“Kakak, ayo!” Daniel meloncat kegirangan, menarik lengan tebal Demian ceria. “Nanny bilang, putri tidur akan terbangun ketika diberi ciuman oleh pangeran tampan! Kakakku pasti bisa!” Di luar pintu, Zac masih bisa mendengar lontaran omong kosong barusan. Lantaran kesal, dia berbalik hendak kembali masuk untuk menyeret paksa Daniel. “Tenangkam dirimu,” sergah pria berkacamata di kursi tunggu. Dibalik kaca lensa, pupil merahnya mendingin. “Rumah sakit ini milik D’Angelo. Selagi Serena belum pulih, lebih baik bersikap tenang.” “Sialan,” umpatan Zac mengalun rendah. Kebencian menggali dadanya hingga berlubang. “Satu saja masih sulit disingkirkan, apalagi jika bertambah satu bajingan lagi!” monolognya, amat lirih. Berhubung lokasi Roderick cukup dekat, kalimat umpatan barusan pun terdengar jelas olehnya. Roderick mendorong gagang kacamata kerja dibatang hidungnya, menatap sebal ke Zac. “Kau sebut aku apa tadi?” Punggung Zachery tersentak, terkejut karena bisikannya berhasil dide
Last Updated : 2025-11-07 Read more