Udara pagi di Teluk Ambon terasa berat, membawa aroma ketegangan yang lebih pekat dari biasanya. Matahari terbit seolah enggan menampakkan sinarnya, bersembunyi di balik awan mendung. Di rumah Aldo, suasana mencekam. Vika, Aldo, dan Lila duduk mengelilingi meja, di mana dokumen-dokumen bukti kejahatan Bapak Suryo terhampar, kini bukan hanya beban, tetapi juga senjata. Penemuan penyadap di kotak musik dan pengakuan pahit Lila telah mengubah dinamika permainan. Mereka tahu, Bapak Suryo bukan sekadar lawan, melainkan predator yang takkan ragu menghabisi mangsanya. "Kita sudah tahu dia mengawasi kita," Vika memecah keheningan, suaranya tenang namun sorot matanya tajam. "Dia menggunakan Lila, memanfaatkan rasa sayangnya pada neneknya. Itu berarti, dia tahu kelemahan setiap orang." Aldo mengepalkan tangannya. "Dia licik. Dia membangun jaringan, menyebar tentakelnya ke mana-mana. Kita harus membalasnya dengan cara yang sama, tapi lebih cerdas." Lila, meskipun masih dilingkupi rasa bersala
Last Updated : 2025-06-11 Read more