Semua Bab Istri Kesayangan Mafia: Bab 21 - Bab 30
94 Bab
Balasan Sakit Hati Zara
Arkana mengerjapkan mata, di luar sana hari telah pagi tapi matahari masih malu-malu untuk muncul menyapa hari.Tangan kirinya terasa pegal, ketika menoleh ke samping barulah ia menyadari bila seorang gadis cantik tengah terlelap di lengannya.Wajah gadis itu mengusel di dada bidangnya yang polos tanpa atasan.Sementara sebuah tangan dengan jemari lentik melingkari pinggangnya.Bibir Arkana membentuk sebuah lengkung senyum, dengan sadar memberikan kecupan di kepala Zara lantas memberikan pelukan erat tidak peduli sang gadis akan terganggu.Ini adalah posisi ketika bangun pagi terbaik yang pernah terjadi di dalam hidupnya.Ia menginginkan posisi seperti ini dilakukannya bersama Zara setiap hari.Perlahan Zara bergerak, belum sadar akan posisi meresahkan tersebut, ia mungkin berpikir jika Arkana adalah guling.Zara semakin mengusel bahkan menggesekan wajahnya di dada Arkana, ia juga mengeratkan pelukannya.Desiran hangat membanjiri tubuh Arkana, miliknya seketika menegang di bawah sana.
Baca selengkapnya
Waktunya Melawan
“Kak?” panggil Zara. Mereka sedang dalam perjalanan kembali menuju Jakarta.“Ya sayang,” jawab Arkana lembut. Meraih tangan Zara kemudian ia kecup telapak tangannya.Selebay dan sebucin itu memang Arkana memperlakukan Zara.Zara sudah kehabisan tenaga untuk menolak sikap bucin Arkana karena semakin melakukan penolakan semakin Arkana akan terus membuatnya kesal.Ia juga masih ingat dengan ucapan pria itu yang mengatakan sangat menyukai wajah cemberutnya.Itu kenapa Zara memilih berdamai dengan keadaan dan berusaha tidak terus-terusan menolak Arkana.“Apa benar Kak Ar yang minta Raditya masukin Papa ke perusahaannya Raditya?” Akhirnya Zara mengutarakan isi pikirannya.Arkana menoleh sejenak lalu kembali fokus pada jalanan di depannya.Pria itu tidak menjawab, Arkana bungkam seribu bahasa. Ini adalah pertanyaan yang ia takuti keluar dari mulut Zara.Arkana bingung bagaimana menjelaskannya, khawatir Zara tidak akan menerima kenyataan bila ia lah yang membantu keluarganya selama ini.“Rad
Baca selengkapnya
Mengalah
“Ca ... maafin aku, aku enggak bisa kerja di caffe kamu lagi ... ma ... maafin ... .” Zara tidak mampu menahan sesak di dada, ucapannya terbata oleh isak tangis.Ia berjongkok di ruang ganti khusus karyawan sambil menempelkan ponsel di telinga. “Ra, kamu kenapa? Coba tarik napas dulu ... ngomongnya pelan-pelan.” Arsha yang berada di ujung sambungan telepon berusaha menenangkan.“Ta ... tadi cewek perawat yang mantannya Kak Arkana datang, singkat cerita kita berantem di caffe kamu ... maafin aku, Ca ... aku enggak bisa nahan ... .” Zara kembali menangis setelah berkata demikian.“Tapi kamu enggak apa-apa ‘kan, Ra? kamu yang menang, kan? Kamu cakar dia enggak? Apa kamu sempet nampar dia? Kamu boleh ancurin caffe aku, Ra ... asal kamu menang ngelawan cewek mantannya Arkana.” Zara yang sedang bersedih sedikit terhibur dengan ucapan Arsha, sahabatnya itu paling bisa membuatnya tertawa.“Tadi dia jambak aku, trus aku cakar tangannya.” “Kereeen, trus sekarang gimana keadaan kamu? Tunggu a
Baca selengkapnya
Janji Zara
Zara termenung di jendela kamarnya, menatap taman belakang yang asri karena tangan dingin sang Bunda. Ucapan Arsha dan Angga siang tadi terngiang dalam benaknya.Semuanya mengatakan perjuangan Arkana dalam mencintainya. Arkana juga seringkali mengatakan cinta, pria itu sampai mengatakan jika Zara tidak perlu mencintainya cukup ia saja yang mencintai Zara.Lalu ingatannya ditarik mundur ke masa lalu.FLASHBACK ON “Zar, lo ada masalah apa sih sama Kak Arkana sampe dia terus-terusan ngisengin elo?” Ariana yang merupakan teman sekelas yang paling dekat dengan Zara bertanya demikian. “Enggak tau gue juga, naksir kali dia sama gue.” Zara menjawab tak acuh, ia mengatakan apa yang dikatakan sang Bunda kepadanya. Arkana bersikap seperti itu karena menyukainya.“Jangan ke ge’eran, lo ... Kakak kelas yang suka sama dia tuh cantik-cantik tauuu!” Ariana menekan pipi Zara dengan telunjuknya di akhir kata.Zara hanya tersenyum, ia memang sedang berbicara asal.Kantin yang saat itu ramai seketika
Baca selengkapnya
Berita Buruk
“Tolong lengkapi datanya pada setiap quartal dan tolong carikan rencana anggaran beserta realisasinya sampai lima tahun ke belakang,” titah Willy kepada sekertarisnya yang bernama Winda seraya memberikan berkas yang telah ia tanda tangani.“Baik, Pa ... saya permisi,” pamit Winda kemudian undur diri setelah mendapat anggukan dari Bosnya.Perhatian Willy kembali ia alihkan pada layar komputer, jemarinya begitu cepat menekan huruf beserta angka pada keyboard.Tenggelam berjam-jam dengan pekerjaan yang begitu ia syukuri setelah lama dalam pelarian hanya mengandalkan otot untuk mencari sesuap nasi.Sebuah pesan masuk ke ponselnya lantas tersenyum saat membaca isi pesan tersebut.Maya : Ayah sayang, jangan lupa makan siang. Bunda mau jalan-jalan sama Zara, boleh ‘kan?” Willy langsung mengetikan sesuatu membalas pesan istrinya.Willy : Boleh donk, istriku tercinta. Kabari Ayah pulang jam berapa, nanti Ayah jemput.Maya : Siap cintaku. Willy : Hati-hati ya, Bun. Ayah titip Zara. Ayah sayan
Baca selengkapnya
Sosok Lain Arkana
Apa pun yang Arkana inginkan harus terlaksana saat itu juga meski harus mengorbankan banyak hal.Seperti saat ini, Arkana bisa terbang pulang ke Indonesia dalam kurun waktu kurang dari satu jam.Tidak peduli bila Pilot maupun awak kabin kerepotan bersiap dan mendadak mendaftarkan penerbangan mereka ke menara kontrol dan harus merubah jam terbang pesawat lain.Ia juga tidak mempedulikan kerja sama bisnis senilai Triliunan rupiah dan malah meninggalkan sekertaris, Direktur terkait dan bagian legal untuk mendengar keputusan klien esok hari.Pokoknya Arkana harus pulang malam ini juga untuk menolong Zara dan Bundanya yang diculik oleh Baron.Raditya bahkan mengirim foto Zara yang mengenaskan baru bisa ia buka ketika telah mengisi daya pada ponselnya.Arkana belum bisa merubah raut wajahnya yang tegang, penuh emosi bercampur cemas.Baron, satu nama itu yang terngiang dalam benak Arkana setelah mendapat seluruh informasi dari Raditya.Willy di kabarkan syok dan ia bingung harus kemana menca
Baca selengkapnya
Situasi Menegangkan
“Nak Arkana.” Suara Willy terdengar lemah dengan raut wajah memelas.Arkana segera menyambutnya, tidak perlu memelas pun ia akan membantu pria itu terlebih Zara adalah gadis yang sangat dicintainya.“Om tenang dulu, saya udah tau di mana Zara dan Tante Maya di sekap ... sekarang saya dan yang lain akan menjemput Zara.” “Nak!” Willy berseru sambil menggelengkan kepala. “Jangan ... ini masalah Om, biar Om yang menyelesaikannya sendiri dengan Baron.” Willy menyayangi pria yang mencintai anaknya itu, tidak ingin Arkana terseret oleh masalahnya. “Saya sudah menyiapkan uangnya, Om.” Arkana memberi kode kepada Roger agar membawakan dua tas hitam berisi uang.“Biar saya yang melakukan pertukaran.” Arkana menegaskan.Willy menahan tangan Arkana, ia menggelengkan kepala lagi. “Pikirkan keluargamu, pikirkan Zara ... biar Om saja dan bila Om tidak bisa keluar dari sana, tolong jaga Zara untuk Om.” Willy tidak dapat membendung air matanya, ia menangis menyesali pertemuannya di masa lampau hing
Baca selengkapnya
Menyelamatkan Zara
“Pak Baron, saya mohon ... anda bisa bunuh saya tapi tolong lepaskan anak dan istri saya ... mereka tidak bersalah.”Di tengah rasa sakit karena timah panas bersarang di tempurung lututnya, Willy Darmawan memohon kepada Baron sambil bersimpuh di lantai.“Bawalah uang ini dan pergilah,” ujar Baron sambil meringis.Pria itu tertawa tapi terdengar kering bahkan siapa pun pasti mengira bahwa tawa Baron hanya untuk menutupi ketakutannya.“Ada hubungan apa anda dengan Arkana Gunadhya?” tanya Baron, menaikan dagu Willy dengan moncong senjata api.Zara yang masih sadarkan diri berteriak sekuat tenaga tapi tertahan oleh kain yang menutupi mulutnya, wajahnya telah basah dengan keringat dan air mata.Tatapan Zara memohon agar Baron tidak melukai Ayahnya, satu timah panas saja di tubuh sang Ayah sudah cukup membuat hati Zara hancur berkeping-keping.“Nak Arkana adalah kekasih anak saya, dia juga yang membantu saya mengumpulkan uang sebanyak ini ... .” Willy memohon, apapun akan ia lakukan meski ha
Baca selengkapnya
Membereskan Masalah Pasca Penyerangan
Author Note :Teman-teman pembaca, Author meminta maaf karena ada kesalahan publish di Chapter sebelum ini.Tapi sudah Author publish ulang dan bisa teman-teman baca ulang ya, Terimakasih .**** “Berapa orang kita yang meninggal?” Arkana bertanya pada Darius yang berdiri di belakangnya.“Tiga orang ... tujuh luka berat dan sisanya luka ringan,” balas Darius melaporkan.“Beri santunan yang besar untuk keluarga tim kita yang meninggal dan beasiswa untuk anak-anak mereka,” titah Arkana dengan nada rendah.“Oke,” balas Darius cepat.Arkana menatap sendu pada wanita paruh baya yang terbaring tidak berdaya di atas ranjang ruang ICU.Dokter yang menangani Maya menceritakan banyak organ dalam di tubuh Maya yang rusak akibat benturan atau pukulan benda tumpul.Arkana menduga bila Baron menjadikan Maya pelampiasan karena ia tidak bisa habis-habisan menyiksa Zara mengingat gadis itu adalah incaran Jordi.Beberapa jam setelah selesai operasi—kondisi Maya menurun dan saat ini beliau sedang dalam
Baca selengkapnya
Mencari Dukungan
“Emh ... .” Desahan merdu terdengar memenuhi ruangan kamar dominasi warna coklat yang maskulin.Raditya mendorong tubuhnya cukup keras, menghujam Bunga yang tungkainya melingkar di pinggang pria itu.Peluh membanjiri tubuh mereka karena gelora hasrat membakar dari dalam.Bibir Raditya mengulum, mengisap bahkan menggigit puncak berwarna coklat yang telah mengeras di dada Bunga. Bunga melengkungkan tubuhnya ke atas, mendekap kepala Raditya di dadanya.“Yang lama di situ, Dit ... emh.” Bunga setengah memohon.Desahan Bunga yang sensual membuat gerakan Raditya kian cepat.Tidak puas dengan posisi tersebut, Raditya menegakan tubuh dan menggerakan Bunga agar merubah posisi berbaringnya menjadi menyamping tanpa melepaskan apa yang telah tertanam di dalam perempuan itu, Raditya kembali menghentak, awalnya perlahan kemudian lama-lama semakin kencang.Bunga yang mendapatkan hujaman bertubi-tubi mengerang, mendesah bahkan berteriak tidak peduli tetangga di apartemen Raditya akan mendengar.Rasa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status