“Syakia!”Air mata mulai menetes dari sudut mata Abista. Pada akhirnya, sebelum sepenuhnya tidak sadarkan diri, dia hanya bergumam, “Jangan ... tinggalkan Kakak.”...Setelah keluar dari istana, Syakia tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menengadah ke langit. Beberapa saat kemudian, dirinya baru kembali tenang. Dia pun menoleh ke arah Hala yang menemaninya dari tadi.Syakia tersenyum dan berkata, “Hala, kamu nggak usah khawatir. Aku sudah nggak apa-apa.”Hala menatap senyuman Syakia yang sangat dipaksakan itu, lalu terdiam sejenak sebelum berkata, “Jangan sedih. Aku akan selalu berpihak padamu.”‘Nggak peduli apa pun yang kamu lakukan, aku akan percaya padamu,’ tambah Hala dalam hati.Setelah tertegun sejenak, Syakia baru tersadar bahwa Hala berkata begitu karena percakapannya dengan Abista sebelumnya. Dia pun tersenyum. Kali ini, senyumannya tidak sejelek sebelumnya lagi.“Iya, aku tahu. Makasih, Hala.”Setelah sesaat, Syakia kembali ke kereta kuda. Begitu naik ke kereta kuda, dia l
Magbasa pa