"Hiks, hiks. Ayah, Ibu, ini gelap sekali. Mataku sakit. Aku takut."Orang tuaku yang pikirannya sudah dikuasai rasa iba, bahkan tidak memikirkan, kalau matanya mendadak sakit, bagaimana Emma bisa sampai ke kamar mereka dengan lancar di rumah asing ini?Namun, mereka hanya memeluk Emma dengan penuh kasih sayang, hampir menangis karena panik."Jangan takut, Emma. Ayah dan Ibu ada di sini."Dengan tubuh bergetar, Emma makin meringkuk di pelukan ibuku, tampak sangat ketakutan."Ayah, Ibu ... Aku benaran boleh tinggal di rumah ini? Hiks, hiks ... Barusan Aubrey ...."Mendengar ini secara diam-diam, hatiku langsung mencelos. Detik berikutnya, ayahku langsung menerobos masuk ke kamarku, menarikku dari tempat tidur saat aku masih pura-pura tidur."Kamu bilang apa ke Emma? Kenapa kamu begitu nggak tahu diri? Emma dari kecil sudah sakit-sakitan, hidupnya juga malang. Apa kamu nggak bisa mengalah sedikit?""Sudahlah, jangan begitu. Aubrey masih kecil. Ajari saja, nanti juga mengerti."Meskipun ib
Read more