Geral menyesap espresso, meninggalkan pahit sekaligus pekat yang kuat di lidah. Dia berharap itu bisa menjadi cara ampuh menahan kantuk yang menyerang. Semalam ia sulit tidur gara-gara ucapan Rosa berhasil mengendap terlalu dalam di pikirannya.Sekilas pandangannya beralih ke meja lain di restoran hotel. Di sana, Wira dan Yunda duduk bersama menikmati sarapan, sementara ia duduk bersama Rosa agak jauh dari sana.Meski Wira kini sudah memiliki kekasih, dan bahkan mendukung penuh hubungannya dengan Yunda, tetap saja bayangan lama tak bisa sepenuhnya ia enyahkan. Bagaimanapun, sahabatnya itu pernah bersaing dengannya untuk mendapatkan hati Yunda.“Kita memang sahabat, Kawan. Tapi aku akan terus terang padamu bahwa aku juga tertarik pada gadis itu,” ujar Wira suatu hari, tepat setelah Geral dengan jujur mengakui ketertarikannya pada seorang gadis berparas cantik di kampus.Geral meringis, menganggap remeh, “Memangnya dia kenal padamu?”Wira tertawa, tawa yang lebih terdengar mengejek. Ali
Last Updated : 2025-08-31 Read more