“Kalau rencana ini berhasil,” gumam Liam, suaranya serak dan dalam, “aku bakal kasih kamu lebih dari separuh aset yang kita selamatkan. Kamu pantas dapet semuanya.”Cintya menyentuh dada Liam dengan telapak tangannya, menatapnya dari dekat. “Aku gak butuh semua itu. Aku cuma butuh kamu tetap di atas. Karena kalau kamu runtuh, semuanya gak ada artinya.”Liam menatap mata Cintya dalam-dalam, lalu mencium bibir perempuan itu perlahan. Bukan ciuman tergesa, tapi ciuman yang menuntut—penuh strategi seperti rencana mereka, tapi tak kalah panas dari ambisi yang mereka bawa.Liam menarik napas dalam, lalu mencengkeram tengkuk Cintya dengan satu tangan—tidak kasar, tapi penuh kendali. Pandangannya menusuk lurus ke mata perempuan itu.“Kamu tahu,” bisiknya, suaranya turun setengah oktaf, “kalau aku bukan tipe pria yang gampang kagum. Tapi kamu… kamu selalu bikin aku kehilangan pijakan.”Cintya tidak mundur. Nafasnya mulai naik turun, tapi dia tetap mempertahankan kontak mata, tak gentar sedikit
최신 업데이트 : 2025-05-18 더 보기