Todos los capítulos de Aku Dan Tuan Duke: Capítulo 81 - Capítulo 90

 Ayahku terlihat mengobrol dengan pria itu. Sementara Ibu dan Vera berdiri di sampingnya. Mereka nampak berusaha bersikap baik. Vera sudah menyunggingkan senyum termanisnya. Dan ... pemuda tengil tadi, ia ikut nimbrung dengan mereka. "Ahh ... itu dia putraku, Your Grace. Alexey, kemarilah," Ayah menyahut. Aku mau tidak mau menghampiri mereka. Sementara ... kini tatapanku dengan pemuda berambut hitam rapi itu bertemu. Dia sama kagetnya dengan diriku. Seakan mata hitamnya baru saja melihat setan di siang bolong. Kurasa aku pun membuat wajah yang sama saat ia memanggil lelaki tua itu dengan 'Ayah.' Jadi apakah aku akan punya hubungan kakak beradik ipar dengan pemuda ten

Aku diomeli Ayah dan Ibu habis-habisan. Terutama Ibu. Tentu saja. Gara-gara aku yang sembarangan bicara, aku bikin malu keluarga kami. Meski begitu, setelah mereka berdua marah-marah, Ayah memujiku diam-diam karena berhasil membuat suasana hati Grand Duke Oleg Durnovko jauh lebih baik.Syukurlah.Aku juga lihat pemuda bernama Stepan itu sudah klepek-klepek dengan Vera. Seperti aku yang sepertinya juga klepek-klepek dengan Sofia. Aku nyaris sulit tidur. Kupeluk selimutku dengan segenap rasa senang yang membabi buta. Kepalaku memikirkan suaranya, tatapan mata dan wajah yang begitu indah. Aku menantikan kapan kita berdua bisa bertemu lagi.Dan tampaknya ... itu akan segera terjadi.Beberapa hari setelah pesta, ayah bic

Sofia memberi kode kepada kedua pelayan di belakangnya. Mereka mengangguk paham dan meninggalkan kami berdua. Jantungku berdebum-debum tak karuan di balik jas hitam mewah rapiku.Sofia dengan gaun pastel biru muda dari satin berkilat membuatnya jadi kian gemilang. Ekspresinya yang hening dan sederhana berusaha merendahkan diri. Ia semakin membuatku kagum. Bagaimana bisa gadis seluar biasa ini begitu susah payahnya untuk menjadi gadis yang biasa-biasa saja? Padahal jelas pesonanya begitu mudah memikat pemuda sepertiku.Sial. Aku pun tak bisa berhenti mengalihkan pandanganku kepadanya. Apakah dia harus sempurna begini setiap hari?Ekor mataku tak henti-hentinya melirik gadis ini dan lantai marmer bergantian. Aku ingin memulai obrolan. Tapi apa? Jantungku berdenyut tak bisa

Beberapa hari kemudian terasa sama saja. Pavel, meski sudah kutegur begitu, dia menghampiriku untuk minta maaf. Aku memang bilang agar dia minta maaf pada Sergei. Tapi aku tak mendesaknya. Aku tahu harga dirinya terlalu kokoh untuk minta maaf pada Sergei yang bukan siapa-siapa. Pavel dan kawan-kawan yang lain pun kemudian kembali mengerumuniku seperti lebah kepada para bunga. Lebih tepatnya, mereka semakin bertanya-tanya seberapa pentingkah pengaruh keluargaku kepada Tsar.Apalagi ... bukan rahasia umum kalau ayahku, Leonid Korzakov sering disebut-sebut di tajuk utama surat kabar seantero negeri ini. Duke Leonid Korzakov mengatasi sebagian besar upaya para pemberontak. Semakin bergengsilah nama belakangku. Nah, bagaimana jika para pemuda ningrat ini bisa bergaul dengan seorang yang bernama Korzakov? Salah satu keluarga tangan kanan Tsar? Bukankah akan kecipratan juga pengaruh poli

Vera dan Ibu kutahu mereka mulai cukup repot. Ayah juga menyiapkan banyak hal. Mungkin satu-satunya yang tak diusik adalah aku. Itu karena semua orang tahu aku pun akan menghadapi sebuah hari besar.Hari besar yang dimaksud adalah ... hari dimana istana akan melakukan penilaian kepada kami tentang perkembangan kami di kelas Komandan Stavka. Apakah kami layak untuk menjadi ksatria yang akan ditahbiskan oleh Tsar Alexandr, atau tidak sama sekali. Kami mendengar desas-desus itu. Kata Ayahku, dulu proses itu berjalan selama seminggu dan sukar sekali.Selain itu ... nantinya kami harus menunjukkan kemampuan berpedang kami kepada Tsar Alexandr.Di suatu kelas, Pavel mengangkat tangannya."Komandan Stavka, kapan pihak ista