Brakk… Tubuh Malika terhempas ke atas ranjang empuk berlapis seprai hitam satin yang dingin. Punggungnya menekan kasur dengan keras, membuat nafasnya tercekik sesaat. Matanya membelalak, napasnya terengah, kedua tangannya meraih sprei seakan mencari pegangan. Alex berdiri di tepi ranjang, menatapnya dari atas dengan sorot mata tajam, penuh has-rat sekaligus kepemilikan. Rahangnya mengeras, nafasnya berat. Tanpa berkata apa-apa, ia melepaskan jas hitamnya, lalu menjatuhkannya ke lantai marmer kamar. Malika menunduk, tubuhnya bergetar hebat. Jantungnya seakan ingin meledak. “A-Alex…” suaranya parau, lirih, penuh ketakutan bercampur pasrah. Alex menangkup kedua pergelangan tangan Malika dan menekannya ke atas ranjang, membuat gadis itu tak bisa bergerak. Wajahnya mendekat, begitu dekat hingga napas hangatnya menyapu pipi Malika. “Aku udah bilang, malam ini kamu milikku, Malik.” desisnya pelan namun menekan, tatapannya menusuk ke dalam jiwa Malika. Malika menutup mata rapat, air mat
Last Updated : 2025-10-01 Read more