Primrose berlutut di depan makam Daisy. Sebuket bunga daisy yang segar ia letakkan tepat di samping nisan.“Selamat ulang tahun, Sayang,” katanya lirih. “Mama kangen kamu, Nak… Mama masih tidak tahu bagaimana menjalani hidup tanpa Daisy di sini.”Hari ini seharusnya menjadi hari yang spesial. Seharusnya ada tawa kecil Daisy, kue coklat stroberi, tiupan lilin, dan doa yang mereka panjatkan bersama. Primrose begitu larut dalam kesedihan, tidak menyadari langkah kaki yang mendekat. Barulah saat seseorang ikut berlutut di hadapannya, ia tersentak dan mendongak.Matthias.Pria itu menaruh sebuket bunga daisy di samping bunga yang baru saja diletakkan oleh Primrose. Dengan suara lembut, Matthias berkata, “Selamat ulang tahun, Daisy.”Primrose membeku, menatap pria itu dengan campuran keterkejutan dan emosi yang sulit ia uraikan.“Seharusnya aku merayakan ulang tahunnya dulu. Aku menyesal baru datang ketika dia sudah tidak ada di sini.”Primrose susah payah menelan ludah, dadanya terasa ber
Terakhir Diperbarui : 2025-04-02 Baca selengkapnya