Semua Bab Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding: Bab 11 - Bab 20
95 Bab
11. Ilmu Yang Hilang
Xuanwu melakukan kontak dengan Gao Tian. Telah mengucurkan keringat karena sedari tadi mesti memanggul dua bakul tumpukan batu dari satu tempat ke tempat yang lain, perkataan Xuanwu tentu membuat dirinya dongkol.“Kau setuju karena yang menjatuhkan hukuman bagiku adalah wanita idamanmu?”Sambil membalas apa yang diucapkan Xuanwu melalui kontak batin mereka, Gao Tian menatap keki pada kakak angkatannya yang berlagak bak seorang mandor.“Tidak, bukan begitu. Aku serius. Pagi-pagi kamu sudah membersihkan perguruan dilanjut latihan fisik. Sekarang kau membantu pembangunan pengembangan institut. Nanti sore kamu akan kembali bersih-bersih dan latihan fisik lagi. Bagus,” papar Xuanwu diakhiri memuji.“Bagus kenapa? Supaya aku lelah dan akan merengek pada Master Tsui untuk minta dipijat dan kau senang karena bisa disentuh-sentuh oleh beliau?” keluh Gao Tian. Dia beranjak untuk membawa tumpukan batu selanjutnya.“Ide yang bagus. Pada saat perempuan sakti nan seksi itu memijatmu, tolong izinkan
Baca selengkapnya
12. Kamu Memiliki Kekuatan Spiritual?!
“Ha …?!”Benar apa yang dikatakan kakak kelas Gao Tian. Bakul yang dibawa oleh si adik angkatan jebol. Dengan polosnya, Gao Tian melongo memandangi bebatuan yang berserakan di tanah.“Sudah ku bilang, jangan kau membawa terlalu banyak batu, Gao Tian … lihat, bakulmu sekarang rusak dasar anak bebal!”Senior Gao Tian langsung bereaksi. Diiringi mimik gusar, ia melangkah mendekat pada Gao Tian yang kikuk karena melakukan kesalahan.“Ma-maaf, Kak Hwan Ching. Biar aku mengambil bakul baru dan memasangnya lagi,” sambut Gao Tian.“Kamu memang tidak berguna, Gao Tian! Kamu tidak layak untuk berada di sekte Tujuh Bintang Kejora. Untung saja Grand Master berbelas kasihan padamu. Keberadaanmu di sini seperti noda bagi sekte ini, tahu tidak …?!”Xuanwu yang masih duduk di kursi kebesarannya memandang tajam ke arah pemuda yang berbicara pada Gao Tian tersebut.Dia tidak tahu apa yang dirasakan Gao Tian. Tapi bahkan ia sendiri saja menilai kata-kata siswa tingkat akhir itu sangatlah berlebihan.Tua
Baca selengkapnya
13. Meminta Hukuman Diperpanjang
Gaya bertarung Gao Tian sama dengan Tan Guan Ming. Sekira musuh belum mengerahkan teknik yang membahayakan, Gao Tian hanya mengelak dan menangkis. Tetapi begitu musuh lengah atau meninggalkan celah setitik saja … Dhuest, dhuest, dhuest! Melihat pertahanan Hwan Ching terbuka, Gao Tian melepaskan kombinasi pukulan. Badan Hwan Ching terkena dua serangan cepat Gao Tian, begitu juga pipi kirinya. Dia memlilih mundur. “Hanya segitu tenagamu, Gao Tian? Pantas saja kau tidak memiliki ilmu spiritual. Memukul saja lemah begitu!” ejek Hwan Ching. Padahal, dirinya was-was. Ia tidak mengetahui Gao Tian mewarisi cara bertarung guru besar mereka. “Aku tidak ingin bertarung denganmu, Kak. Sekali lagi aku minta maaf. Bagaimana kalau kita akhiri saja pertarungan kita sehingga aku bisa kembali bekerja,” ucap Gao Tian merendah. “Banyak cakap kau!” Keki karena Gao Tian berhasil mendaratkan serangan terhadap dia, Hwan Ching tidak mau mengalah. Dia segera me
Baca selengkapnya
14. Menanti Kelahiran Kembali Sang Iblis
Di tempat dirinya berada, Xuanwu yang duduk pada kursi kebesarannya menggerakkan sebelah tangan dengan telapak terbuka. Wajahnya membentuk ekspresi terkejut yang jenaka tanda riang.“Pintar juga kamu, Gao Tian. Betul, betul! Minta pada dewi kestaria ini untuk digojlok setiap hari. Sehingga, kamu menjadi lebih kuat lagi. Tidak lupa, kamu juga harus mencari masalah. Supaya aku bisa mengagumi kecantikan surgawinya setiap saat!” Xuanwu berceloteh.Permintaan Gao Tian itu mengundang Fenglei yang berdiri di belakang kiri dia memandang ke arahnya. Hwan Ching terheran-heran. Adik kelasnya itu terkena sangsi. Tapi, malah dengan suka hati melakukannya.Ga Bo tidak langsung bereaksi. Ia menatap Gao Tian seperti biasa. Penuh kasih sayang, namun tetap tegas. Ia tengah berpikir.“Anak manis ini malah meminta untuk menjalani sangsinya lebih lama. Apakah …, dia mendapati. Dengan bekerja keras dan olah fisik yang tinggi, kemampuan spiritualnya ban
Baca selengkapnya
15. Ulah Para Bayangan Tengkorak
Pekerja dengan jambang tebal pada sebagian wajahnya juga mengenakan topi bambu berkata pada Gao Tian.“Terima kasih atas pujiannya, Paman. Semua itu karena didikan para guru kami di sini,” ucap Gao Tian.Mungkin karena dirinya baru saja bisa mengerahkan ilmu spiritual tanpa bimbingan guru-gurunya, dia tidak menyadari.Agak mengeherankan apabila pekerja sipil seperti laki-laki itu membicarakan kekuatan spiritual. Karena, hanya mereka yang juga memiliki ilmu spirituallah yang mampu melihat pancaran energi spiritual orang lain.Berarti seharusnya dari kata-kata dia, ahli bangunan tersebut dapat melihat seperti apa pancaran kekuatan milik Gao Tian.“Apakah kamu mengetahui, mengapa ia disebut dengan: ‘kekuatan spiritual’?” si ahli bangunan bertanya.Saat itu, baik para pekerja maupaun Gao Tian sedang beristirahat. Sudah dari pagi mereka mulai bekerja. Ga Bo telah menyampaikan pada Gao Tian bahwa muridnya itu menggantikan peran murid yang biasanya menjadi pengawas pekerjaan secara bergantia
Baca selengkapnya
16. Mengintip Gadis-gadis Mandi
Suara obrolan juga cekikan itu berasal dari arah sungai. Karena, para murid perempuan sekte Tujuh Bintang kejora sedang mandi di sana.“Hebat sekali kamu bisa mengkresikan teknik tendangan itu, Ting Ting!”“Hati-hati, jangan kamu terlalu membuka kakimu lebar-lebar. Nanti selaput daramu jebol!”“Hihihihi …!”“Aku sangat segan pada Kakak Pertama. Tegasnya sudah seperti para guru …”“Mungkin dia perlu kita ajak mandi bareng supaya tidak terlalu serius …”“Hahaha …!”Setiap pagi, Gao Tian yang sebetulnya berstatus sebagai karyawan di Balai Riung Bintang Kejora bangun lebih cepat dari kawan-kawannya yang lain untuk membersihkan asrama. Selesai berlatih, ia akan menyimpan semua peralatan yang para murid gunakan usai mereka mengasah kemampuan mereka.Setiap selesai menggelar latihan, para siswa dan siswi memiliki waktu sekira 2 jam sebelum menghadiri sesi pembelajaran. Mereka memanfaatkannya dengan melancong. Pergi ke pasar, atau mandi di Sungai Kirmizi yang berada tidak jauh dari markas sek
Baca selengkapnya
17. Xiao Mei Mencari Jodoh
“Jika demikian, kau juga jangan memanggilku dengan: ‘Kakak Pertama’. Mulai sekarang, panggil saja aku Chun Ho.”Pemuda tampan yang bersama Xiao Mei tersenyum. Seringai tipisnya membuat wajahnya terlihat semakin menyenangkan.Sejak tadi, paras manis Xiao Mei selalu dihiasi senyum. Seolah-olah, berada di Institut Bukit Elok membuat dirinya merasa bahagia.“Baiklah kalau begitu, Chun Ho,” sambut Xiao Mei.“Apakah aku perlu mengantarmu pulang, Xiao Mei?”.“Tidak usah. Sudah ada pengawal dan dayangku.”“Mungkin lain kali …, aku bisa menggantikan peran mereka untuk mengantarmu pulang. Bahkan kalau kamu mau, aku dapat menjemputmu,” Chun Ho berkata dengan mimik serius.Perkataan Chun Ho membuat Xiao Mei tertawa ringan dengan singkat. “Jangan, Chun Ho. Aku kemari guna berlatih bela diri. Bukan ingin merepotkanmu.”Chun Ho melepas Xiao Mei di gerbang Institut Bukit Elok. Gadis cantik itu hengkang ditemani dua laki-laki yang membawa senjata tajam dan dua perempuan yang merupakan dayang-dayangnya
Baca selengkapnya
18. Penyergapan di Hutan Bambu
Setelah membuntuti juga mengintai Xiao Mei dan kawan-kawan sejak tadi, akhirnya orang-orang misterius itu menyusul. Menggunakan ilmu meringankan tubuh, mereka menghadang rombongan sang putri Su.Tap!Tap!Tap!10 orang laki-laki bersetelan hitam-hitam mengelilingi Xiao Mei beserta para dayang dan 2 pengawalnya.Wajah para pria itu diriasi motif berbentuk tengkorak. Betul. Mereka merupakan para anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak.“Apa mau kalian, Bayangan Tengkorak?”“Kami pikir kalian sudah tidak berani beraksi di kawasan ini lagi?”Dua pengawal Xiao Mei berkata menantang para penghalau mereka. 10 orang yang mengelilingi sekelompok kecil famili Su tersebut menyeringai. Salah satunya membalas perkataan pengawal Xiao Mei.“Kenapa, kalian ketakutan karena kami kembali muncul di sini?”“Jika kalian bertanya apa yang kami inginkan, tentu saja kami ingin kalian menyerahkan se
Baca selengkapnya
19. Berhadapan Dengan Kekuatan Setan
Terang saja Xiao Mei ingin tahu siapa orang yang datang untuk membantu mereka. Begitu ia membalikkan tubuh, di saat yang bersamaan orang itu juga memandang ke arahnya dan berkata.“Nona Su, apakah kau baik-baik saja?”Serta-merta Xiao Mei terkesiap. Lelaki muda yang berdiri dengan buntalan kecil pada punggung agak jauh dari tempat dia berada adalah Gao Tian.“G-ga-gao Tian …?!” kaget Xiao Mei membalas.“Hooo …, jadi ini cewek yang bernama Xiao Mei itu?” Xuanwu yang berada dalam diri Gao Tian ikut-ikutan bersuara. Seperti biasa ia duduk pada singgasananya dengan memangku kepala, bagai situasi yang dihadapi tuan rumahnya tidaklah penting.Singkatnya: hutan bambu itu memang merupakan jalan pintas menuju daerah kediaman para Su. Akan tetapi, orang sipil yang sama sekali tak menguasai ilmu bela diri tidak berani melintas ke sana.Yang menggunakan jalan itu kebanyakan adalah para anggota sekte, pen
Baca selengkapnya
20. Mengaku di Hadapan Xiao Mei
Gao Tian bisa melihat dampak serangannya tadi. Seluruh anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak yang ada di hadapannya ada yang pincang atau tangannya lunglai karena cedera.Malahan, dapat dipastikan ada yang menderita luka dalam. Dididik memiliki jiwa kesatria oleh Master Tan, ada sedikit rasa iba dalam dirinya. Ingin rasanya dia mengampuni orang-orang tersebut.“Ada roh jahat dalam diri mereka, Gao Tian. Hanya orang yang memberi mereka kekuatan yang bisa menariknya kembali. Selama orang tersebut membiarkan teman-temannya itu dirasuki, cecunguk-cecunguk ini tetap menjadi seperti yang kamu lihat.”Seolah tahu bahwa hostnya memiliki rasa welas asih, Xuanwu berkata-kata. Ia telah kembali duduk pada tahtanya, memangku kaki sembari menikmati anggur.Meski terbersit perasaan tidak tega dalam hatinya, Gao Tian belum dapat meredakan amarahnya. Sebab, dia tadi melihat sendiri bagaimana 2 orang dari kelompok penjahat itu mengejar Xiao Mei penuh nafsu.Xuanwu berucap lagi. “Kau pasti berhasil memb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status