All Chapters of Satu Miliar Untuk ART : Chapter 51 - Chapter 60

"Jujur sama gue dong, sebenarnya kamu jatuh cinta sama siapa sih? Aku melihat dari gerak-gerikmu, sepertinya kamu sedang jatuh cinta," Tuan Alex mengorek hatinya Lego. "Ish, rahasia dong. Masa sih aku harus mengatakan sama elo, pokoknya ini rahasia hatiku," jawab Lego.Tuan Alex langsung mencebikkan bibirnya, wajahnya langsung cemberut, karena Lego tidak mau berterus terang pada dirinya. "Eh kapan sih persidangan Belda?" Tanya Lego mengalihkan pembicaraan. "Rencananya aku sekarang mau ke kantor polisi, saja Aku ingin bertemu dengan Belda. Aku ingin melihat kondisi dia itu bagaimana," jawab Tuan Alex. "Iya, aku jadi merasa kasihan sama dia, dulu aku memang membencinya. Di sebelah kejadian ini aku jadi kasihan sama dia," tukas Lego."Sama, aku juga turut prihatin. Mungkin aku juga salah, terlalu keras melarang Belda bertemu dengan anakku, aku waktu itu benar-benar membenci Dia. Tapi sekarang Aku sudah memaafkan dia, toh tidak ada gunanya menyimpan dendam," ucap tuan Alex.Lego bahag

"Nia!!!!" Teriak Titin setelah mendengar keterangan dari polisi, Titin langsung pingsan. Udin langsung menolong istrinya, meskipun wajahnya terlihat panik sekali. Titin langsung dibaringkan di atas kursi sofa, Nilam langsung duduk di samping ibunya, terlihat seorang art mengoleskan minyak kayu putih di hidung Titin. "Astagfirullah, cobaan apalagi Tuhan yang harus kami terima, tolong anak kami Nia," gumam Udin sambil menatap pilu istrinya. Sedangkan Tuan Alex masih terus menyimak apa yang sampaikan sama polisi itu. Dari awal sampai akhir, Tuan Alex tidak menyela sedikitpun."Begitulah ceritanya tuan, adiknya dari Nyonya diculik oleh seseorang sewaktu di pasar tadi. Kami sedang menyelidiki siapa sebenarnya penculik itu. Tapi kami harus mendapatkan laporan dulu dari pihak keluarga," ucap si polisi itu. Nilam langsung menutup wajah dengan kedua tangannya, terlihat air matanya berderai, dia terus menyebut nama adik keduanya itu. "Nia," desis Nilam."Jadi ini bagaimana Pak?" Tanya Tuan

Lego mendapat pesan dari Jojo, untuk segera meninggalkan mobil, dan mengikuti anak buah Jojo dari belakang. ( Mobil kamu simpan saja di sana, biar anak buahku yang mengawasi, mobil aku juga sama di pinggir jalan) Lego bergerak sedikit demi sedikit, mengikuti anak buah Jojo dari kejauhan, terlihat Jojo mengendap-endap masuk ke dalam semak belukar. Dari kejauhan Lego melihat sebuah gubuk kecil, terlihat pula Liza sedang berjalan menuju gubuk itu sambil menengok ke kanan dan ke kiri. Wajah Dia terlihat sangat panik, terlihat pula seorang pria yang tadi menculik Nia."Bagaimana kondisi target?" Tanya Lisa pelan, mungkin karena takut ketahuan. "Aman bos, dia ada di dalam," Liza buru-buru masuk sekolah dirasa cukup aman, si pria yang menculik Nia tadi juga ikut masuk ke dalam. Nia langsung tersentak saat melihat kehadiran Liza di hadapannya. Matanya hampir saja meloncat dari cangkang, karena tidak percaya dengan apa yang dilihat Nia."Ibu!" Pekik Nia. Liza langsung tersenyum sinis, ked

Yang namanya orang julid pasti ada di mana-mana, tinggal kita menyikapinya bagaimana. Jangan diambil pusing bawa santai saja, yang penting tidak merugikan mereka. Seperti hari ini, keluarga Udin akan sama siapa sebuah tempat yang terkenal di kota Ciamis, pergi berlibur ke situ Lengkong, atau mungkin bisa disebut danau kecil. Yang di tengah-tengahnya pulau kecil yang ditumbuhi pepohonan yang sudah berumur ratusan tahun. Mereka berangkat 2 mobil, Wak Ratmi juga ikut, tapi anak dalam menantunya tidak ikut. Sedangkan Nia dan Nino ikut dengan mobil kakaknya. "Ternyata kota Ciamis indah juga," ucap tuan Alex, yang memuji keindahan alam yang ada di kota kecil itu, dan hawanya memang lumayan sejuk. "Tapi di sini susah cari uang mas, hidup kami kebanyakan dari bertani, jadi para penduduk di sini, hidupnya dari bertani dan bercocok tanam palawija," ucap Nilam.Sedangkan Nizam duduk atas pangkuan Nia, memang dia terlihat lengket sama adiknya Nilam.Hampir satu setengah jam perjalanan, mereka

"Entahlah aku juga tidak tahu pak Yaris, sudah 3 hari ini dia mendekatiku, sampai membawakan makanan segala. Sebenarnya aku juga sungkan dan risih diperlakukan seperti ini, tapi aku juga tidak bisa menolak. Pak Yaris tahu sendiri, siapa Karin itu," ucap Perta."Iya, saya juga mengerti pak, siapa Karin itu. Menolak ajakan dia, imbasnya pasti sama kita, ikuti saja alurnya Pak Perta. Entahlah ada apa dengan Karin itu, saya juga benar-benar tidak mengerti, padahal pak Perta sudah mempunyai seorang istri, mungkin ada sesuatu yang spesial dalam diri Pak Perta, hingga Karin begitu terpesona," ceplos Yaris sambil terkekeh, sedangkan Pak Perta cuma tersenyum masam.Tak lama kemudian mobil sampai di depan rumah Yaris. Perta melihat rumah Yaris walaupun sederhana, tapi terlihat segar dan asri. "Sejuk juga suasana rumah kamu, adem seperti yang punyanya," Perta sedikit bercanda. "Ah, pak Perta bisa saja. Tapi memang tergantung penghuninya, aku sama istriku selalu adem, hehehehehe," tukas Yaris.