"Ini special untukmu aku sudah membelikannya, ternyata sangat pas dan bagus kan?"Sarah mengangguk ragu."Makasih ini sangat indah.""Suka?""Iya aku sangat suka."Devan kembali tergugu dalam beberapa saat. Coba merangkai kata agar apa yang ia tak gugup. Tatapan yang seperti ini yang membuat ulu hati Devan semakin terasa deg-degan. Dalam hitungan detik, perubahan detak jantung Devan berdetak lebih cepat, sungguh Devan bisa mati rasa karena itu. "Shaka bagimana?" tanyanya mengalihkan rasa gugup. "Baik, bukanya tadi habis dari sini, Mas."Devan terlihat gugup. "Aduh, lupa."Sarah tertawa keras. "Mas, mas."Ketika rasa rindu tak lagi terkendali. Devan merasa nervous. Namun pada kenyataannya, Devan lah yang kalah. Kalah karena terus mencintai Sarah lagi dan lagi, kini, Devan tak lagi sendiri sudah bersama jantung hatinya.Raga Devan tiba-tiba membatu, jantungnya seolah mau copot keluar saat itu. Devan langsung mendekap raga Sarah dengan erat. "Mas, emm.""Apa?''"Emm bisakah itu kita tu
Terakhir Diperbarui : 2025-03-25 Baca selengkapnya