lebih menyakitkan adalah, kenyataan bahwa Mas Arifin bermain-main lagi di belakangku.Bahkan, kedua orang tuaku sudah tahu. Kini semua ATM, mobil bahkan asisten rumah tangga pun sudah disita Ayahku.Kejam?Bagiku lebih kejam lagi Mas Arifin. Setelah kejadian kemarin, katanya berjanji akan meninggalkan wanita murahan yang bernama Melda itu. Aku memberikan kesempatan satu kali lagi."Mas, dari mana?" tanyaku saat Mas Arifin pulang malam-malam."Dari acara temen, sayang.""Aku ada kabar buruk," ucapku pula."Kabar buruk apa?" Mas Arifin bertanya sambil menggenggam tanganku lembut.Hal itu yang selalu membuat aku luluh. Sikap Mas Arifin sangat manis, ditambah ketampanannya yang memikat wanita mana saja yang melihat.Jadi wajar, kalau Melda itu tergila-gila padanya. Namun, aku tak mau kalah darinya."Semua tabunganku, ATM, mobil yang baru kemarin kubeli, s
Читайте больше
Bab 18
Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 18.***POV Nia.Aku meminta Pak Sopir taksi ini untuk menyalip mobil Mas Arifin."Kejar, Pak! Saya harus menghentikan mereka."Melaju Pak Sopir dengan cepat. Akhirnya posisi kami sudah di depan Mas Arifin.Aku membuka kaca mobil dan berteriak. "Berhenti, Mas!"Mas Arifin perlahan menepikan mobilnya, dan aku pun segera menyusul.Tampak tegang wajah Mas Arifin, tapi Melda malah tersenyum sinis."Buaya buntung kau, Mas! Tak akan aku biarkan kalian lolos begitu saja!" hardikku."Dengarkan, Mas dulu! Ini tak seperti yang dirimu bayangkan," ujar Mas Arifin mencoba meraih tanganku."Omong kosong! Aku sudah tak percaya dengan ucapanmu lagi." Kutepis tangannya."Sudah, Mas! Ceraikan saja istri jelekmu ini! Lagian apa sih yang Mas harap dari dia?" sambung Melda.Mengeras jari-jariku, ingin rasanya aku cakar-cakar wajah Melda itu."Diam kau, j*Lang! Atau mau mulutmu itu saya buat tak bisa bicara lagi!" bentakku.Mas Arifin semakin pucat, keringat di waj
Читайте больше
Bab 19
Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 19.***POV LitaAku sudah mendengar kabar terbaru melalui Melda. Katanya Nia sudah pergi meninggalkan Mas Arifin. Bahkan Melda sendiri pun sudah memiliki sandaran hidup yang baru.Aku benar-benar dibuat terpukau akan aksi wanita-wanita itu. Luka hatiku dibayar lunas melalui orang lain. Setidaknya aku tak perlu turun tangan lebih jauh.Saat ini akau akan lebih fokus menjalani usahaku yang mulai maju begitu pesat.Setiap hari, aku juga mendapat sebuah pesan penyemangat dari Eza. Entah kenapa, pria dingin itu bersikap sangat manis akhir-akhir ini. Walau pun masih terkesan kaku dan garing. Namun, Eza mulai berani bertanya tentang apa saja yang tengah aku lakukan.Ah, debar di hatiku pun sulit dikendalikan, ketika sedang menerima pesan singkat darinya.Orderan kue milikmu pasti bertambah banyak kan? Tidak usah di balas, saya cuma mau bilang jangan lupa sholat, dan makan. Tuh kan, Eza selalu saja membuatku resah dan gelisah. Pengen balas, tapi
Читайте больше
Bab 20
Judul: Undangan pernikahan suamiku.Part: 20.***Seperti biasa, aku tetap menangani sendiri untuk adonan kue-ku. Tetapi Ayah dan Asni juga membantu.Setelah selesai, aku bersiap untuk pergi keluar. Hari ini Eza mengajak bertemu, tapi tentunya tidak sendirian. Dia membawa Sari dan anak dari bos tempatnya bekerja.Eza bilang, dia baru diterima di sebuah perusahaan besar. Sebenarnya Eza sudah memiliki penghasilan dari banyaknya ternak sapi yang ia punya.Namun, Eza merasa jenuh, akhirnya memutuskan untuk bekerja. Sedangkan para sapinya sudah ada yang mengurus sedari dulu."Yah, Lita izin bertemu teman di luar ya," ucapku sembari mencium punggung tangan Ayah."Iya, Nak. Hati-hati di jalan."Tak pernah ketinggalan kalimat peringatan itu dari ucapan Ayah terhebatku ini..Aku melaju dengan mobilku. Sampai di tempat yang dijanjikan, aku pun turun perlahan.Nia?Keningku berkerut melihat Nia ada di sana. Langkahku menjadi berat, tapi Eza sudah melihatku."Mbak Lita," sapa Sari dengan ramah
Читайте больше
Предыдущий
12345
DMCA.com Protection Status