Semua Bab Terpaksa Menikahi Musuhku: Bab 11 - Bab 20
129 Bab
BAB 11 - Nothing Lasts Forever but This is Getting Good Now
 “Ini pertama kalinya kita ke rumahku,” komentar Julie begitu mereka turun dari Bentley Ipang.“Iya juga ya,” balas Ipang.Lelaki itu membuka pintu bagian belakang mobilnya dan mengeluarkan dua tote bag besar berisi cake dan pizzakesukaan keluarga Julie yang tadi mereka beli dulu di BEAU Bakery Cikajang.“Mau kubantu?” tanya Julie ketika melihat Ipang membawa dua tote bag besar tersebut.Sejak insiden rambut Ipang minggu lalu, hubungan Ipang dan Julie jadi agak lebih mencair dan mulai membaik. Ipang mengatakan pada Julie kalau mereka harus agak lebih rajin bertemu supaya hubungan mereka setidaknya bisa akrab terlebih dahulu.Kalau belum bisa semesra B
Baca selengkapnya
BAB 12 - I’m a Bad Liar
 “Kalian nginep aja di sini ya. Kan belum pernah juga nginep di rumah ini.”“M-Ma?” Kalau tak ada Ipang dan kakak-kakaknya, mungkin Julie sudah mengguncang tangan ibunya sambil merengek. “Nginep?”“Iya, kan besok masih hari libur, Jules,” kata ibunya lagi. Perempuan paruh baya itu pun menoleh kepada Ipang. “Ipang, besok ada acara?”Ipang tidak melihat isyarat yang diberikan Julie, maka dari itu ia menggeleng. “Nggak ada kok, Ma.”“Nah, ya udah, nginep di sini aja,” pinta ibu Julie sekali lagi. “Jules, kamu besok kerja? Berangkat dari sini aja, kan lebih deket juga kalau ke arah A Class.”Julie ganti menatap Ipang yang terlihat
Baca selengkapnya
BAB 13 - Keheningan Ini Membunuhku
“Morning, little girl.”“Little girl?” Julie mengernyit tak percaya mendengar bagaimana Ipang memanggil namanya. “Namaku Julie.”“Julie si anak kecil,” ledek Ipang. Lelaki itu tengah berbaring miring menghadap Julie dan kepalanya bertumpu pada telapak tangan kanannya.“Kok ada ya orang yang baru bangun tidur udah nyari keributan,” gumam Julie sambil menendang selimutnya dan saat itulah ia baru sadar kalau dirinya terbangun dengan menghadap ke arah Ipang.“Kamu sadar nggak sih kalau kamu kayak ngigo waktu lagi tidur?” Rupanya Ipang tak puas kalau menjahili Julie hanya sampai di situ. “Kayak orang lagi makan.”“Masa?”“I
Baca selengkapnya
BAB 14 - Apa Aku Sebajingan Itu di Matamu?
“Cieee, dianter sama Mas Ipang.”Julie langsung melotot mendengar seruan Suri yang tak tahu tempat dan waktu. Pegawai A Class lainnya di lantai dua tersebut langsung senyum-senyum sendiri mendengar ucapan sahabat atasan mereka itu.“Suriii,” desis Julie dengan sebal. Ia buru-buru menarik lengan Suri dan menyeretnya ke ruangannya. “Berisik deh ah. Lagian kamu tahu dari mana sih?”“Dari Dewi. Anak-anak di bawah lagi seru ngomongin Bu Julie yang dianter Pak Suami.”Julie mencibir dan membuka kulkas kecilnya di sudut ruangan. Ia menyerahkan sekaleng Coca Cola kepada Suri yang datang mendadak seperti biasanya.“Cuma dianter doang kenapa pada heboh sih?”“Mereka bandin
Baca selengkapnya
BAB 15 - Ketika Aku Tidak Ada di Sisimu
 “Mas Ipang pergi ke mana sih emangnya, Jules?”“Ke… aku lupa nama daerahnya, pokoknya agak pelosok.” Julie menjawab sekenanya.Suri sendiri langsung mengamati perubahan ekspresi Julie, tapi ia tidak berkomentar apa pun. “Emang ngapain sih?”“Katanya sih cari material baru buat produknya.” Setidaknya itulah yang Julie dengar dari ART-nya.Tanpa diketahui Suri, hari ini tepat sehari setelah pertengkaran Ipang dan Julie di mobil mengenai Raveno. Malam itu rasanya perjalanan pulang ke rumah terasa lama dan menyesakkan.Begitu sampai di rumah, Julie turun duluan dan mengurung diri di kamar sampai siang, untuk mendapati Ipang telah pergi dan menitip pesan pada ART-nya kalau ia akan
Baca selengkapnya
BAB 16 - Kita Sama-Sama Parasit
  “Mas Ipang kemarin nyuruh aku nginep di sini temenin kamu, katanya takut kamu nggak suka sendirian di sini.”Julie masih mengingat jelas apa yang menjadi alasan Suri menginap di rumahnya sampai seminggu ke depan. Awalnya Julie tak percaya, tapi Suri menunjukkan pesan yang dikirim Ipang di Minggu sore kepadanya—sebelum Ipang dan Julie bertengkar di mobil.“Bu Julie, kok jalan sambil melamun sih?”Teguran itu membuat Julie berhenti berjalan dan ia terkejut ketika mendapati beberapa senti lagi ia hampir menabrak dinding kaca salonnya.“Oh….” Julie bergeser dan kembali berjalan ditemani Dewi yang mengekorinya sambil tersenyum riang.
Baca selengkapnya
BAB 17 - Coba Kalau Kamu yang Ada di Posisiku Sekarang
 “Ipang tuh gila atau gimana sih?!” gerutu Julie sambil menaiki undakan anak tangga ke lantai tiga.  “Bu Julie—”“Sebentar,” sergah Julie saat salah satu pegawainya berusaha mengajaknya bicara. “Kalau apa yang mau kamu omongin bisa ditunda, lebih baik kita omongin setengah jam lagi, oke?”Pegawai itu menatap raut wajah Julie dan dengan perlahan ia langsung menghentikan langkahnya. “Oke, Bu.”Julie mengangguk singkat dan bergegas menaiki undakan tangga hingga menemukan pintu menuju balkon. Begitu menutup pintu balkon, perempuan itu segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Ipang.“Bodo amat kalau dia lagi kerja.” Julie kembali bicara dengan diriny
Baca selengkapnya
BAB 18 - Jangan Panggil Aku 'Sayang'
“Aku pasti akan sesantai sekarang kalau perempuan itu berani muncul lagi di sini.”Ipang malah tertawa begitu mendengar jawaban Julie, yang menyebabkan Julie mengernyit tak suka. “Kok kamu ketawa?” tanyanya.“Nggak, nggak apa-apa.”“Pasti kamu ngatain aku di dalam hati.”“Nggak, Jules, beneran.” Ipang berusaha meredam tawanya. “Kamu kalau ngomongnya pede gitu lucu deh.”“Lucu—”“In a good way,” sela Ipang sebelum Julie sempat berpikir negatif. “Aku percaya kok kamu bisa santai kalau ada dia.”“Hmm….”“Aku eman
Baca selengkapnya
BAB 19 - Pertanyaan Setiap Perempuan yang Diselingkuhi
“Bisa nggak sih aku beli tempat ini terus aku bakar?”“Biar apa? Biar kalau kamu ke sini kamu nggak inget setiap kenangan kamu lagi pacaran sama Raveno?” tanya Suri balik. Kemudian ia menjentikkan jemarinya. “Bisa sih, kamu bisa minta Mas Ipang beliin kafe ini buat kamu.”Julie langsung melotot pada Suri yang cekikikan sendiri mendengar usulannya tersebut. Ia tahu kalau dirinya memang kadang tak sewaras orang lain, makanya bisa bersahabat dengan Suri dan Candy.Tapi kenapa juga Suri bisa jauh lebih gila daripada dirinya?“Usulku cerdas kan?” Suri malah bertanya lagi. “Mas Ipang pasti mau-mau aja beliin kamu kafe ini.”“Dia nggak segila itu, Suri.”“Ck
Baca selengkapnya
BAB 20 - Menangis di Pelukan Ipang
“Pulang lebih cepat, Mas?”“Iya, Pak,” jawab Ipang sambil memijat tengkuknya. Selama beberapa hari ini ia mengerjakan semua hal yang harusnya bisa selesai lusa.Sopir Ipang tersebut melirik atasannya dari rear-view mirror. “Kangen istri ya, Mas?”Ipang hanya tertawa dan jawaban itu sudah cukup untuk sang sopir. Lelaki itu menatap ponselnya—lebih tepatnya menatap nomor Julie. Ipang ingin menelepon perempuan itu untuk mengabarkan kalau ia sudah tiba di Jakarta, tapi setelah beberapa saat Ipang mengurungkan niatnya.“Ke salon Mbak Julie dulu, Mas?”“Hmm…. Nggak usah, kita langsung ke rumah aja.”Sang sopir mengangguk dan mengemudikan mobilny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status