Setengah jam kemudian, di sebuah vila super mewah di pinggiran kota…Lisa membawa Yoga masuk ke dalam kamarnya. Begitu masuk, dia melepas kacamata hitamnya. Wajah cantiknya langsung terpampang jelas—kulitnya mulus banget, putih kayak porselen, aura elegan maksimal.“Mas Yoga,” katanya dengan nada lembut, “Maaf banget kalau aku sempat nyinggung kamu tadi. Tapi beneran deh, habis kamu pergi, aku tiba-tiba jatuh sakit, muntah darah, dada rasanya kayak disayat-sayat. Bisa kamu sembuhin?”Lisa menatap Yoga dengan mata beningnya, penuh harap.“Tentu,” jawab Yoga tenang dan percaya diri. “Selama aku yang turun tangan, penyakit kayak gitu mah beres. Tapi sebelum mulai, aku butuh kerjasama kamu.”“Kalo kamu butuh apa-apa, bilang aja,” kata Lisa cepat.“Eh…” Yoga sempat ragu, lalu menatap wajah cantik Lisa. “Kamu… buka bajumu dulu.”“Hah?”Lisa langsung kaget, ekspresinya antara malu dan marah. Dia ini kan cewek tercantik se-Kota Dakarta. Banyak cowok ngantri jadi pacarnya, tapi dia nggak perna
Terakhir Diperbarui : 2025-05-06 Baca selengkapnya